Pada sesi dialog Umar bin al-Khathhab dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah dalam hadis tentang wabah Thaun terdapat beberapa pelajaran sangat berharga:
- Umar, setelah bermusyawarah dengan rombongannya, memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan karena menghindari bahaya terjangkit wabah penyakit.
"Esok saya akan kembali ke Madinah, maka kembalilah kalian semua bersamaku," tegas Umar.
- Abu Ubaidah berkata setelah mendengar putusan Umar, "Apakah karena melarikan diri dari takdir Allah?"
Umar menjawab, "Sendainya saja selain engkau yang mengatakannya, Wahai Abu Ubaidah!"
Terdapat dua penafsiran bagi jawaban Umar atas pertanyaan Abu Ubaidah tersebut:
1. Seandainya orang lain yang mengatakannya niscaya akan aku berikan sanksi karena memprotes putusan dalam masalah ijtihad yang telah disepakati oleh kebanyakan dari para pemuka Sahabat yang ikut dalam musyawarah.
2. Seandainya orang lain yang menuturkannya, tentu aku tidak akan merasa takjub. Namun, karena engkau (Abu Ubaidah) penuturnya di mana aku mengenalimu sebagai seorang mulia dan berilmu, maka hal itu membuatku takjub dan tercengang.
- Umar kemudian memberikan contoh analogi yang sangat mudah dipahami dan memperjelas bahwa putusannya tidak akan menghindarkan dirinya dari ketentuan Allah.
"Ya. Kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah. Coba perhatikan, jika kamu memiliki seekor unta yang menuruni lembah yang memiliki dua sisi: subur dan gersang. Bukankah jika kamu membawanya ke sisi subur, berarti kamu membawanya dengan takdir Allah? Dan juga sebaliknya, jika kamu membawanya ke sisi gersang, pun juga karena takdir Allah."
- Kemudian Abdurrahman bin Auf datang menyampaikan informasi ilmu yang disimaknya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sejalan dengan putusan Umar untuk tidak melanjutkan perjalanan sehingga Umar sangat bersyukur dan memuji Allah Ta'ala.
"Sungguh aku memiliki ilmu terkait hal ini," jelas Abdurrahman bin Auf.
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Jika kalian mendengar wabah Thaun sedang menjangkit di suatu wilayah, janganlah kalian pergi ke sana. Dan jika ia menjangkit di tempat kalian berada, janganlah melarikan diri karenanya."'
Dalam hal ini, terdapat pelajaran bahwa sebagian sunah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dapat terluput dari sebagian Sahabat sekalipun termasuk orang yang sangat dekat dengan Beliau, dan diketahui oleh Sahabat lainnya, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, di antaranya Ibn Taimiyah dalam "Raf'u al-Malām". Simpulan ini pula yang dilugaskan oleh Imam Syafii dalam "ar-Risalah".
Beliau berkata:
لا نعلم أحدا جمع السنن فلم يذهب منها عليه شيء
"Kami tidak mengetahui seorang pun yang menghimpun (mengetahui) seluruh sunah hingga tak satupun yang luput darinya." (Risalah asy-Syafi'iy, hl. 42, no: 139).
Radhiyallahu 'anhum ajma'in.
Allahu Ta'ala A'lam. Semoga bermanfaat.
Ustadz alee masaid