Di zaman milenial ini, kemajuan teknologi sungguh sangat pesat. Keadaan yang mungkin tak pernah dibayangkan oleh nenek moyang kita puluhan tahun yang lalu sudah menjadi hal yang maklum dan lumrah saat ini. Berbagai kemudahan yang ada banyak dimanfaatkan dalam rangka dakwah dan menebar kebaikan, salah satu bentuknya ialah dengan membuat berbagai video nasihat dengan berbagai versi.
Namun ada satu hal yg ternyata membuat salah seorang ulama kota Madinah, Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi hafidzohulloh mengelus dada. Fenomena tersebut ialah penggunaan potongan ayat-ayat Al-Quran sebagai intro untuk sebuah video. Hal serupa juga kerap kita dengarkan di berbagai radio.
Tujuannya tentu baik, mulai dari menghindari penggunaan musik dalam sebuah video nasihat hingga dalam rangka menarik perhatian para pendengar. Namun ulama fiqh satu ini ternyata kurang setuju dengan hal tersebut. Beliau berpandangan bahwa apa yg dilakukan bukanlah suatu adab yg baik terhadap Al-Quran. Sebab Al-Quran merupakan kalamulloh yang harus kita agungkan, bukan sekedar untuk dijadikan selingan-selingan dalam sebuah video atau yang lainnya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ إِلَیۡكَ مُبَـٰرَكࣱ لِّیَدَّبَّرُوۤا۟ ءَایَـٰتِهِۦ وَلِیَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad : 29)
Syaikh yg memiliki suara khas ini terlihat cukup tegas dalam mengingkari fenomena diatas sembari menasehatkan agar hal tersebut segera ditinggalkan.
“Berbagai bentuk perendahan kepada Al-Quran maka dosanya ditanggung oleh mereka yang melakukan. Kalau seandainya ada seseorang yang membaca Al-Quran ditengah orang-orang yang sibuk dengan urusan dunia seperti sibuk dalam jual beli, kemudian ia membuka Al-Quran serta membacanya dengan suara yg keras, maka ini merupakan bentuk merendahkan kitab Allah ta’ala. Oleh sebab itu, keadaan ini sering kita dapati pada mereka yang menjual Al-Quran dalam bentuk audio murottal, mereka nyalakan audio tersebut dengan keras bukan bertujuan agar orang menyimak bacaan tersebut, melainkan agar mereka tertarik untuk membelinya. Meskipun kita tidak mengetahui niat asli mereka, akan tetapi siapa saja yang meniatkan hal tersebut maka ia harus siap menanggung dosanya, sebab Al-Quran itu agung dan mulia.
Maka demi Allah, jika mereka yang sibuk dalam masalah rekaman Al-Quran diatas mengetahui bahayanya, tentunya mereka akan berharap bahwa mereka tidak pernah dilahirkan di dunia ini sehingga ia tidak pernah mencabut kemulian Al-Quran.
Terkadang mereka memotong sebagian ayat Al-Quran sebagai intro dalam sebuah acara, dengan hak apa mereka melakukan hal tersebut?. Padahal Al-Quran diturunkan agar kita mentadabburinya.”
Beliau juga mengomentari kreatifitas sebagian orang dalam sebagian acara yang menampiokan 4 atau 5 orang membaca Al-Quran secara bersamaan sebagai acara pembuka pada sebuah kegiatan yg diadakan. Begitu pula mereka yg memotong-motong suara adzan sebagai backsound untuk sebuah kegiatan. Allah ta’ala berfirman:
لَوۡ أَنزَلۡنَا هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلࣲ لَّرَأَیۡتَهُۥ خَـٰشِعࣰا مُّتَصَدِّعࣰا مِّنۡ خَشۡیَةِ ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ یَتَفَكَّرُونَ
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya merekaberfikir” (Al Hasyr : 21)
Afit iqwanudin amd lc
Alumni hamalatul quran dan mahasiswa pasca sarjana universitas Islam Madinah jurusan qiroaat Al Qur'an
Isi artikel diambil dari web hamalatulquran.com