Al Qur’an dan Hadits vs Akal.
Sumber utama dalam beragama adalah dalil naqli, Al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’.
Adapun akal pikiran manusia maka itu sekedar alat bantu untuk memahami dalil bukan sebagai sumber hukum beragama, apalagi menjadi acuan dalam menerima dalil.
Bila memang harus mamilih pada saat dianggap terjadi bertentangan, maka dalil Al Qur’an dan As Sunnah lebih didahulukan dibanding akal pikiran manusia.
Akal pikiran manusia bisa jongkok, atau konslet, atau kudet, atau kuper atau tulalit, sedangkan dalil Al Qur’an dan As Sunnah pasti benar.
Demikianlah prinsip beragama ummat Islam.
اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Terjemahan
Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (An Nur 51)
Ustadz Dr muhammad arifin badri Ma