اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنِّى أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karena aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, yang menjadi tempat bergantung semua makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak dilahirkan. Dan tidak ada seorangpun yang sepadan dengan-Nya.
Hadisnya:
Dinyatakan dalam hadis dari Buraidah bin Hashib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang membaca kalimat di atas. Kemudian beliau bersabda menyebutkan keutamaannya,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الأَعْظَمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh orang ini telah meminta kepada Allah dengan ismullah al-a’dzam (nama Allah yang paling agung), dimana, ketika seseorang berdoa dengan menyebut nama itu, maka doanya akan diijabahi. Daan apabila dia meminta kepada Allah dengan menyebut nama itu, maka dia akan diberi.
(HR. Ahmad 23654, Abu Daud 1495, Turmudzi 3812, dan disahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kedua, kalimat,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwa sesungguhnya segala pujian hanya milik-Mu, tiada sembahan yang benar kecuali Engkau, Yang Maha Pemberi karunia, Pencipta langit dan bumi, wahai Yang Maha Memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri.”
Hadisnya:
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa beliau pernah duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara ada orang yang shalat. Kemudian orang ini membaca kalimat di atas. Mendengar itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى
“Sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika seseorang berdoa kepada-Nya dengan nama tersebut maka Allah akan mengabulkannya, dan jika dia meminta kepada-Nya dengan nama tersebut maka Allah akan memenuhi permintaannya. (HR. Ahmad 12946, Abu Daud 1497, Nasai 1308, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ketiga, hadis dari Asma bintu Yazid, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِي هَذه الْآيَتَيْنِ {اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} وَ {الم اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} إِنَّ فِيهِمَا اسْمَ اللهِ الْأَعْظَمَ
Sesungguhnya pada dua ayat ini, [اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ] dan ayat [الم اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ] terdapat Ismullah al-A’dzam. (HR. Ahmad 27611, ad-Darimi 3456 dan dihasankan al-Albani).
Keempat, hadis dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, beliau menyatakan,
اسْمُ اللَّهِ الأَعْظَمُ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ فِى سُوَرٍ ثَلاَثٍ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَطَهَ
Ismullah al-A’dzam, apabila orang berdoa dengan menyebut namanya itu maka doanya akan dikabulkan, ada di tiga surat: al-Baqarah, Ali imran, dan Thaha. (HR. Ibnu Majah 3988, dan dishahihkan al-Albani).
Abu Abdurrahman al-Qosim mengatakan,
Akupun mencarinya dalam al-Quran, ternyata di surat al-Baqarah ada di awal ayat kursi,
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Kemudian di surat Ali Imran ada di ayat kedua,
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Dan di surat Thaha ada di ayat 111:
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ
(Silsilah as-Shahihah, 2/371).
Apa Saja Ismullah al-A’dzam?
Semua hadis shahih di atas, mengandung Ismullah al-A’dzam. Hanya saja, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menegaskan, nama Allah yang manakah yang merupakan Ismullah al-A’dzam. Dan jika kita rinci, kita bisa sebutkan sebagai berikut,
Allah [الله],
al-Ahad [الأَحَدُ],
as-Shamad [الصَّمَدُ],
al-Mannan [الْمَنَّانُ],
Pencipta langit dan bumi [بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ],
Pemilik keagungan dan kemuliaan [ذُو الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ]
Al-Hayyu [الْحَيُّ]
Al-Qoyyum [الْقَيُّومُ]
Dan di dua hadis terakhir ditegaskan bahwa Al-Hayyu [الْحَيُّ] dan Al-Qoyyum [الْقَيُّومُ] merupakan nama Allah yang paling agung itu.
Kata Kunci Doa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Ismullah al-A’dzam sebagai pengantar kemujaraban doa. Dengan menyebut nama ini, doa dan permohonan hamba menjadi lebih berpeluang untuk dikabulkan.
Karena itulah, bagian dari adab dalam berdoa, memperbanyak pujian sebelum menghaturkan doa.
Seperti membaca asmaul husna atau pujian Allah lainnya, yang disesuaikan dengan doa yang kita panjatkan.
Allah berfirman,
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. al-A’raf: 180)
Diantara mukadimah doa adalah kalimat seperti yang disebutkan dalam hadis di atas. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamin bahwa di dalamnya ada Ismullah al-A’dzam (nama Allah yang paling agung) dan ketika seseorang berdoa dengan menyebut nama itu, maka doanya akan diijabahi.
Allahu a’lam.
2 #
Memuji Allah sebelum berdoa bisa dilakukan dengan cara menyebut nama-nama Allah yang sesuai dengan isi doa yang kita sampaikan. Misalnya, kita mohon ampunan maka kita menyebut nama Allah “Al-Ghaffar” atau “Al-Ghafur” (yang Maha Pengampun).
Bisa juga membaca bacaan pengantar doa, di antaranya adalah dengan membaca lafal berikut,
اللَّهمَّ إِني أسألُكَ بأني أَشْهَدُ أنَّكَ أنْتَ اللهُ ، لا إلهَ إلا أنتَ، الأحَدُ الصَّمَدُ ، الذي لم يَلِدْ ولم يُولَدْ ، ولم يكن له كُفُوا أحَدٌ
Keutamaannya: Barang siapa yang berdoa dengan membaca bacaan di atas sebelum memulai doa maka doanya akan dikabulkan. (HR. Turmudzi dan Ahmad; dan dinilai sahih oleh Syekh Al-Albani)
Adapun salawat, maka hal tersebut bisa dilakukan dengan membaca “Allahumma shalli wa sallim ‘ala Muhammad“, baik sebelum atau seusai berdoa.
Sementara itu, hukum membaca doa dengan selain bahasa Arab dapat dirinci:
- Jika doa yang diucapkan adalah doa yang sifatnya umum dan lafalnya tidak ada dalam Alquran dan Sunah maka kita boleh menggunakan bahasa selain bahasa Arab, misalnya: bahasa Melayu. Sebagai contoh: Doa meminta tambahan rezeki atau meminta agar disegerakan berjumpa dengan jodoh.
- Jika doanya terkait dengan amal tertentu dan lafalnya telah ada dalam Alquran atau Sunah maka kita harus berdoa dengan menggunakan bahasa Arab. Misalnya: Doa setelah azan, doa setelah berwudhu, doa masuk kamar mandi, dan semacamnya.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits, (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).
Read more https://konsultasisyariah.com/4677-bagaimana-cara-memuji-allah-dan-bersalawat-sebelum-berdoa.html