Sebagian orang mengatakan:
"Pendapat madzhab pasti berdasarkan dalil, sedangkan kita pasti jauh level ilmunya di bawah imam madzhab! Jadi siapa kita, berani²nya menyelisihi pendapat madzhab?!"
=====
Sanggahan:
1. Kita menyelisihi mereka, karena menurut kita pendapat mereka menyelisihi dalil, dan kedudukan dalil lebih tinggi daripada kedudukan pendapat madzhab.
2. Kita menyelisihi mereka, karena ada pendapat madzhab lain yg kita lihat lebih dekat kepada dalil.
Sehingga sebenarnya pertentangan bukan antara pendapat kita dg pendapat madzhab, tapi antara pendapat mereka dg pendapat madzhab lain yg selevel dan lebih dekat kepada dalil.
3. Seandainya kita benarkan alasan mereka di atas, maka akan banyak hal² yg bertentangan dg dalil menurut kita tapi harus kita terima, seperti:
a. Menikah tanpa wali, kita benarkan dan sah, karena ulama² hanafiyah mengatakan seperti itu .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
b. Melafalkan niat shalat, wudhu, puasa, tawaf, dan ibadah lainnya dianjurkan, karena ulama² syafiiyah mengatakan seperti itu .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
c. Kita boleh "istighatsah bil amwat" (meminta kepada mayit), karena banyak ulama madzhab membolehkannya .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
d. Akidah Asy'ariyyah tidak ada masalah, karena banyak ulama madzhab akidahnya demikian .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
e. Kita boleh memberontak kepada pemimpin yg zalim, karena sebagian ulama madzhab membolehkannya .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
f. Ketika sujud sahwi disunnahkan membaca سبحان من لا ينام ولا يسهو .. karena begitulah pendapat dalam madzhab Syafii .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
g. Kita dianjurkan mentalqin mayit setelah dikuburkan, karena begitulah pendapat dlm madzhab syafii .. dan level ilmu kita jauh di bawah mereka.
Dan silahkan diteruskan sendiri dengan menyebutkan masalah² yg lain yg menyelisihi dalil menurut kita, dan itu tidak sedikit.
Tentu tidak benar jika kita harus mengikuti pendapat madzhab yg menurut kita tidak sesuai dalil, meskipun ilmu kita tidak selevel dengan mereka .. karena kewajiban kita adalah mengikuti dalil sesuai pemahaman kita, bukan mengikuti pemahaman mereka.
Intinya: menjunjung tinggi dalil dan pemahaman salaf -rahimahumullah- harus tetap kita kedepankan saat kita belajar fikih.
Wallahu a'lam.
Silakan dishare .. Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Ustadz Dr musyaffa ad dariny