✳KECANDUAN DOSA BISA BERUJUNG SUUL KHATIMAH✳
Al Imam Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata :
قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي رَوَّادٍ : حَضَرْتُ رَجُلًا عِنْدَ الْمَوْتِ يُلَقَّنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَالَ فِي آخِرِ مَا قَالَ: هُوَ كَافِرٌ بِمَا تَقُولُ، وَمَاتَ عَلَى ذَلِكَ، قَالَ فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَإِذَا هُوَ مُدْمِنُ خَمْرٍ.
Abdul Aziz bin Abu Rowad berkata, “Aku telah menghadiri seseorang saat sekaratul mautnya, lalu ditalqin dengan kalimat Laa Ilaha Illallah, maka akhir yang diucapkannya, ia kufur terhadap apa yang engkau ucapkan tersebut dan ia pun mati diatas keadaan itu. Maka aku bertanya tentangnya, dan ternyata dia adalah orang yang kecanduan minuman keras”
فَكَانَ عَبْدُ الْعَزِيزِ يَقُولُ: اتَّقُوا الذُّنُوبَ، فَإِنَّهَا هِيَ الَّتِي أَوْقَعَتْهُ. وَفِي الْجُمْلَةِ: فَالْخَوَاتِيمُ مِيرَاثُ السَّوَابِقِ، فَكُلُّ ذَلِكَ سَبَقَ فِي الْكِتَابِ السَّابِقِ، وَمِنْ هُنَا كَانَ يَشْتَدُّ خَوْفُ السَّلَفِ مِنْ سُوءِ الْخَوَاتِيمِ، وَمِنْهُمْ مَنْ كَانَ يَقْلَقُ مِنْ ذِكْرِ السَّوَابِقِ.
Abdul Aziz (juga) berkata, 'Takutlah akan dosa karena dialah yang telah menjatuhkan mu (dalam kebinasaan), Secara umum penutup penutup amal pastilah merupakan akibat dari amal amal perbuatan yang telah lalu, dan semua itu telah didahului oleh ketetapan didalam catatan lauhul mahfudz, dan karena itulah para Salafus shalih sangat takut kepada penutup penutup amal yang buruk, sehingga diantara mereka ada yang gundah dengan amal amal yang telah mereka lakukan sebelumnya.
وَقَدْ قِيلَ: إِنَّ قُلُوبَ الْأَبْرَارِ مُعَلَّقَةٌ بِالْخَوَاتِيمِ، يَقُولُونَ: بِمَاذَا يُخْتَمُ لَنَا؟ وَقُلُوبُ الْمُقَرَّبِينَ مُعَلَّقَةٌ بِالسَّوَابِقِ، يَقُولُونَ: مَاذَا سَبَقَ لَنَا.
Dikatakan hati orang orang yang baik tertambat pada amal amal penutup. Mereka biasa mengatakan, “Dengan apa amalan amalan kita akan ditutup?”, lalu hati hati orang yang didekatkan kepada Allah tertambat kepada amal amal yang telah lalu, mereka berkata, “amal apa saja yang telah kita lakukan?”
KETAKUTAN PARA SALAF AKAN SUUL KHATIMAH
وَكَانَ سُفْيَانُ يَشْتَدُّ قَلَقُهُ مِنَ السَّوَابِقِ وَالْخَوَاتِيمِ، فَكَانَ يَبْكِي وَيَقُولُ: أَخَافُ أَنْ أَكُونَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا، وَيَبْكِي، وَيَقُولُ: أَخَافُ أَنْ أُسْلَبَ الْإِيمَانَ عِنْدَ الْمَوْتِ.
Sufyan As Tsauri senantiasa gundah dengan amal amal perbutan yang telah beliau lakukan dan juga gundah dengan penutup penutup amal, maka beliau kadang menangis dan berkata, 'Aku khawatir kalau aku tercatat di lauhul mahfudz sebagai orang yang celaka'. Dan beliau juga kadang menangis dan berkata, 'Aku khawatir iman akan dicabut dari diriku ketika kematian menjelang'
وَمِنْ هُنَا كَانَ الصَّحَابَةُ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ يَخَافُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمُ النِّفَاقَ وَيَشْتَدُّ قَلَقُهُمْ وَجَزَعُهُمْ مِنْهُ، فَالْمُؤْمِنُ يَخَافُ عَلَى نَفْسِهِ النِّفَاقَ الْأَصْغَرَ، وَيَخَافُ أَنْ يَغْلِبَ ذَلِكَ عَلَيْهِ عِنْدَ الْخَاتِمَةِ، فَيُخْرِجُهُ إِلَى النِّفَاقِ الْأَكْبَرِ، كَمَا تَقَدَّمَ أَنَّ دَسَائِسَ السُّوءِ الْخَفِيَّةِ تُوجِبُ سُوءَ الْخَاتِمَةِ،
Inilah sebabnya para Sahabat dan As Salafus Shalih yang datang setelah mereka, takut kemunafikan mendera diri mereka, sehingga mereka sangat gundah dan takut karenanya. Karena itu, orang mu’min khawatir sekali bila kemunafikan yang kecil menghinggapi dirinya, lalu kemunafikan yang kecil itu akan mendominasi dirinya ketika kematian menjelang, sebagai mana yang telah disinggung bahwa keburukan keburukan yang tersembunyi dapat menyebabkan penutup hidup yang buruk.
DO'A AGAR DI TEGUHKAN DIATAS HIDAYAH
وَقَدْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي دُعَائِهِ: " «يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ " فَقِيلَ لَهُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ، فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا؟ فَقَالَ: " نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ شَاءَ» وَفِي هَذَا الْمَعْنَى أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ.
Nabi shalallahu alaihi wasallam sendiri sering kali mengucapkan dalam doanya, “Wahai Dzat yang membolak balikan hati, teguhkan hatiku diatas agama Mu. Hingga pernah ditanyakan kepada beliau, wahai nabiyullah kami beriman kepada engkau dan kepada ajaran yang engkau bawa, maka apakah engkau khawatir kepada kami ? maka beliau bersabda, “Iya karena sesungguhnya hati manusia itu berada diantara dua jari Allah ‘Azza wajalla yang Dia bolak balikan sebagaimana yang Dia kehendaki. Dan hadits yang semakna dengan ini sangatlah banyak. (Dinukil dari Jaami'ul 'Ulum Wal Hikam, karya ibnu Rojab al Hanbali -rahimahullah-)
✍ Abu Ghozie As Sundawie