Kamis, 05 Maret 2020

Dikisahkan oleh Syaikhuna Hamid Akram al-Bukhari hafizhahullah

Terkadang ada seorang yang berilmu di suatu tempat namun tidak diketahui keilmuannya oleh penuntut ilmu di tempat tersebut, hanya karena mereka sekampung, apalagi kalau usianya sebaya dengan mereka.

Dikisahkan oleh Syaikhuna Hamid Akram al-Bukhari hafizhahullah bahwa dahulu al-Humaidi Abdullah bin al-Zubair -guru al-Bukhari- enggan berguru kepada al-Syafii -yg ketika itu masih mukim di Makkah- padahal keduanya adalah Qurasyi (suku Quraisy). Maka tatkala Ahmad datang ke Makkah, al-Humaidi mengajaknya untuk mendatangi majelis Sufyan bin Uyainah -yang jg merupakan Imamnya kota Makkah-. Namun Ahmad lebih memilih mendatangi majelis al-Syafii. Al-Humaidi berkata, "Mengapa engkau mendatangi majelis anak muda ini sementara di sini ada Sufyan?" karena memang usia al-Humaidi dan al-Syafii ketika itu tidak beda jauh. Maka Ahmad berkata, "Kalau kamu luput dari hadits Sufyan dgn sanad yg 'ali, kamu bisa mendapatkannya dgn sanad yg nazil. Namun jika engkau kehilangan fiqh anak muda ini, niscaya kamu tidak akan mendapatkannya selamanya."
Maka al-Humaidi "mencoba" menghadiri majelis al-Syafii, dan betul saja, dia langsung takjub dgn keilmuan al-Syafii.
Sejak saat itu, al-Humaidi mulazamah kpd al-Syafii dan mengikutinya kemana pun dia pergi, termasuk ketika al-Syafii bermukim di Mesir. Al-Humaidi tidaklah meninggalkan al-Syafii kecuali setelah beliau meninggal, barulah dia kembali ke Makkah. Rahimahumullahu jamian.

Faidah:
1. Penuntut ilmu selayaknya menuntut ilmu kpd ulama di negerinya terlebih dahulu sebelum ke luar negeri.
2. Seorang tdk akan meraih ilmu sampai dia tidak segan untuk belajar dr teman sebayanya.
3. Ketika majelis riwayah dan dirayah berbenturan, selayaknya didahulukan majelis dirayah.
4. Keutamaan al-Syafii di mata Ahmad dan al-Humaidi
5. Tidak ada masalah ketika ada 2 atau lebih majelis ilmu dalam satu kota, berbeda dgn sebagian fanatikus yg menganggap itu bentuk perpecahan.
6. Di antara sebab terbesar meraih keberkahan ilmu adalah mulazamah dgn seorang guru.
7. Tidak meremehkan seorang yg berilmu hanya karena sekampung atau sebaya.
8. Seorg teman dan guru yg baik senantiasa menuntunkan pilihan terbaik untuk kawan atau muridnya dlm prosesnya menuntut ilmu.

Di share ulang oleh Ustadz Andy Latief Oktavian PhD