Sikap Ahli Bid'ah dan Ahli Sunnah dalam Perbedaan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, "Ada pun ahli bid'ah, mereka membuat suatu bid'ah, membangun loyalitas dan anti-loyalitas mereka diatasnya, kemudian mencela, memvonis fasik, bahkan kafir kepada siapa saja yang berbeda dengan mereka, seperti yang dilakukan oleh Khawarij, Rafidhah, Jahmiyyah dan orang-orang yang seperti mereka.
Adapun ahli ilmu dan sunnah, mereka senantiasa mengikuti al-haq yang berasal dari Al-Kitab dan As-Sunnah, namun MEMBERI UZUR kepada orang yang berbeda dengan mereka jika ia berijtihad dan keliru atau TAKLID kepadanya. Karena Allah memaafkan umat ini dari kesalahan dan lupa."
[Jaami' Al Masaa`il, Majmu'ah Khamisah, hal. 122]
Syaikhuna Shalih bin Fauzan al Fauzan hafidzahullah juga pernah ditanya, "Apa standar yang dapat digunakan seorang alim untuk memvonis fulan sebagai mubtadi', apakah setiap orang yang melakukan kebid'ahan divonis sebagai mubtadi'?
Jawab: "Pertama, carilah ilmu sehingga kalian dapat mengenal apa itu bid'ah dan apa itu sunnah. TINGGALKAN oleh kalian tabdii' (vonis-memvonis dengan bid'ah) tanpa ilmu dan tanpa dalil, yaitu HANYA SEKEDAR seseorang BERBEDA denganmu."
[Fadhlu al 'Ulamaa` wa Makaanatuhum, hal. 49]
Faidah:
- Diantara ciri ahli bid'ah adalah membangung loyalitas dan anti-loyalitas mereka di atas kebid'ahan mereka.
- Diantara ciri ahli bid'ah juga adalah mudah mencela serta memvonis orang yang berbeda dengan vonis fasik (termasuk bid'ah) atau kafir.
- Diantara ciri ahli sunnah adalah memberi uzur kepada orang yang keliru.
- Uzur tidak hanya diberikan kepada seorang mujtahid tapi juga kepada seorang muqallid yang mengikuti kesalahan mujtahid.
Ustadz resa gunarsa