# Fenomena Jahil Murokkab Di Masa Wabah #
Ternyata masih banyak bertebaran orang - orang jahil murokkab (Jahil namun tidak sadar bahwa dirinya jahil) yang menyuarakan agar masjid - masjid tetap dibuka selama pandemi, dan menyinyiri pemerintah serta MUI ketika mereka mengeluarkan kebijakan agar masjid - masjid ditutup, sehingga kaum muslimin beribadah di rumah masing - masing, sebagai tindakan pencegahan tersebarnya covid -19. Bahkan menuduh pemerintah melakukan konspirasi bla.. bla.. bla..
Saya hanya ingin sampaikan:
1. Pertama, Maukah Anda bertanggung jawab, jika wabah tersebut tersebar di tengah - tengah kaum muslimin yang melaksanakan ibadah di masjid - masjid? Dan fakta nya itu TELAH TERJADI di beberapa tempat.
2. Paham kah anda tentang konsep SADDU ADZ DZARI'AH (tindakan antisipasi sebelum terjadinya hal - hal yang tidak diinginkan) ? Kalau belum, pelajari konsep tersebut dengan benar di bwah bimbingan para 'Ulama.
Kalau nunggu sampai menjadi zona merah dulu, bukan lagi tindakan prefentiv namanya.
3. Siapkah anda menanggung konsekuensi dari MEMBANGKANG terhadap ulil amri ( para ulama dan umaro), yang semuanya mengintruksikan untuk beribadah di rumah.
4. Terakhir, saya ingin mengutip perkataan kyai kholil nafis: "Beribadah itu jangan pakai nafsu, tapi pakai ilmu".
Kiranya seluruh statement kita DIBANGUN DI ATAS ILMU BUKAN HAWA NAFSU. Ingatlah firman Allah ta'ala:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti (menyikapi) apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya". [Al Isra': 36].
Akhukum fillah: Muhammad Azizan Abu Urwah