bukan termasuk manhaj salaf mengumbar aib pemimpin di mimbar². Karna yg demikian akan menyebabkan kekacauan dan akan meniadakan ketaatan pada perkara yg ma'ruf. Dan juga akan menimbukan kekacauan yg parah yg akan menyebabkan kemudharatan yg tidak ada manfaatnya. Akan tetapi jalan yg di tempuh oleh kaum salaf adalah menasehatinya secara rahasia antara dirinya dgn pemimpin, menulis surat kepadanya, atau para ulama menghubunginya via telepon untuk mengarahkannya kepada kebaikan.
Adapun mengingkari kemungkaran tanpa menyebutkan pelakunya, seperti mengingkari zina, khamr, atau riba, tanpa menyebut orang yg melakukanya, maka yg demikian wajib berdasarkan keumuman dalil.
Dan cukup mengingkari maksiat serta memperingatkan maksiat tsb tanpa menyebutkan orang yg melakukannya, baik itu kepada pemimpin atau kepada orang lain.
Dan ketika terjadi fitnah pada masa Utsman, sebagian orang berkata kepada Usamah bin Zaid: "Apakah anda tidak menasehati Utsman?" Beliau berkata: "Kalian memandang aku tidak menasehati beliau kecuali aku harus memperdengarkannya kepada kalian? Sungguh aku sudah menasehati antara aku dan beliau, tanpa aku membukanya (di depan forum). Karena aku tidak suka aku menjadi orang yg pertama kali membuka (kekacauan)."