Jumat, 03 April 2020

Apakah di bolehkan ? MELAKNAT_KAFIR_MUAYYAN?

#MELAKNAT_KAFIR_MUAYYAN
#Berkata Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah :

لَا خِلَافَ فِي جَوَاز لَعْنِ الْكُفَّار وَقَدْ كَانَ عُمَرُ بْن الْخَطَّاب رَضِيَ اللَّه عَنْهُ وَمَنْ بَعْدهُ مِنَ الأَئِمَّة يَلْعَنُونَ الْكَفَرَةَ فِي الْقُنُوتِ وَغَيْره. 
فَأَمَّا الْكَافِر الْمُعَيَّن فَقَدْ ذَهَبَ جَمَاعَةُ مِنَ الْعُلَمَاء إِلَى أَنَّهُ لَا يُلْعَنُ، لِأَنَّا لَا نَدْرِي بِمَا يَخْتِم اللَّهُ لَهُ؛ وَاسْتَدَلَّ بَعْضُهمْ بِالْآيَةِ  (إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّار أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ). وَقَالَتْ طَائِفَةٌ أُخْرَى : بَلْ يَجُوز لَعْنُ الْكَافِر الْمُعَيَّنِ؛ اخْتَارَهُ الْفَقِيهُ أَبُو بَكْرِ بْن الْعَرَبِيّ الْمَالِكِيّ وَلَكِنَّهُ احْتَجَّ بِحَدِيثِ فِيهِ ضَعْفٌ. وَاسْتَدَلَّ غَيْرُه بِقَوْلِهِ عَلَيْهِ السَّلَام فِي قِصَّة الَّذِي كَانَ يُؤْتَى بِهِ سَكْرَان فَيَحُدّهُ، فَقَالَ رَجُلٌ: لَعَنَهُ اللَّه مَا أَكْثَر مَا يُؤْتَى بِهِ. فَقَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَلْعَنهُ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ. فَدَلَّ عَلَى أَنَّ مَنْ لَا يُحِبّ اللَّه وَرَسُوله يُلْعَنُ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ .

"Tidak ada perselisihan pendapat di kalangan ulama mengenai masalah bolehnya  melaknat orang-orang kafir (secara umum). Sesungguhnya dahulu Khalifah Umar bin Khattab radiyaAllahu anhu serta para imam sesudahnya melaknat orang-orang kafir dalam doa qunut mereka dan doa lainnya.
Mengenai orang kafir mu'ayyan (individu tertentu), maka jama'ah para ulama berpendapat tidak boleh melaknatnya, dengan alasan bahwa kita belum mengetahui khatimah (akhir hidupnya) apakah yang dikehendaki oleh Allah untuknya. 
Sebagian mereka berdalil dengan firmanNya: 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya". (Qs. Al Baqarah: 161).

Segolongan ulama lainnya berpendapat, bahkan boleh melaknat orang kafir mu'ayyan. Pendapat ini dipilih oleh Al Faqih Abu Bakar Ibnul 'Arabi Al Maliki, tetapi dalil yang dijadikan pegangannya adalah sebuah hadits yang dha'if.
Sedangkan selain Abu Bakar ibnul 'Arabi berdalil dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam kisah seorang lelaki pemabuk yang dihadapkan kepadanya, lalu beliau menjatuhkan hukuman had terhadapnya. Kemudian ada seorang lelaki (lain) yang mengatakan: Semoga Allah melaknatnya, alangkah besar dosa yang sering dia lakukan. Maka Rasulullah bersabda:

لَا تَلْعَنْهُ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

(Janganlah engkau melaknatnya, karena sesungguhnya dia mencintai Allah dan RasulNya).
Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa orang yang tidak mencintai Allah dan RasulNya boleh dilaknati". 

📚Tafsir Ibnu Katsir 1/175, cet. Maktabah Al Ashriyah.

💻Pendapat yang dirajihkan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah adalah tidak boleh melaknat kafir muayyan, dalam kitabnya (Al Qaul Al Mufid 1/302 dan Syarah Riyadhus Shalihin 6/191). dan silahkan disimak disini :

https://youtu.be/aNb26nLaZSA
🌱🍀__________
Semoga bermanfaat bagi naqil dan qari',.
Ust a

 ustadz Muhammad Alif lc