Haramnya daging anjing
Daging anjing haram dimakan, dan ini adalah pendapat jumhur ulama. Diantaranya dalilnya, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خمسٌ فَواسِقُ، يُقتَلنَ في الحرمِ، الفأرةُ، والعَقرَبُ، والحُدَيَّا، والغُرابُ، والكلبُ العَقورُ
“Ada lima hewan fasiq yang boleh dibunuh di tanah haram: tikus, kalajengking, burung buas, gagak dan anjing” (HR. Bukhari no. 3314).
Dalam riwayat lain:
خمسٌ فواسقٌ يُقتلْنَ في الحلِّ والحرمِ : الحيةُ ، والغرابُ الأبقعُ ، والفارةُ ، والكلبُ العقورُ ، والحُدَيَّا
“Ada lima hewan fasiq yang boleh dibunuh di luar tanah haram maupun di dalamnya: ular, gagak, tikus, anjing, dan burung buas” (HR. Muslim no. 1198).
Dalam hadits disebutkan lafadz al kalbul 'aquur. Dijelaskan oleh Al Baihaqi:
الكلب العقور فقيل : هو الكلب المعروف ، وقيل : كل ما يفترس ؛ لأن كل مفترس من السباع يسمى كلبا عقورا في اللغة
"al kalbul 'aquur adalah salah satu jenis anjing yang ma'ruf. Sebagian ulama mengatakan: al kabul 'aquur artinya semua binatang yang bertaring. Karena semua binatang buas yang bertaring disebut kalbun 'aquur dalam bahasa Arab" (Ma'rifatus Sunan, 7/473).
Para ulama juga mengharamkan daging anjing berdalil dengan hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhu beliau berkata:
نهى رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عن كلِّ ذي نابٍ من السِّباعِ . وعن كلِّ ذي مِخلَبٍ من الطيرِ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melarang makan binatang buas yang memiliki taring dan setiap burung buas yang memiliki cakar” (HR. Muslim no. 1934).
Demikian juga mereka berdalil dengan hadits:
ثَمنُ الكَلبِ خَبيثٌ
"Hasil jual anjing itu kotor" (HR. Muslim no. 1568).
Hadits ini melarang jual-beli anjing. Andaikan daging anjing boleh dimakan maka akan dibolehkan jual-belinya.
Dalam Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah disebutkan:
يرى جمهور الفقهاء حرمة أكل لحم كلّ ذي نابٍ يفترس به, سواء أكانت أهليّةً كالكلب والسّنّور الأهليّ, أم وحشيّةً كالأسد والذّئب
"Jumhur fuqaha berpendapat haramnya memakan daging semua binatang yang memiliki taring untuk berburu. Baik itu binatang jinak seperti anjing dan kucing, atau binatang liar seperti singa dan serigala".
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi mengatakan:
وَمِنْ ذَلِكَ الْكَلْبُ: فَإِنَّ أَكْلَهُ حَرَامٌ عِنْدَ عَامَّةِ الْعُلَمَاءِ، وَعَنْ مَالِكٍ قَوْلٌ ضَعِيفٌ جِدًّا بِالْكَرَاهَةِ
"Diantara hewan yang haram dimakan adalah anjing. Anjing dilarang untuk dimakan menurut jumhur ulama. Ada pendapat Imam Malik yang memakruhkan namun ini pendapat yang lemah" (Adhwa'ul Bayan, 2/303).
Dalam madzhab Maliki sendiri pendapat yang kuat adalah haramnya daging anjing. Dijelaskan oleh Ad Dasuqi dalam Asy Syarhul Kabir:
الَّذِي حَصَّلَهُ الحطاب فِي الْكَلْبِ قَوْلَانِ: الْحُرْمَةُ, وَالْكَرَاهَةُ, وَصَحَّحَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ التَّحْرِيمَ
"Yang disimpulkan oleh Al Hathab tentang daging anjing (dalam madzhab Maliki) ada dua pendapat: haram dan makruh. Ibnu Abdil Barr merajihkan pendapat haramnya".
Sehinga haramnya daging anjing adalah pendapat 4 madzhab fikih. Tidak ada keraguan tentang keharamannya.
Semoga Allah ta'ala memberi taufik.
**
Join channel telegram @fawaid_kangaswad