Selasa, 20 Februari 2024

Pendho'ifan terhadap ucapan seorang alim tidak mengharuskan adanya celaan terhadapnya, tidak juga mengharuskan melakukan keburukan adab pada haqnya, serta tidak juga mengharuskan merusak kehormatannya."

*مِنْ عُيونِ الأَثَرِ*

▪︎ قال الشيخ المعلمي -رحمه الله- :

Syaikh al Mu'allimiy - rahimahullah - berkata:

*إن تَضعيفَ قَول العَالم لا يَلزم مِنه الطعن عليه ، ولا إسَاءَة الأدَب في حَقِّه ولا انتِهَاكَ حُرْمتِه! .*

"Pendho'ifan terhadap ucapan seorang alim tidak mengharuskan adanya celaan terhadapnya, tidak juga mengharuskan melakukan keburukan adab pada haqnya, serta tidak juga mengharuskan merusak kehormatannya."

📚 [الآثار: ( ٤١٩/٢٤ ) ].

Ana katakan:

Tho'n (celaan) terhadap rowi yg menyebabkan riwayatnya lemah itu ada dua macam:

1. Tho'n pada sifat 'adalah nya, yg ini berkaitan pada agama dan akhlaqnya.

2. Tho'n pada kedhobitannya, yg terkait pada hafalan dan catatannya.

Dan yg di maksud ucapan Syaikh di atas adalah yg pertama, yakni jika seorang rowi hanya terjatuh pada kekeliruan agama dan akhlaq yg ringan, seperti jahalah (ketidak jelasan/majhul) dan fasiq, maka tidak boleh di tho'n dgn keras. Namun jika ia sebagai pemalsu hadits, atau pendusta, atau penyeru bid'ah, yg itu semua merupakan kesalahan yg berat, maka tidak ada kehormatan atas mereka, dan boleh di tho'n dgn keras agar manusia meninggalkan riwayatnya dan menjauhinya.

Wallahu a'lam
Ustadz abu yahya tomy