Faedah:
Berkata penulis Zad Al-Mustaqni'
«ﻳﺼﺢ اﻗﺘﺪاء اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺑﺎﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ ... »
Sah seorang Ma'mum mengikuti imam (dalam keadaan dia) dalam masjid.
Asy-Syaikh Ibnul-Utsaimin menjelaskan ucapan penulis:
,«ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ» ﺃﻱ: ﻓﻲ ﻣﺴﺠﺪ ﻭاﺣﺪ، ﻓﻴﺼﺢ اﻗﺘﺪاء اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺑﺎﻹﻣﺎﻡ، ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻧﺖ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﺴﺎﻓﺎﺕ، ﻭﻇﺎﻫﺮ ﻛﻼﻣﻪ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﺃﻥ ﻳﻠﻲ اﻹﻣﺎﻡ،
"Di dalam masjid" maksudnya di dalam satu masjid, maka sah seorang Ma'mum mengikuti imam, sekalipun antara mereka berdua terdapat jarak (yang jauh). Zhahir ucapan penulis bahwasanya tidak disyaratkan bagi Ma'mum berada dekat setelah imam.
ﻓﻠﻮ ﺃﻥ ﺃﺣﺪا اﺋﺘﻢ ﺑﺎﻹﻣﺎﻡ ﻭﻫﻮ ﺑﻤﺆﺧﺮ اﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻭاﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﻣﻘﺪﻣﻪ ﻭﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﺜﻼ ﺧﻤﺴﻮﻥ ﻣﺘﺮا ﻓﺎﻟﺼﻼﺓ ﺻﺤﻴﺤﺔ، ﻷﻥ اﻟﻤﻜﺎﻥ ﻭاﺣﺪ، ﻭاﻻﻗﺘﺪاء ﻣﻤﻜﻦ، ....
Kalau sekiranya seorang berma'mum kepada imam dalam keadaan dia di belakang masjid dan imam di depannya, dan di antara mereka misalnya ada 50 meter maka shalatnya sah, karena tempat masih satu, dan mengikuti imam masih memungkinkan....
Kemudian:
ﻗﻮﻟﻪ: «ﺇﺫا ﺳﻤﻊ اﻟﺘﻜﺒﻴﺮ» ﺃﻱ: ﻻ ﺑﺪ ﻣﻦ ﺳﻤﺎﻉ اﻟﺘﻜﺒﻴﺮ؛ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ اﻻﻗﺘﺪاء ﺑﻪ ﺇﻻ ﺑﺴﻤﺎﻉ اﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﺇﻣﺎ ﻣﻨﻪ ﺃﻭ ﻣﻤﻦ ﻳﺒﻠﻎ ﻋﻨﻪ، ﻓﺼﺎﺭ ﺷﺮﻁ ﺻﺤﺔ اﻗﺘﺪاء اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﺑﺈﻣﺎﻣﻪ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﺷﺮﻃﺎ ﻭاﺣﺪا ﻓﻘﻂ، ﻭﻫﻮ: ﺳﻤﺎﻉ اﻟﺘﻜﺒﻴﺮ
Ucapan beliau "Jika dia mendengar takbir" maksudnya: (seorang ma'mum) harus mendengar takbir, karena tidak mungkin mengikuti imam kecuali dengan mendengar takbir. Baik itu dari (suara) imam atau orang yang menyampaikan. Sehingga menjadi syarat sahnya Ma'mum mengikuti imam jika dia dalam masjid disyaratkan satu syarat, yaitu mendengar takbir.
(Asy-Syarh Al-Mumti':4/296-297)
Kemudian beliau menyambung pembahasan bagi Ma'mum yang diluar masjid.
Ust Muhammad abu Muhammad pattawe