Senin, 26 Februari 2024

SALAFI MENYERANG SALAFI

SALAFI MENYERANG SALAFI

Perbedaan pendapat antara ahlul ilmi dikalangan ahlussunnah itu perkara yang biasa dan lumrah sejak zaman terdahulu. Namun menjatuhkan kehormatan atau menyerang ahlussunnah dengan kata-kata, tulisan atau fisik, itu bukan karakter salafi. Itu merupakan ciri khas hizbi mubtadi. Dan seorang salafi senantiasa menjaga persatuan, bukan yang hobi merusak persatuan. Karakter perusak persatuan, hanyalah dari kalangan haruri, syi'i atau haroki. 

Berkata Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah :

والسلفي لا يهاجم إخوانه أهل السنة ولا يشق عصاهم من أجل دريهمات.

"Seorang salafi tidak akan MENYERANG saudara-saudaranya sesama AHLUSSUNNAH dan tidak pula merusak tongkat PERSATUAN mereka hanya gara-gara uang beberapa dirham yang tidak berharga." (Tuhfatul Mujib, hlm. 186).

Sikap keras dan saling menjatuhkan kehormatan sesama ahlussunnah wal jamaah ini perkara yang menyelisihi sunnah dan menyelisihi perkataan para ulama. Jangankan kepada sesama ahlussunnah, kepada ahlul bid'ah dari kalangan orang-orang awam saja kita harus berlemah lembut, kecuali kepada para tokohnya yang menyebarkan kebid'ahannya maka sikap keras harus ditunjukkan.

Berkata Asy Syaikh Rabi’ Bin Hadi Al Madkhaly hafizhahullah:

(إن أهل البدع الآن كثير يملئون الأرض والعياذ بالله! فنحن لا نهجر الجميع إنما هم محل دعوتنا؛ ندعوهم إلى الله بالحكمة والموعظة الحسنة،

وأما الرءوس المدبرة والدعاة إلى الباطل في صحفهم ومجلاتهم وكتبهم وأشرطهم و محاضراتهم وندواتهم ومواقعهم، هؤلاء يحاربون ويحذر منهم ولا يجالسون ولا يقرأ لهم ولا يستفاد منهم.

وعوامهم المساكين المخدوعون هؤلاء ندعوهم إلى الله بالحكمة والموعظة الحسنة، وهذا الكلام يؤيده كلام كثير من أئمة السنة ومعاملتهم؛ أنهم يدعون العوام إلى الله -تبارك وتعالى- ولا يهجرونهم كما يهجرون أئمة السوء وأئمة الشر وأئمة الضلال

Sesungguhnya ahlul bid’ah sekarang ini jumlahnya banyak, mereka memenuhi bumi, wal ‘iyyadzu billaah! Maka kita tidak meng-hajr manusia seluruhnya karena tiada lain merekalah sasaran dakwah kita. Kita dakwahi mereka kepada Allaah dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik.

Dan adapun pimpinan-pimpinan yang memusuhi dakwah dan orang-orang yang menyeru kepada kebatilan baik di dalam buletin, majalah, buku, kaset, muhadhoroh, pertemuan dan website-website mereka, maka mereka inilah yang diperangi, ditahdzir ummat dri mereka, tidak bermajlis dengan mereka, tidak membaca tulisan mereka dan tidak pula mengambil faidah dari mereka.

Sedangkan orang-orang awamnya yang masih miskin ilmunya lagi tertipu, maka kita dakwahi mereka ini dengan HIKMAH dan NASEHAT YANG BAIK. Ucapan ini dikuatkan pula oleh ucapan dan cara bermuamalah para ulama sunnah. Mereka mendakwahi orang-orang awam ini kepada Allaah Tabaaroka wa Ta’ala. Para ulama tidak meng-hajr orang-orang awam ini sebagaimana mereka meng-hajr ulama yang jahat, jelek dan sesat. (Majmu Kutub Warasail Wafatawa  2/351-352 ).

Namun kepada sesama ahlussunnah hendaklah bersikap lemah lembut dan bersikap baik. Sungguh sangat disayangkan kalau sesama ahlussunnah bertikai dan berselisih. Sudah sedikit jumlahnya dan terasing ditengah-tengah masyarakat, berselisih dan berpecah belah pula. 

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah :

اعلموا ، رحمكم الله إن أهل السنة كانوا أقل الناس فيما مضي ، وهم أقل الناس فيما بقى ، تعظيم قدر الصلاة : 2/6789-

“Ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, sesungguhnya Ahlus Sunnah adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya) di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang. (Ta’zhim Qodri Ash-Sholat II/678)

Berkata Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah :

(استوصوا بأهل السنة خيرا فإنهم غرباء)

“BERWASIATLAH kepada Ahlus Sunnah dengan KEBAIKAN, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang terasingkan.” (Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah - Al-Lalaka’i I/64 no.49).

Untuk itu, karena sedikit jumlahnya  hendaklah sesama ahlussunnah saling berkasih sayang, saling tolong menolong, saling berlemah lembut dan saling berbuat baik.

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah :

يا أهل السنة ترفقوا رحمكم الله فإنكم من أقل الناس

“Wahai Ahlus Sunnah, bersikap lemah lembutlah diantara kalian, semoga Allah merahmati kalian, karena sesungguhnya kalian adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya).” ( Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/57 no.19). 

Berkata Asy Syaikh Rabi’ Bin Hadi Al Madkhaly hafizhahullah:

الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله ، أما بعد : فإني أوجه نصيحتي هذه إلى السلفيين في كل مكان و في كل زمان أوجه لهم هذه النصيحة : أن يتقوا الله عز وجل و يتمسكوا بكتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه و سلم ، و يسيروا على منهج السلف في كل تصرفاتهم ، و أن يتآخوا بينهم و أن يتلاحموا و أن يكونوا كالجسد الواحد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر و الحمى .و أن لا يسمعوا لأي أحد يفرق بينهم كائنا من كان .اهـ. . ( “كلمة يوم الأربعاء 25 ربيع الأول 1439”)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah. Amma ba'du.

Sungguh aku menujukan nasihatku ini kepada seluruh Salafiyyin di setiap waktu dan setiap tempat. Aku tujukan pada mereka nasihatku ini:

Agar mereka BERTAKWA kepada Allah dan berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Agar mereka berjalan sesuai dengan Manhaj Salaf dalam setiap tindak tanduk mereka.

Agar mereka SALING BERSAUDARA, SALING BERSATU, agar mereka menjadi seperti tubuh yang satu jika sebahagiannya sakit, maka yang lain ikut merasakan tidak tidur dan demam.

Agar mereka tidak mendengarkan siapapun yang memecah belah di antara mereka.Rabu, 25 Rabi’ul Awwal 1439H. Majmu'ah Thariqus Salaf.

Dan berkata Asy Syaikh Rabi’ Bin Hadi Al Madkhaly hafizhahullah:

يا إخوة، لما نرى النيران تشتعل؛ أنتركها تزيد اشتعالاً ؟!
أم نأتي بهذه الأمور التي ستطفئ تلكم الحرائق؟! 
فأنا اضطرت - وهذا واجبي - وأنا أقولها من قبل اليوم، لكن ركزت عليها لما رأينا هذا العداء، ورأينا هذا البلاء؛ أقول!  عليكم بالرفق، عليكم باللين، عليكم بالتآخي، عليكم بالتراحم،

فإن هذه الشدة موجهة إلى أهل السنة أنفسهم، إذ قد تركوا أهل البدع،. واتجهوا إلى أهل السنة بهذه الشدة المهلكة، وتخللها طعن وأحكام باطلة ظالمة، 
فإياكم ثم إياكم أن تسلكوا هذا المسلك الذي يهلككم، ويهلك الدعوة السلفية ويهلك أهلها... ".

المصدر: كتاب جهود الشيخ ربيع بن هادي المدخلي في محابة الغلو في التبديع،. صفحة رقم ( ١٣،١٤ )

Ya Ikhwah,  "Jika kita melihat api menyala nyala terus apa kita biarkan api tersebut bertambah menyala atau kita lakukan sesuatu yg bisa memadamkannya dan mematikan kobarannya? 

Aku terpaksa mengatakan ini dan ini kewajibanku, aku katakan sejak hari ini dan seterusnya namun aku pusatkan perhatianku atas perkara ini di karenakan kami melihat penyakit berbahya ini (menghinggapi dakwah ini) dan bala yaitu musibah ini. Aku katakan kepada kalian:  

HENDAKNYA KALIAN BERSIKAP RIFQ (LEMAH LEMBUT ), HENDAKNYA KALIAN BERSIKAP LYIN (SANTUN), HENDAKNYA KALIAN BERSAUDARA KARENA ALLAH DAN HENDAKNYA KALIAN SALING MENYAYANGI

Karena sikap keras ini sudah mengarah kepada ahlussunnah itu sendiri, yaitu sesama mereka, bukan lagi kepada ahlul bid'ah, mereka justru meninggalkan ahlul bid'ah  dalam sikap keras sebagaiman yang di lakukan oleh ulama salaf.

Namun mereka arahkan sikap keras yang membinasakan ini kepada ahlus sunnah itu sendiri, sesama mereka ahlus sunnah, dan mereka melakukan tindakan dan perbuatan yang ngawur, mencela dan mengumpat yang tidak habis-habisnya serta hukum yang dzolim lagi bathil ( hazr dan tahzir yang serampangan tidak berdasarkan dhawabit dan kaidah ilmu yg di pakai oleh ulama salaf terdahulu).

Jauhilah oleh kalian wahai saudaraku, jauhilah oleh kalian menempuh cara seperti ini  yaitu cara yang membinasakan kalian sendiri dan membinasakan (menghancurkan) da'wah salafiyah yang mulia ini juga menghancurkan para pengikut dan jama'ahnya. (Kitbul Zuhud 3014).

Lihatlah para salaf terdahulu, mereka sungguh sayang dan berlemah lembut terhadap sesama ahlussunnah, bahkan kalau ada kabar ada ahlussunnah ditempat lain, mereka kirimkan salam untuknya.

Berkata Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah : 

إذا بلغك عن رجل بالمشرق صاحب سنة وآخر بالمغرب فابعث إليهما بالسلام وادع لهما ما أقل أهل السنة والجماعة.

“Apabila sampai kepadamu  berita tentang adanya seorang Ahlus Sunnah di bagian timur dan seseorang Ahlus Sunnah lain di bagian barat bumi, maka sampaikan salam kepada mereka berdua, dan doakanlah kebaikan untuk mereka. Sungguh betapa sedikitnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.” (Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah - Al-Lalaka’i I/64 no.50, dan Hilyatul Auliya’ VII/347).

Apalagi kalau mendengar ada seorang ahlussunnah yang meninggal, mereka sangat bersedih dan merasa kehilangan sekali, mereka seakan-akan kehilangan salah satu anggota badannya.

Berkata Ayub (As-Sakhtiyani) rahimahullah :

إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي)

“Sungguh aku mendapat kabar tentang kematian seseorang dari Ahlus Sunnah, maka aku merasa seakan-akan telah kehilangan sebagian anggota badanku.” (Hilyatul Auliya’ - Abu Nu’aim Al-Ashbahani III/9, dan Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah -  Al-Lalaka’i I/60/29).

Semoga Allah Ta'ala mencurahkan rasa kasih sayang dan kelemah lembutan dikalangan sesama ahlussunnah dan semoga Allah Ta'ala mematikan kita di atas islam dan sunnah.

Berkata Imam Ahmad rahimahullah di akhir surat yang dikirimnya kepada Musaddad bin Musarhad rahimahullah:

احبوا أهل السنة على ما كان منهم . أماتنا الله وإياكم على السنة والجماعة . ورزقنا الله وإياكم اتباع العلم . ووفقنا وإياكم لما يحبه ويرضاه . ) طبقات الحنابلة : 1/34510-

“Cintailah Ahlus Sunnah dengan apapun yang ada mereka. Semoga Allah mewafatkan kita semua di atas As-Sunnah dan Al-Jama’ah. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita sikap ittiba’ (mengikuti) kepada ilmu (syar’i), dan memberikan taufiq kepada kita untuk senantiasa melaksanakan apa-apa yang dicintai dan diridhoi-Nya.” ( Thobaqot Al-Hanabilah I/345).

Berkata Imam Ahmad rahimahullah:

«مَنْ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ وَالسُّنَّةِ مَاتَ عَلَى الخَيْرِ كُلِّهِ».سير أعلام النبلاء (11/296).

"Barang siapa yang mati diatas islam dan sunnah, maka dia mati diatas kebaikan seluruhnya." (Siyar A'lam an-Nubala' (11/296)).

Berkata Imam Malik rahimahullah:

لو لقي الله رجل بملء الأرض ذنوباً ثم لقي الله بالسنة لكان في الجنة مع النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقاً. ذم الكلام وأهله (5/76-77).

"Kalaulah seseorang menghadap Allah Ta'aalaa dalam keadaan membawa dosa sepenuh dunia lalu Allah mendapatinya diatas sunnah, maka niscaya dia didalam al-Jannah bersama para nabi, para shiddiqin, para syuhada' dan orang-orang shaleh dan mereka dalam kebahagiaan."  (Dzammul Kalami wa Ahlihi (77-5/76).

AFM 

Copas dari berbagai sumber