Sabtu, 04 April 2020

SYEKH ABDUL QADIR JAILANI SHUFI?

SYEKH ABDUL QADIR JAILANI SHUFI?

Waktu saya masih remaja, di salah satu mushola di kampung, setiap malam jumat ada acara manaqiban Syekh Abdul Qadir Jaelani. Acara tersebut sangat ramai dan sangat dinanti oleh sebagian orang kampung. Karena selesai acara, dilanjutkan dengan makan besar, menyantap makanan yang enak-enak.

Ternyata yang dibaca adalah kitab manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani yang ditulis oleh Ja’far Ibn Hasan Ibn ‘Abd Al-Karim Ibn Muhammmad (1690-1764), isinya menggambarkan tentang berbagai keanehan (karomah) Syeikh Abdul Qadir Jaelani, sebagaimana kisah-kisah seorang Shufi, coba baca bukunya yang sudah banyak diterjemahkan.

Diantara isi bukunya adalah :

Pada waktu pertama kali masuk Irak, Syaikh Abdul Qadir Jailani ditemani Khidir, dan Syaikh belum pernah mengenalnya sebelum itu. Kemudian Khidir memberikan isyarat kepadanya agar ia tidak disalahi dan kalau sampai hal itu terjadi maka akan menjadi sebab perpisahan antara keduanya. Maka berkatalah Khidir kepadanya : Duduklah di sini ! Maka beliaupun duduk ditempat yang ditunjuk oleh Khidir itu selama tiga tahun, yang selalu dikunjunginya setiap setahun sekali dan katanya lagi: Janganlah engkau bergeser dari tempat itu sampai aku datang [Lubabul Ma'ani hal. 20]

Dan Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah bermimpi junub sebanyak 40 kali dalam waktu semalam.[Lubabul ma'ani, hal. 20-21].

Dan masih banyak cerita aneh lainnnya.

Kitab itu merupakan kitab yang tidak masuk di akal sehat, kecuali kalau akalnya error. Bagaimana tidak, tiga tahun tidak kemana-mana, kapan dia kencing, buang air besar, kapan dia makan dan minum, kapan berwudhu untuk shalat dan lain sebagainya. Apalagi dalam semalam 40 kali mimpi junub. Apa beliau tidak mandi-mandi?

Sungguh kitab ini karangan para penghayal. Bagaimana tidak menghayal, Syekh lahir tahun 470 H./1077 M. Wafat tahun 1166 M. Sedangkan Ja’far Ibn Hasan Ibn Abd Al-Karim Ibn Muhammad pengarang kitab manaqib wafat tahun 1764 M. Jaraknya hampir 598 tahun. Kok bisa-bisanya menceritakan tentang Syekh, coba diminta Sanadnya, pasti tidak nyambung.

Syekh Abdul Qadir Jaelani rahimahullah adalah seorang ulama ahlussunnah bermazhab hambali, bukan seorang SHUFI.

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: 

عبد القادر الجيلاني ليس صوفيا وإنما هو إمام جليل من قدماء أئمة الحنابلة . والطريقة القادرية المنسوبة الية مكذوبة علية وليست طريقة لة. المصدر . نقض كتاب تحقيق المقال للفريح ص. 136. حاشية 2

"Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah itu bukan pengikut sufi. Sesungguhnya beliau adalah seorang imam yang agung dari imam-imam madzhab hambali terdahulu.

Dan nama tarikat (sufiyah) Qadiriyah yg disandarkan kepada beliau adalah kedustaan atas nama beliau. Tarikat ini bukan metode (beragama) beliau". [Naqshu kitab Tahqiq al-Maqaal h.136].

AFM