Senin, 13 April 2020

Kajian Tematik | Telah Datang Bulan Ramadhan (02)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 20 Sya’ban 1441 H / 14 April 2020 M
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kajian Tematik | Telah Datang Bulan Ramadhan (02)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan2020-02
〰〰〰〰〰〰〰

*TELAH DATANG BULAN RAMADHĀN (2)*


بسم اللّه 
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، ولاحول ولا قوة إلا بالله أما بعد 

Ma'asyiral Muslimin, para pendengar rahīmakumullāh.

Di sesi pertama telah kita bawakan satu hadīts dari Abū Hurairah tentang Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengingatkan shahabatya akan datangnya bulan Ramadhān, bulan yang penuh berkah ini. 

Dan tentunya sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di awal Beliau ucapkan: ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ - dalam riwayat lain: أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ , artinya, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhān."

Di sini terdapat: تحريك  للقلوب, disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr Hafīzhahullāh.

تحريك  للقلوب لتستشعر قيمة هذا الشهر ومكانته 

Di sini terdapat satu kata yang menggerakan hati seorang muslim (mukmin), sehingga mereka merasakan betapa agungnya, betapa tingginya nilai bulan Ramadhān ini.

"Telah datang kepada kalian bulan Ramadhān".

Maksudnya, hendaklah kalian persiapkan diri kalian dalam menghadapi tamu yang agung ini. 

Persiapkan diri kalian akan kedatangan bulan yang luar biasa ini yaitu Ramadhān, sehingga bulan Ramadhān ini kita anggap sebagai: ضيف كريم (tamu yang mulia), ووافدعزيز (utusan yang berharga) bagi jiwa setiap mukmin. Seorang mukmin tentunya merasa senang dengan kedatangan tamu yang mulia ini. 

Jika kita qiyaskan (analogikan) misalnya kalau kita diberi kabar bahwa rumah kita akan kedatangan seorang yang shālih, orang yang baik hati, orang yang kaya raya, orang yang dermawan, juga memiliki kedudukan yang tinggi. Tentu sikap kita ketika mendapatkan kabar seperti itu, kita akan bersiap-siap, bahkan sebisa mungkin kita mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk bisa menyambut tamu yang mulia itu. 

Itu baru manusia, yang tentunya tidak lebih mulia daripada bulan Ramadhān. 

Bulan Ramadhān, Allāh telah siapkan bulan ini untuk menggembleng kaum muslimin dan mukminin agar mereka kembali menjadi orang-orang yang bertakwa. Karena tujuan syari'at puasa di bulan Ramadhān adalah:

 لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

_"Agar kalian bertaqwa."_

(QS Al Baqarah:183)

Namun pendengar rahīmakumullāh, orang dalam menghadapi bulan Ramadhān ini berkelompok-kelompok, mereka terbagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu:

⑴ Orang yang ketika datang bulan Ramadhān dia sibuk ke pasar, mempersiapkan diri dengan membeli berbagai macam makanan untuk satu bulan penuh.

Dia membeli makanan yang banyak karena dia berpikir orang yang berpuasa ketika sahur dan berbuka puasa harus banyak makan, jadi orang ini termasuk kelompok yang menghadapi bulan yang penuh berkah ini dengan makanan dan minuman. 

Mereka membeli makanan berlebihan dan tidak jarang selepas Ramadhān orang-orang kelompok ini malah bertambah berat badannya, bertambah juga penyakitnya. 

⑵ Orang yang mempersiapkan Ramadhān dengan membeli alat-alat (permainan) yang akan mereka gunakan untuk begadang di malam hari.

Mereka menghabiskan waktu malam mereka dengan berbagai macam permainan yang tidak bermanfaat.

⑶ Orang yang Allāh beri taufiq, mereka mempersiapkan diri dalam menghadapi bulan Ramadhān itu dengan membuat berbagai macam jadwal ibadah, seperti membaca Al Qur'ān, membaca buku-buku para ulama, menghadiri majelis-majelis ilmu dan kegiatan lain yang bermanfaat. 

Mereka menata rapih kegiatan selama bulan Ramadhān dengan sebaik mungkin.

⑷ Orang yang merasa sempit dengan datangnya bulan Ramadhān, mereka merasa Ramadhān menganggu aktifitas dan rutinitas sehari-hari mereka. Rutinitas sehari-hari mereka menjadi melelahkan. 

Karena kesempatan untuk mencari nafkah menurut mereka  menjadi lebih sempit, jam kantor menjadi berkurang, jam kerja juga berkurang dan seterusnya.

Sehingga menurut mereka bulan Ramadhān adalah bulan yang sempit yang bahkan mengganggu (na'ūdzu billāhi min dzālik).

⑸ Orang yang ketika Ramadhān datang atau tidak, sama saja (tidak ada bedanya) seperti bulan-bulan yang lain, mereka tidak bergerak sama sekali untuk beribadah (biasa saja tidak ada yang istimewa menurut mereka).

Sesungguhnya ini adalah kerugian yang sangat besar dan menjadikannya terlewat (luput) dari pahala yang sangat besar.

Dan sebaik-baik orang dari kelompok-kelompok tadi dalam menghadapi bulan Ramadhān adalah yang kelompok ketiga yaitu orang yang mempersiapkan diri menuju akhirat, fokus beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tentunya dengan tidak melalaikan urusan dunianya.

Mereka sudah menata rapih, menertibkan jadwal ibadahnya di bulan Ramadhān yang penuh keberkahan dan pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Demikian para pendengar rahīmakumullāh jenis-jenis manusia dalam menghadapi bulan Ramadhān, dan In syā Allāh akan kita lanjutkan pada sesi berikutnya.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______________