#Pentingnya belajar
di hadapan Syaikh (Guru)
.
Mari kita simak perintah Nabi agar para sahabat mengambil ilmu kepada sahabat yang ahli dalam Al-Qur'an, Rasulullah bersabda:
خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ وَسَالِمٍ مَوْلَى أَبِى حُذَيْفَةَ
“Ambillah al-Qur’an dari empat orang, dari Ibnu Ummi Abdin (Abdullah bin Mas’ud), Mu’adz bin Jabal, dan Ubai bin Ka’ab serta Salim mantan sahayanya Abu Hudzaifah”. ( HR Bukhari no: 3758. Muslim no: 2464. )
Sabda diatas menunjukkan pentingnya mengambil ilmu dari seorang guru yang ahli di bidangnya, bukan sembarang guru. Sehingga Rasulullah memerintahkan untuk mempelajari Al-Qur'an dari empat orang sahabat yang ahli dalam Al-Qur'an.
Sebagaiman juga Syaikh Al-'Allamah Bakr Abu Zaid Rahimahullah dalam حلية طالب العلم menjelaskan pentingnya mengambil Ilmu dari seorang guru dan bahayany hanya mencukupi mengambil ilmu dari peeut kitab. Juga diambilnya ilmu dari guru yang terpercaya,begitu juga Nasehat para Masyaikh, Sebagaimana yang ditulis oleh Syaikh Abu 'Abdil Wahab 'Aayidh bin Muqbil Ar-raabi' dalam buku beliau اداب الطالب مع شيخه, yang diberi kata pengantar oleh Syaikh Muhaalmmad Al-Imam Hafidzahullah, agar mengambil ilmu dari Syaikh yang kokoh ilmunya. Walaupun demikian bukan berarti penuntut ilmu dilarang menambah wawasan dengan membaca kitab sendiri.
Betapa banyak manusia yang baru taubat dari pemikiran menyimpang, atau dari awam yang taubat baru belajar melalui buku, atau dahulunya artis sudah mendapatkan panggung yang luas untuk mengajar ummat. Pada akhirnya kerusakan yang terjadi dan mereka terkadang menanduk para Ulama yang memiliki keilmuan luas dan terpercaya.
Baarakallah fiikum..
Al akh abu nayif iqbal