Senin, 19 Februari 2024

TENANG DI MASA FITNAH

TENANG DI MASA FITNAH 

Dimasa yang penuh fitnah ini, hendaklah tenang, tidak banyak bicara dan berkoar-koar, tidak menjadi kompor, sumbu pendek dan pembawa kayu bakar, jangan suka ikut nimbrung, ikut campur, ikut merecoki yang bukan urusannya dan bukan pula kapasitasnya. Itu lebih membawa keselamatan bagi agamanya. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِى ، وَالْمَاشِى فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِى ، مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ ، فَمَنْ وَجَدَ فِيهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِه

“Akan terjadi fitnah, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, siapa yang menghadapinya, ia akan membinasakannya dan barangsiapa yang menjumpai tempat berlindung maka hendaknya dia berlindung” (HR. Bukhari – Muslim). 

Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :

إن الهدوء في مواقع الفتن خير من التمادي . والسكوت خير من النطق . فالقاعد خير من القائم . والقائم خير من الماشي . 

Sesungguhnya sikap tenang di masa-masa fitnah, lebih baik dibandingkan ikut nimbrung, dan diam lebih baik dibandingkan bicara. Yang duduk lebih baik daripada yang berdiri. Yang berdiri lebih baik dari yang berjalan.

والانسان يجب ان يكف لسانه وأن يصم آذانه عن الكلام الذي لافائدة منه وليس فيه الا القيل والقال وكثرة السؤال وكلما كان الانسان احفظ للسانه كان أسلم لدينه

Dan manusia wajib menahan lisannya dan menutup telinganya dari membicarakan sesuatu yang tidak ada faedahnya, yang tidak terdapat didalamnya, kecuali desas-desus dan banyaknya pertanyaan. Bilamana manusia menjaga lisannya, maka akan semakin selamat agamanya." (Ma’a Rijalil Hisbah, hlm. 39). 

Dan hendaklah orang-orang 'alim, tokoh masyarakat, para pembesar dan orang-orang yang terkenal yang banyak massa dan pengikutnya menenangkan masyarakat, membimbing dan membina mereka agar mereka tenang, sabar dan tidak berulah yang membuat keadaan semakin tidak terkendali. Jangan justru menjadi provokator, penyulut sumbu, penebar hoax dan gerakan lainnya yang membuat masyarakar resah, gelisah, tidak tenang dan perasaan takut dan was-was.

Al-Imam an-Nawawy rahimahullahu berkata:

ينبغي للعالم والرجل العظيم المُطاع وذي الشّهرة أن يُسكّن الناس عند الفتن ويعظهُم ويوضّح لهم الدلائل.

“Seorang ulama, orang yang besar dan banyak pengikutnya, dan orang yang terkenal, seharusnyalah melakukan upaya-upaya yang menimbulkan ketenangan bagi manusia di masa fitnah, menasehati mereka dan menjelaskan kepada mereka bimbingan-bimbingan yang terbaik .” [Al-Minhaj fi Syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaj, jilid 2 hlm. 107].

AFM

Copas dari berbagai sumber