Jumat, 20 Maret 2020

FATWA SYEIKH SALIM BUHAIRI

✒️Terjemah oleh santri *_MA'HAD AL 'ILMI DARUSSALAM YOGYAKARTA_*
〰️〰️〰️〰️〰️〰️

🔊 *FATWA SYEIKH SALIM BUHAIRI*🔊
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Berikut ini Fatwa Syeikh Salim Buhairi berkaitan dengan *Penyelenggaraan sholat Jum'at dan sholat berjama'ah di tengah wabah corona yang tengah melanda berbagai negeri*.

🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰

الحمد لله، والصّلاة والسّلامُ على سيّدنا رسول الله، أمّا بعدُ؛

Segala puji bagi Allah, sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, amma ba'du:

• فهذا فقهيّات تتعلّق بنازلة «كورونا»، صرف الله عن البلاد والعباد وشرَّها.

Tulisan ini membahas tentang permasalahan fiqih yang berkaitan dengan wabah Corona, semoga Allah menghilangkannya beserta keburukannya dari berbagai negeri dan penduduknya.

• مخافة الإصابة بفيروس «كورونا» = عذرٌ مُبيحٌ للتخلف عن الجُمَعِ والجماعاتِ، فقد نصَّ الشافعيّة على أنه من أعذارِ التخلف عن الجماعة: الخوف على معصومٍ من نفسٍ أو عضوٍ أو منفعته، ومخافة الإصابة بهذا الفيروس من هذا القبيل.

Kekhawatiran tertimpa virus corona ini merupakan suatu udzur yang membolehkan untuk tidak menghadiri sholat Jum’at dan fardhu berjama'ah, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Ulama syafi'iyyah: *Diantara udzur yang membolehkan untuk tidak menghadiri sholat berjama'ah* ialah *takut atau kekhawatiran terhadap keselamatan jiwa, anggota badan, dan fungsi anggota badan*. Sehingga kekhawatiran terhadap virus tersebut tercakup di dalamnya)

• إذا عمّ هذا الخوفُ بلدةً .. كان مُسقطًا لوجوبِ الجمعة على أهلها، فقد أفتى الشهابُ الرَّمليُّ، وتابَعُهُ ولدُهُ الشمسُ الرمليُّ، أنَّ العُذرَ إذا عمَّ محلَّة .. سقطت عنهم الجمعة، فقد سئل: «سئل عما لو عَمَّ عذرٌ كالمطر، هل تسقط الجمعة عن أهل محله أو لا ؟»، فأجاب: «بأنه تسقطُ الجمعة عن أهل محلٍّ عَمَّهُ العذرُ المذكُورُ».

Apabila hal ini telah *menyebar dipenjuru negeri*, maka *gugurlah kewajiban sholat Jum'at bagi penduduk negeri tersebut*. Imam Asy Syihab Ar Ramli telah memfatwakan, demikian pula putranya Asy Syams Ar Raml sependapat dengan beliau, "Bahwasannya udzur yang demikian bila telah meluas ke penjuru negeri, maka gugurlah kewajiban Sholat Jum'at bagi penduduknya". Kemudian beliau ditanya tentang "Jika udzur berupa hujan menyeluruh di suatu daerah, apakah gugur kewajiban sholat jama'ah di tempat tersebut?". Beliau menjawab: "Kewajiban Sholat Jum'at gugur bagi penduduk daerah yang terkena udzur tersebut".

• وعليه فما اتّخذ في بعض البلدانِ بتعطيل الجُمعِ والجماعات .. ليس فيه إشكالٌ شرعيٌّ.

Berdasarkan fatwa ini,  maka *kebijakan sebagian negeri yang meniadakan penyelenggaraan sholat Jum’at dan fardhu berjama'ah tidak mengapa dalam tinjauan syari'at.*

• نعم، قد يُقال: يمكن الاحترازُ بالتباعُدِ بين المصلِّين وترك المصافحة والصَّلاة على بساطٍ خاصٍّ، أو تعقيم سجاجيد المسجد بشكلٍ دائمٍ، مع إقامة الجماعة بالعدد القليل، والميسور لا يسقط بالمعسور، لكن هذا نظريًّا لا بأس به، أمَّا في الواقع فإنك لا يمكنك منع الناس من المخالطة والمصافحة، ولا إلزامهم بإحضار سجّادة خاصّة ; ليصلي عليها.

Iya, terkadang ada sebagian orang yang mengatakan: "Kan bisa diantisipasi dengan mengatur jarak antar orang yang sholat, tidak berjabat tangan, sholat dengan alas/sajadah pribadi, atau dengan sterilisasi karpet sajadah masjid secara rutin disertai dengan menegakkan sholat jama'ah dengan jumlah jama'ah yang sedikit, sesuatu yang mudah tidak bisa digugurkan dengan sesuatu yang sulit". Saya katakan: " _Hal ini memang tidak ada masalah secara teori_, *Namun prakteknya Anda tidak mungkin bisa melarang semua orang* untuk berkumpul, berjabat tangan, tidak pula bisa mengharuskan untuk membawa sajadah pribadi untuk alas sholat...

• من كانَ في بلدةٍ مُنعت فيها صلاةُ الجماعة .. فلا يحرم نفسَهُ من جوزِ فضلها، فيُستحبُّ له أن يُقِيمَ الجماعة في أسرته، بأنْ يُصَلِّي بزوجته وأولاده جماعة في البيتِ، وبذلك يَحُوزُونَ فضلَ الجماعة إن شاء الله.

*Bagi orang yang di negerinya tidak diselenggarakan sholat berjama'ah* (disebabkan udzur tsb) maka akan tetap mendapatkan keutamaanya. *Sebagai gantinya*, disunnahkan menegakkan sholat jama'ah bersama keluarganya, sholat bersama istri dan anaknya berjama'ah di rumah. *Dengan demikian tetap mendapatkan keutamaan sholat berjama'ah insya Allah*

قال النوويُّ رحمه الله في «الرَّوضة»: «إذا صَلَّى الرجلُ في بيته برفيقه، أو زوجته، أو ولده، حَازَ فضيلة الجماعة».

Imam An Nawawi rahimahullahu berkata di dalam Kitab Raudhatut Thalibin: "Apabila seorang laki-laki sholat di rumahnya bersama kerabatnya, Istri dan anaknya, maka dia tetap mendapatkan keutamaan sholat berjama'ah".

• من كان في بلدةٍ مُنعت فيها صلاةُ الجمعة .. صلَّاها ظهرًا، ولا يجوزُ له الاقتداءُ بإمامٍ عبر التلفاز ونحوِه.

Bagi suatu penduduk yang di negerinya *tidak diselenggarakan sholat jum'at* maka (yang menjadi kewajibannya) *tetap melaksanakan sholat Dzuhur*. Dan *tidak diperbolehkan mengikuti sholat imam yang disiarkan melalui televisi atau semisalnya*.

• يُستحبُّ القنوتُ لنازلة الوباءِ، أي: الدُّعاء بأن يرفع الله سبحانه عنَّا الوباءَ، ومحلُّه في الصَّلاة: في اعتدالِ الرَّكعة الأخيرة، بعد قوله: «ربَّنا ولك الحمد»، يأتي بدعاء القنوت: «اللهمَّ اهدنا فيمن هديت ...»، ثمَّ يدعو الله سبحانه برفع الوباء، سواءٌ في ذلك المنفردُ والجماعة، والرجلُ والمرأة. 

*Disunnahkan untuk melakukan qunut karena adanya musibah dan wabah*. Yaitu dengan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar diangkat berbagai macam wabah dari kita. *Letak Qunut Nazilah* ini adalah di dalam sholat tepatnya pada I'tidal pada raka'at yang terakhir setelah mengucapkan bacaan i'tidal (ربَّنا ولك الحمد), kemudian melanjutkan dengan do'a qunut: اللهمَّ اهدنا فيمن هديت...dst, kemudian dilanjutkan dengan berdo'a kepada Allah agar diangkat dari berbagai wabah. *Qunut Nazilah ini dianjurkan baik bagi orang yang sholat sendiri maupun berjama'ah, baik laki-laki maupun perempuan*.

والله أسألُ أن يصرف عنّا كلّ وباءٍ وشرّ ..

Hanya kepada Allah aku memohon agar menghilangkan berbagai wabah dan keburukan dari kita semua.

🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰

[ _Selesai diterjemahkan pada Jum'at 25 Rajab 1441H bertepatan dengan 20 Maret 2020 di Pogung, Sleman, D.I Yogyakarta_]

〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Ustadz Farid Fadhilah