Jisem dinafikan bukan malah dijadikan tolok ukur untuk menolak sifat Allah. Oke?
Ibnu Abi Ya’la meriwayatkan dari Yunus bin Abd al-Ala al-Misri mengisahkan: Aku mendengar Abu Abdullah Muhammad Ibn Idris al-Syafi'i menjawab seseorang yang bertanya kepadanya tentang sifat-sifat Allah dan apa yang harus dipercayai tentang masalah tersebut, beliau menjawab:
لله تبارك وتعالى أسماء وصفات جاء بها كتابه وأخبر بها نبيه - صلى الله عليه وسلم - أمته........ أخبار الله سبحانه وتعالى أتانا أنه سميع وأن له يدين بقوله " بل يداه مبسوطتان " وأن له يميناً بقوله " والسموات مطويات بيمينه " وأن له وجهاً بقوله " كل شيء هالك إلا وجهه " وقوله " ويبقى وجه ربك ذو الجلال والإكرام " وأن له قدماً بقول النبي - صلى الله عليه وسلم -: " حتى يضع الرب فيها قدمه " يعني جهنم وأنه يضحك من عبده المؤمن بقول النبي - صلى الله عليه وسلم - للذي قتل في سبيل الله " إنه لقي الله وهو يضحك " إليه وأنه يهبط كل ليلة إلى سماء الدنيا بخبر رسول الله - صلى الله عليه وسلم - بذلك وأنه ليس بأعور بقول النبي - صلى الله عليه وسلم -: " إذ ذكر الدجال فقال: إنه أعور وإن ربكم ليس بأعور " وأن المؤمنين يرون ربهم يوم القيامة بأبصارهم كما يرون القمر ليلة البدر وأن له إصبعاً بقول النبي - صلى الله عليه وسلم -: " ما من قلب إلا وهو بين إصبعين من أصابع الرحمن عز وجل " فإن هذه المعاني التي وصف الله بها نفسه ووصفه بها رسوله - صلى الله عليه وسلم - مما لا يدرك حقيقته بالفكر والروية فلا يكفر بالجهل بها أحد إلا بعد انتهاء الخبر إليه بها فإن كان الوارد بذلك خبراً يقوم في الفهم مقام المشاهدة في السماع وجبت الدينونة على سامعه بحقيقته والشهادة عليه كما عاين وسمع من رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ولكن يثبت هذه الصفات وينفي التشبيه كما نفى ذلك عن نفسه تعالى ذكره فقال: " ليس كمثله شيء وهو السميع البصير " .
Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi, memiliki nama-nama dan sifat-sifat sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an dan dikabarkan oleh Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada umatnya .......
Berita Allah Subhanahu wa Ta’ala telah datang kepada kita bahwa Dia Maha Mendengar, dan bahwa Dia memiliki tangan sebagaimana ditegaskan pada firman-Nya: “Tidak, tangan-Nya terbentang (senantiasa memberi), (Al Maidah 64) .
Dan bahwa Dia memiliki tangan kanan sebagaimana ditegaskan pada firman-Nya : “Dan langit terlipat di tangan kanan-Nya, (Az Zumar 67).
Dan bahwa Dia memiliki wajah, sebagaimana ditegaskan pada firman-Nya: “Segala sesuatu dapat binasa kecuali wajah-Nya” (Al Qashash 88) dan firman-Nya, “Dan tetap ada wajah Tuhanmu yang agung dan mulia.” (Ar Rahman 27)
Dan bahwa dia memiliki dua kaki, sebagaimana ditegaskan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : "Sampai Tuhan menginjakkan kaki-Nya ke neraka Jahannam".
Dan bahwa dia tertawa melihat hamba-Nya yang beriman yang gugur di medan perang, sebagaimana ditegaskan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : "Dia menghadap Allah yang tertawa padanya.”.
Dan bahwa Dia turun setiap malam ke langit dunia sebagaimana ditegaskan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang itu.
Dan bahwa Dia tidak bermata satu, sebagaimana ditegaskan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyebutkan Dajjal: Dajjal salah satu matanya cacat, sedangkan Tuhanmu tidak cacat mata-Nya."
Dan bahwa orang-orang beriman akan melihat Tuhan mereka pada hari Qiyamat dengan mata mereka sebagaimana mereka mereka melihat bulan pada malam bulan purnama.
Dan Allah memiliki jari, sebagaimana ditegaskan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :: “Tidak ada satu hatipun melainkan berada di antara dua dari jari-jari Ar Rahman (Dzat Yang Maha Penyayang,) Azza wa Jalla."
Ini adalah makna-makna yang Allah gambarkan tentang diri-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam gambarkan tidak dapat didapat hanya berbekalkan akal pikiran dan penglihatan/pengamatan. Karenanya tidak ada seorangpun yang dinyatakan kafir karena ketidaktahuannya tentang masalah ini kecuali setelah berbagai dalil di atas sampai kepadanya.
Bila berbagai kabar (dalil) ini telah sampai kepadanya dan ia memahaminya secara meyakinkan bagaikan keyakinan tentang sesuatu yang ia saksikan secara langsung, maka ia majib meyakininya (beriman dengannya) dan bersaksi dengannya sebagaimana bila ia bersaksi dengan sesuatu yang ia saksikan dan dengar secara langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Ia wajib menetapkan sifat sifat ini dan menjauhi sikap tasybih (menyerupakannya dengan sifat makhluq) sebagaimana Allah Ta’ala sendiri telah menafikan keserupaan sifat-Nya dengan makhluq, dengan firman-Nya: "Tidak ada yang menyerupai Dia, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (As Syura 11) (Thabaqaat Al Hanabilah 1/283)
Abul Hasan Al Asya’ari juga berkata serupa:
وقال اهل السنة واصحاب الحديث ليس بجسم ولا يشبه الاشياء وانه على العرش كما قال عز و جل الرحمن على العرش استوى ولا نقدم بين يدى الله في القول بل نقول استوى بلا كيف وانه نور كما قال تعالى الله نور السموات والارض وان له وجها كما قال الله ويبقى وجه ربك وان له يدين كما قال خلقت بيدى وان له عينين كما قال تجرى بأعيننا وانه يجىء يوم القيامة وملائكته كما قال وجاء ربك والملك صفا صفا وانه ينزل الى السماء الدنيا كما جاء في الحديث ولم يقولوا شيئا الا ما وجدوه في الكتاب او جاءت به الرواية عن رسول الله
Dan Ahlus Sunnah dan Ashabul hadits mengatakan bahwa: Allah bukan tubuh dan tidak menyerupai benda apapun, dan bahwa Allah bersemayam di atas Aresy, seperti yang difirmankan Allah Azza wa Jalla: Ar Rahman berada di atas Aresy bersemayam.
Kita tidak lancing mendahului Allah dalam suatu ucapan (keyakinan). Namun kita meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Aresy, tanpa menanyakan: bagaimana. Dan bahwa Allah adalah cahaya sebagaimana Allah firmankan: Allah adalah cahaya langit dan bumi. (An Nur 35)
Dan bahwa Allah memiliki wajah, sebagaimana Allah firmankan : Dan tetap ada wajah Tuhanmu.” (Ar Rahman 27)
Dan bahwa Dia memiliki dua tangan, sebagaimana Allah firmankan: Sesuatu yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku, (Shaad 76)
Dan bahwa Dia memiliki dua mata, sebagaimana Allah firmankan: Yang berlayar dengan penglihatan (pemeliharaan) Kami (Al Qamar 12)
Dan bahwa Dia akan datang pada hari Qiyamat dan malaikat-Nya sebagaimana Allah firmankan : Dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.(Al Fajer 22)
Dan Dia akan turun ke langit terdekat (langit dunia), seperti yang telah ditegaskan dalam hadits.
Mereka (Ahlussunnah) tidak mengatakan apa-apa tentang Allah kecuali apa yang mereka temukan dalam Al Qur’an atau ditegaskan dalam riwayat dari Rasulullah. (Maqalaat Al Islamiyyin oleh Abul Hasan Al Asy’ari hal 211)
Bila anda bertambah penasaran dengan pembahasan semisal ini, anda bisa bergabung dengan para penuntut ilmu di sini: https://pmb.stdiis.ac.id/
Ustadz Dr muhamad.arifin badri Ma