Gerhana tidak membuktikan apapun terkait awal bulan, karena kalau bicara ilmu hisab, semua sepakat bahwa konjungsi/ijtimak memang akan terjadi pada hari Kamis besok, insyaallah.
Titik perbedaannya bukan pada keakuratan ilmu hisab yang digunakan, atau bahwa terbukti nanti tanggal sekian akan purnama, dst. Sama sekali bukan itu.
Titik perbedaannya adalah: Apakah awal bulan ditentukan dengan hisab, ataukah dengan RUKYAT (melihat langsung) bulan baru dengan mata.. Yang nanti kembalinya kepada KRITERIA ketinggian derajat ketika matahari terbenam, apakah IMKAN (memungkinkan) untuk dilihat (RUKYAT) ataukah mustahil terlihat.
Muhammadiyah kriteria-nya adalah wujudul hilal, sehingga ijtimak sebelum maghrib bagi mereka sudah masuk bulan baru. Sedangkan MABIMS (baru) menetapkan minimal 3 derajat karena bagi mereka itu kriteria agar hilal sudah tidak mustahil untuk dilihat.
Sekali lagi, ilmu hisabnya disepakati, tapi kriteria masuknya bulan baru berdasarkan ilmu hisab tsb, itulah yang membedakan.
Trus, berarti imkanur rukyat itu pakai hisab juga dong? Iya, tapi hisab dijadikan alat bantu. Rukyat tetap dilakukan sebagai bentuk mengikuti perintah Nabi untuk berpuasa dan berhari raya karena MELIHAT hilal.
Ustadz ristiyan ragil