Senin, 05 Februari 2024

Tawassul dalam pemahaman salaf

Tawassul dalam pemahaman salaf.

Perselisihan orang orang belakangan dalam masalah tawassul dengan orang salih, yakni ketika seseorang mengatakan "Ya Allah dengan kedudukan si Fulan maka kabulkanlah permohonanku".

Berbeda dengan istighotsah syirik yakni meminta kepada makhluk apa yang hanya dimampui oleh Allah.

Tawassul dg org salih ini #paling tidak kebolehannya terjadi perselisihan, dan saya pribadi meyakini itu adalah bid'ah.

Adapun firman Allah 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ ﴿المائدة : ۳۵﴾ 

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya". (Al Ma'idah: 35).

Tidak tampak pada penafsiran salaf jika menafsirkan ayat tersebut dengan tawassul menggunakan kedudukan orang salih dan tidak pula tampak pada do'a do'a mereka yang masyhur. Maka tidak mungkin tawassul dg kedudukan atau jah org salih ini jika merupakan sesuatu yang disyari'atkan dan memiliki manfaat lalu para ulama salaf tidak mengamalkannya atau tidak menganjurkannya??!!!.

Bahkan dari sisi bahasa pun kata tawassul tidak disandingkan dengan kedudukan orang lain namun biasa disandingkan dengan amalan salih, salah satu imam bahasa di zaman salaf  Isma'il bin Hammad Al Jauhari mengatakan tentang tawassul:
توسل إليه بوسيلة أي تقرب إليه بعمل.

"Tawassul kepada seseorang dengan wasilah maknanya mendekatkan diri kepada-nya dengan amalan". (Sihahul 'arobiyyah).

Adapun penafsiran salaf tentang ayat tawassul di atas 👆 maka telah masyhur dari mereka yang menunjukkan pada amal salih, berikut beberapa nukilan saat mereka menafsirkan ayat ttg tawassul:

Abu wa'il rahimahullah berkatal: 
القربة في الأعمال
"Mendekatkan diri dengan amalan". (Az zuhdu, karya imam Ahmad).

Muqotil rahimahullah dalam tafsirnya berkata:
يعني في طاعته بالعمل الصالح
"Yakni (yg dimaksud wasilah adalah) dalam ketaatan kepada-Nya dengan beramal salih". 

At Thobary dalam tafsirnya berkata:
واطلبوا القربة إليه بالعمل بما يرضيه
"Mintalah kedekatan kepada-Nya dengan beramal salih".

Qotadah berkata: 
تقربوا إليه بطاعته والعمل بما يرضيه "dekatkanlah diri kepadan-Nya dengan mentaati-Nya dan beramal dengan apa yang dirhidai-Nya". (Tafsir ibni Abi zamanian).

Adapun mengqiyaskan amal salih dengan kedudukan orang lain atau dzawatnya maka itu sejatinya adalah hujjah yang semakin menegaskan ketidak-bolehan tawassul dengan dzat atau kedudukan orang salih disebabkan amalan orang lain bukanlah amalan kita yg kita bisa jadikan wasilah pendekatan diri pada Allah berfirman:
وَاَنۡ لَّيۡسَ لِلۡاِنۡسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ

"Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya" (An Najm:39). 

Catatan: sebagian kalangan mencela orang yang melakukan tarjih atau memilih pendapat Madzhab yang dianggap lebih dekat dengan dalil, namun disisi lain ia justru berijtihad mengadakan suatu amalan yang tidak dikenal oleh ulama pendiri madzhab.
Al hikmah wal atsar