Minggu, 18 Februari 2024

Dahulu para ulama sangat menghormati ahli ilmu yg lebih tua dari mereka yg berasal dari satu negri..sampai² mereka tidak mau menjawab pertanyaan jika masih ada yg lebih tua dari mereka

Dahulu para ulama sangat menghormati ahli ilmu yg lebih tua dari mereka yg berasal dari satu negri..sampai² mereka tidak mau menjawab pertanyaan jika masih ada yg lebih tua dari mereka. Tapi sekarang...ah sudahlah...

Antum tau ilmu Ushul fiqih, ana jg tau..antum tau ilmu kaidah fiqih, ana juga tau..dan seterusnya...padahal bukan itu permasalahannya. Kaum salaf dahulu, ilmu mereka lebih tinggi dari ilmu orang sekarang..namun walaupun demikian jika datang pertanyaan kepada mereka, mereka menyerahkannya kepada orang alim yg lebih tua dari mereka sebagai bentuk penghormatan dan mencari keberkahan. Mereka tau hak orang alim kibar mereka, sehingga mereka harus mendahulukan orang alim kibar mereka dari pada diri mereka sendiri. Maka dengan sikap inilah..Allah berikan keberkahan pada mereka dan pada ilmu mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ليْس منَّا مَن لم يَرحَمْ صَغيرَنا، ويوَقِّرْ كَبيرَنا

"Bukan dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan menghormati yang lebih tua dari kami.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan at Tirmidzi)

Dalam hadits yg lain, beliau bersabda:

كَبِّرْ كَبِّرْ يُرِيدُ السِّنّ

“Dahulukan yang lebih tua usianya-dahulukan yang lebih tua usianya.”

Yakni, sebagai bentuk pemuliaan terhadap yg lebih tua. 

Adalah Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhu telah mengamalkan hal ini ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat tentang pohon kurma, dengan sabdanya:

“Sesungguhnya di antara pohon-pohon itu ada sebuah pohon yang tidak berguguran daun-daunnya, dan sesungguhnya ia menjadi sebuah perumpamaan bagi seorang muslim. Katakanlah kepadaku, pohon apakah itu?”

Maka terbetiklah di dalam diri Ibnu Umar sebuah jawaban, bahwa yg di maksud adalah pohon kurma. Dan jawaban itu benar. Hanya saja beliau malu utk mengutarakan nya, karena keberadaan para sahabat yg lebih tua dari beliau (HR. Bukhari di dalam Shahihnya).

سُئل ابن المبارك بحضور سفيان بن عيينة عن مسألة، فقال: إنا نُهينا أن نتكلم عند أكابرنا؛ (تاريخ دمشق لابن عساكر جـ 27 صـ: 64)

Abdullah bin Mubarak pernah di tanya tentang suatu pertanyaan di sisi Sufyan bin Uyainah, lalu beliau berkata: "Kita telah di larang untuk berbicara di sisi para orang alim kibar kami." (Tarikh Dimasyqi Ibnu Asakir)

Maka..perhatikanlah adab ini wahai penuntut ilmu..semoga dengan hal itu Allah berikan keberkahan kepada antum dan ilmu antum..
Ustadz abu yahya tomy