Tawadhu'nya Ulama
Ketika Syaikh Ahmad Syakir (seorang ulama Mesir) Rahimahullah telah mentahqiq kitab Musnad Imam Ahmad rahimahullah, maka Syaikh Abdurrahman al-Mu'allimi (seorang ulama dari negeri Yaman) rahimahullah mengirim kepada beliau sebuah risalah yang berisi tambahan dan koreksian terhadap tahqiq belaiu tsb. Ketika Syaikh Ahmad Syakir melihat risalah itu, maka beliau menganggapnya sebagai tambahan dan koreksian yg sangat bagus dan berharga, maka beliau memutuskan untuk mencetaknya di cetakan juz yang terakhir.
Pada suatu waktu, Syaikh Ahmad Syakir ingin berziarah ke negeri Haramain, dan ingin melihat Syaikh Abdurrahman al-Mu'allimi, sesampainya di sana Syaikh Ahmad Syakir mendatangi perpustakaan Al-Haram Al-Makki, yang kala itu Mudirnya adalah Syaikh Sulaiman bin Abdurrahman ash-Shani'' Rahimahullah.
Ketika Syaikh Ahmad Syakir dan Syaikh Sulaiman ash-Shani' berbincang², maka datanglah Syaikh al-Mu'allimi menyuguhkan air putih dan teh, kemudian belaiu pergi melanjutkan membaca kitab...
Kemudian Syaikh Ahmad Syakir berkata ke Syaikh ash-Shani', saya ingin melihat dan bertemu Syaikh al-Mu'allimi, di manakah beliau???
Maka Syaikh ash-Shani' menjawab: " yang menyuguhkan air dan teh tadi adalah Syaikh al-Mu'allimi"
Maka syeikh Ahmad Syakir, terhentak dan menangis karenanya....
✍️ disarikan dari:
محمود الطناحي في كتابه
(مدخل إلى تاريخ نشر التراث العربي) للشيخ عبدالرحمن المعلمي (ص: 205).
Keterangan gambar:
Yang kiri: Syaikh Abdurrahamn bin Yahya al-Mu'allimi al-Yamani Rahimahullah
Yang kanan: Syaikh Ahmad Syakir Rahimahullah.
Para ulama, saling mencintai dan saling tawadhu'