Selasa, 21 April 2020

DOA MELIHAT KENIKMATAN PADA ORANG LAIN DAN MENGHARAPKAN SEPERTINYA

DOA MELIHAT KENIKMATAN PADA ORANG LAIN DAN MENGHARAPKAN SEPERTINYA

Al-Imam Bukhari rahimahullah dalam kitabnya yang dianggap sebagai kitab tershahih setelah KitabNya Allah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu tentang kisah 3 anak bayi yang bisa berbicara padahal mereka masih dalam buaian ibunya, diantara bayi tersebut adalah :

وَكَانَتْ امْرَأَةٌ تُرْضِعُ ابْنًا لَهَا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَمَرَّ بِهَا رَجُلٌ رَاكِبٌ ذُو شَارَةٍ فَقَالَتْ: اللَّهُمَّ اجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهُ. فَتَرَكَ ثَدْيَهَا وَأَقْبَلَ عَلَى الرَّاكِبِ فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ! ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى ثَدْيِهَا يَمَصُّهُ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمَصُّ إِصْبَعَهُ ثُمَّ مُرَّ بِأَمَةٍ فَقَالَتْ: اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ ابْنِي مِثْلَ هَذِهِ فَتَرَكَ ثَدْيَهَا فَقَالَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا! فَقَالَتْ لِمَ ذَاكَ؟ فَقَالَ: الرَّاكِبُ جَبَّارٌ مِنْ الْجَبَابِرَةِ، وَهَذِهِ الْأَمَةُ يَقُولُونَ: سَرَقْتِ زَنَيْتِ وَلَمْ تَفْعَل
"ada seorang wanita dari kalangan Bani Isra'il yang ketika sedang menyusui bayinya ada seorang laki-laki tampan dan gagah sambil menunggang tunggangannya lewat di hadapan wanita itu. Wanita itu berkata; "YAA ALLAH JADIKANLAH ANAKKU SEPERTI ORANG ITU". Maka spontan bayinya melepaskan puting susu ibunya dan memandang laki-laki tampan itu lalu berkata; "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia". 
Lalu dia kembali mengisap puting susu ibunya". 
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Seakan aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengisap jari beliau".
Lalu lewat seorang budak wanita, maka ibunya berkata; "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia". Maka sang bayi kembali melepaskan putting susu ibunya lalu berkata; YAA ALLAH JADIKANLAH AKU SEPERTI DIA. 
Ibunya bertanya: "Mengapa kamu berkata begitu?". Bayi itu menjawab: "Sesungguhnya pemuda penunggang itu sebenarnya salah seorang diktator diantara orang-orang yang kejam. sedangkan budak wanita ini, orang-orang menuduhnya dengan mengatakan; kamu mencuri, kamu berzina", padahal dia tidak pernah melakukannya".

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Muslim sehingga para ulama mengatakan disepakati atas keshahihannya (muttafaqun alaih).

************
Pelajaran dari hadits ini adalah bahwa orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang baik dan dalam pandangan ibunya ketika itu bahwa laki-laki yang dikatakan dalam riwayat lain tampan dan penampilannya jika istilah sekarang "eye catching", namun Allah Ta'alaa mengilhamkan kepada sang bayi kecil bahwa itu adalah tampilan lahirnya saja, karena dalamannya busuk, ia sebenarnya seorang yang kejam tak berperikemanusiaan. Sedangkan budak yang kelihatan dekil karena sedang diseret-seret orang, hatinya baik, apa yang dituduhkan padanya sama sekali tak berdasar, dalam riwayat lain sang budak wanita selalu berdoa :
"Cukuplah Allah sebagai penolong."

Maka atas dasar ketakwaan yang tinggi pada wanita tersebut sang bayi pun berdoa :
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا
"YAA ALLAH JADIKANLAH AKU SEPERTINYA."

Na'am, seharusnya kita sebagai orang yang mengimani bahwa manusia yang terbaik adalah yang paling bertakwa, maka timbangan kita adalah dalam doa-doanya melihat sosok atau tokoh yang bertakwa itulah yang seharusnya kita memohon kepada Allah agar bisa sepertinya. "اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَ فلان" (Yaa Allah jadikanlah aku seperti si fulan) hambamu yang sholih.

Dalam Surat Al Munafiqun ayat ke-10, Allah Ta'aalaa menceritakan doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang lalai setelah matinya :

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
"Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?."

Janganlah kita seperti kaum Nabiyullah Musa yang sesat yang pandangan kenikmatan adalah ujungnya dunia dan cita-citanya dunia semata, tatkala melihat Qarun dengan segala kekayaan yang mengiringinya lalu silau dan lisannya memohon apa yang terpendam dalam hatinya :

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ (80) 
“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia pun berkata, ‘Moga-moga kiranya kita mempunyai perbendaharaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya, ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.’ Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu, ‘Kecelakaan yang besarlah bagimu! Pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan pahala itu tidak diperoleh kecuali oleh orang-orang yang sabar." (QS. Al-Qashash : 79-80).

Akhirnya, kita berdoa Yaa Allah jadikanlah aku seperti hamba-hambaMu yang sholih yang Engkau Cintai dan Ridhoi. Aamiin

Abu Sa'id Neno Triyono