10 amalan menggapai cinta Alloh Ta'ala :
1. Tilawah quran dgn tadabbur.
2. Mengamalkan sunnah2 .
3. Selalu berdzikir.
4. Mendahulukan amalan yg di Cintai Alloh .
5. Memahami Nama2 Nya Yang Maha Bagus dan Sifat2 Nya Yang Maha Tinggi.
6. Melihat dan mengingat kebaikan2Nya dan ni'mat2Nya.
7. khusyu' hati di hadapan Nya.
8. Menyendiri lalu ber istighfar dan taubat.
9. Duduk dgn orang2 jujur dan sholeh.
10. Menjauhkan diri dari semua yg menghalangi hati dengan Alloh Ta'ala.
-Ibnul Qoyyim di madaarij salikiin-
قال ابن القيم رحمه الله:
الأسباب الجالِبَة لمَحَبَّةِ الله عَشرَة: قِراءة القرآن بتَدَبُّر، والتَّقرُّب إليه بالنَّوافِل، ودوام ذِكْرِه، وإيثار مَحابِّه، ومُطالَعة القلب لأسمائه وصِفاته، ومُشاهدة إحسانِه ونِعَمِه، وانكسار القلب بين يديه، والخَلْوَة به بالاستِغفار والتوبة، ومُجالَسة المُحِبِّين الصادِقين، ومُباعَدة كل سَبب يَحُول بين القلب وبين الله عز وجل. منقول....
مدارج السالكين لابن القيم: (3/18، 19)
أحدها: قراءة القرآن بالتدبر والتفهم لمعانيه وما أريد به.
1). Membaca Al Qur’an dengan tadabur serta memahami makna-maknanya seperti yang dikehendaki-Nya. Al Qur’an adalah kalamullah yang datang lagsung dari-Nya dan berisi apa yang dimaui Allah Swt. Tidak mungkin orang bisa memahami maksud lawan bicaranya jika tidak mengerti bahasa komunikasinya. Memang membaca Al Qur’an adalah ibadah dan akan mendapatkan banyak kebaikan meskipun tidak paham. Namun,tujuan Al Qur’an diturunkan adalah dalam rangka sebagai petunjuk hidup yang mengharuskan untuk memahaminya terlebih dahulu sebelum diamalkan. Allah Swt berfirman mendorong hamaba-Nya untuk mentadabburi Al Qur’an.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29). Ibnul Qayyim ra menyatakan, “Apabila engkau ingin memetik manfaat dari Al-Qur’an, maka fokuskan hatimu saat membaca dan mendengarkannya. Pasang baik-baik telingamu dan posisikanlah diri seperti posisi orang yang diajak bicara langsung oleh Dzat yang memfirmankannya. Al-Qur’an ini makin sempurna pengaruhnya bergantung pada faktor pemberi pengaruh yang efektif, tempat yang kondusif, terpenuhinya syarat, terwujudnya pengaruh, dan ketiadaan faktor yang menghalanginya. Semua ini telah terkandung dalam firman Allah,
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf: 37).Dari awal surah Qaf hingga ayat ke-37 ini namanya faktor pemberi pengaruh. Sedang Firman-Nya: Bagi orang yang punya hati, berarti hati yang hidup. Ini representasi dari tempat yang hidup. Sebagaimana disebutkan pula dalam surah,
لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ
“Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.” (QS. Yasin: 70). Dan Firman-Nya “atau yang menggunakan pendengarannya”, maksudnya mengarahkan pendengarannya dan memasang indra dengarnya pada apa yang diucapkan padanya. Ini namanya syarat terwujudnya pengaruh. Firman-Nya “sedang dia menyaksikannya” maksudnya, hatinya menyaksikan, hadir dan tidak ke mana-mana, serta mendengarkan kitab Allah. Orang yang hatinya menyaksikan dan memahami, hatinya tidak lupa maupun lalai. Ini menunjukkan untuk tadabbur Al-Qur’an harus menghilangkan faktor yang menghalangi, yaitu kelalaian dan tidak hadirnya hati dari apa yang diucapkan padanya, dari memperhatikan dan merenungkannya. Bila ada faktor pengaruh yaitu Al-Qur’an, tempat yang kondusif yaitu hati yang hidup, syarat juga terpenuhi yaitu mendengarkan dengan seksama, faktor penghalang tidak ada yaitu kelalaian dan memahami maksud ucapan, dan berpaling pada sesuatu yang lain, niscaya muncul pengaruh, yaitu kemampuan mengambil manfaat dan mengambil peringatan.” ( Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim, hlm. 5, 6, 156; dinukil dari Al-Khusyu’ fii Ash-Shalah, hlm. 225-226). Sehingga secara ringkas langkah untuk mentadabburi Al-Qur’an adalah dengan adanya ayat yang dibaca,hati yang hidup,mendengarkan dengan seksama,dan tidak lalai dan memahami maksud ucapan.
الثاني: التقرب إلى الله تعالى بالنوافل بعد الفرائض.
2). Mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan mengerjakan amalan- amalan sunnah sesudah mengerjakan amalan- amalan yang wajib. Ini adalah konsekwensi dari pemahaman atas tadabbur Al Qur’an sebelumnya. Jika semua perintah dikerjakan dan larangan dihindari semaksimal mungkin serta ditambah dengan amalan sunnah sebagai pelengkap maka kedudukan tinggi akan diperolehnya. Dia akan naik derajat menjadi wali Allah Swt. Ibnu Taimiyah ra mengatakan,
فَكُلُّ مَنْ كَانَ مُؤْمِنًا تَقِيًّا كَانَ لِلَّهِ وَلِيًّا
“Setiap orang mukmin (beriman) dan bertakwa, maka dialah wali Allah.” (Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2/224, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H). Wali Allah bukanlah orang yang memiliki ilmu sakti, bisa terbang, memakai tasbih dan surban. Namun yang dimaksud wali Allah sebagaimana yang disebutkan oleh Allah sendiri dalam surat Yunus ayat 62 dan 63.
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” “Syarat disebut wali Allah adalah beriman dan bertakwa.” (Majmu’ Al Fatawa, 6/10).
الثالث: دوام ذكره على كل حال باللسان والقلب والعمل والحال، فنصيبه من المحبة على قدر هذا
3).Senantiasa mengingat (berdzikir) dan menyebut Asma-Nya dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam hati maupun lisan, dalam perbuatan serta disetiap keadaan, Cinta yang didapatnya dipengaruhi oleh Dzikir ini. Wali adalah kekasih Allah Swt yang akan selalu mencintai-Nya. Bukti kecintaan tersebut adalah selalu mengingat-Nya dalam bentuk dzikir kepada-Nya. Dengan berdzikir maka hati akan menjadi tenang sebagai wujud Allah Swt telah dekat dan mencintai-Nya. Dalam Al-Quran Allah menjelaskan pada surat Ar-Ra’d Ayat 28:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
الرابع: إيثار محابه على محابك عند غلبات الهوى.
4).Lebih mementingkan cinta kepada Allah Swt dari pada cintamu pada saat engkau dikalahkan hawa nafsumu.” Ini sangat logis sekali,mana mungkin Allah Swt akan memberikan cinta-Nya kepada orang yang tidak serius dalam mencintai diri-Nya. Cinta Allah Swt sebanding dengan kecintaan manusia kepada-Nya.
الخامس: مطالعة القلب لأسمائه وصفاته ومشاهدتها.
5).Mengarahkan perhatian hati kepada Asma dan Sifat-Nya, dan mempersaksikanya.” Perhatian seseorang yang sedang kasmaran pasti sangat besar terhadap yang sedang dicintainya. Dia bisa demikian setelah menyaksikan kebaikan atau adanya sesuatu yang layak untuk dicintainya. Kemudian apa yang telah disaksikan tersebut akan disampaikan kepada pihak luar sebagai bukti kecintaan-Nya.
السادس: مشاهدة بره وإحسانه ونعمه الظاهرة والباطنة.
6).Mempersaksikan dan menyebut-nyebut kebaikan, kemurahan, karunia, serta nikmat Allah Swt baik yang lahir maupun batin.” Perbuatan yang demikian ini akan bisa memupuk cinta kepada Allah Swt sehingga Allah Swt pun membalasnya dengan kecintaan pula.
اللَّهِ وهو أعجبها- انكسار القلب بين يدي. السابع:
7).Memasrahkan serta menghinakan diri secara total kepada Allah Swt. Orang yang mencintai sesuatu pasti akan menjadi budaknya. Dan memang seharusnya manusia menjadi budak atau hamba dari Sang pencipta-Nya. Menghambakan diri kepada Allah Swt tidaklah hina,justeru akan mendapatkan kemuliaan dan derajat yang sangat tinggi.
الثامن: الخلوة وقت النزول الإلهي، وتلاوة كتابه ثم ختم ذلك بالاستغفار والتوبة
8.Menyendiri bermunajat kepada Allah Swt saat Dia turun kelangit Dunia, Memohon kepada-Nya, Membaca kalam-Nya menghadap dengan segenap hati kemudian menutup dengan istiqfar dan taubat kepada-Nya. Jika benar-benar mencintai Allah Swt dan benar cintanya,maka akan bersegera ketika yang dicintainya sedang datang mendekat. Allah Swt secara rutin datang ke langit dunia untuk menyapa dan memenuhi kebutuhan hamba-Nya di sepertiga akhir malam. Maka,pada waktu istimewa tersebut pasti akan digunakan untuk bisa menemui kekasih yang sangat dicintainya
التاسع: مجالسة المحبين الصادقين، والتقاط أطايب ثمرات كلامهم، ولا تتكلم إلا إذا ترجحت مصلحة الكلام وعلمت أن فيه مزيدا لحالك ومنفعة لغيرك.
9).Berkumpul dengan hamba-hamba lainya yang mencintai-Nya dengan benar, memetik buah buah segar dari perkataan mereka, sebagaimana memetik buah segar dari pohonnya, tidak berkata sehingga yakin perkataannya mendatangkan maslahat serta menambah kebaikan dan manfaat bagi saudara kamu yang lainya. Seseorang tidak akan berani menyakiti orang yang dicintainya dengan melanggar apa yang diperintahkan. Bergaul dengan orang saleh adalah perintah Allah swt,maka sudah sewajarnya bagi orang yang mengharapkan cinta Allah Swt untuk bergaul dengan orang-orang saleh saja demi menjaga kecintaan Allah Swt.
العاشر: مباعدة كل سبب يحول بين القلب وبين الله عز وجل .
10).Menyingkirkan segala sebab yang dapat membuka jarak antara hati ini dengan Allah Swt. Cinta haruslah dipertahankan,karena cinta juga mempunyai pemutus. Betapa sulitnya untuk mendapatkan cintanya Allah Swt,maka begitu ada indikasi telah mendapatkan cinta agung tersebut seharusnya dipertahankan secara mati-matian agar tidak hilang begitu saja. Semua perkara yang bisa melenyapkan cinta tersebut wajib dihindari sedemikian rupa. Menjaga kedekatan dengan Allah Swt menjadi tugas utama yang sangat penting sekali. Semoga kecintaan Allah Swt bisa terwujud dalam kehidupan kita berkat mengamalkan semua penyebab datangnya cinta diatas. Aamiin.
Ustadz abu sa'dy