Kali ini saya ingin sedikit bercerita pengamalan luar biasa bersama Syaikh Abdullah As-Sa'd (64 thn) hafizhahullah, salah satu ulama besar hadits sekaligus musnid yang punya banyak karya. Alhamdulillah, Allah berikan kesempatan rihlah beberapa hari di Riyadh, ibukota Arab Saudi. Kesempatan jarang ini langsung saya gunakan untuk mengunjungi para ulama di sana, salah satunya Syaikh Abdullah As-Sa'd.
Ketika datang ke masjidnya, syaikh dan murid-muridnya menyambut dengan sangat baik, bahkan syaikh sendiri langsung memberikan kitab karyanya. Karena saat itu masih siang, syaikh berkata bahwa sebaiknya majelis bersama beliau dimulai setelah shalat Isya. Oleh karenanya, syaikh pun memberikan saya kamar istirahat yang terletak di dalam masjid, dan juga menyuruh muridnya untuk mengantarkan saya makan.
Saya pun istirahat dan tidur siang di tempat tersebut sampai Isya. Saat-saat tersebut saya melihat syaikh banyak sekali beribadah. Bahkan beliau yang datang pertama untuk adzan, sekaligus yang terakhir keluar karena saking panjangnya dzikir dan shalat sunnahnya. Selain itu, syaikh juga sangat ramah dan tidak banyak bicara kecuali yang bermanfaat. Saya juga tidak pernah melihat beliau memegang HP kecuali jika ada telefon.
Berlanjut, shalat Isya pun selesai, lalu syaikh mengajak kami bersama beberapa penuntut ilmu ke rumahnya. Di rumahnya, kami pun dijamu langsung oleh beliau. Kemudian mendengar dari beliau pembacaan dan syarah Shahih Muslim sembari diiringi diskusi bersama hadirin. Terlihat kedalaman ilmu beliau dalam menjelaskan rijal hadits dan mengupas faidah dari matannya.
Setelah selesai majelis dan beberapa muridnya sudah pulang, saya pun mendatangi beliau untuk mendengarkan hadits Musalsal bil Awwaliyyah dan Mahabbah. Syaikh pun membacakannya lalu mengijazahi kami ijazah 'ammah untuk seluruh riwayat dan karya tulis beliau. Karena sudah malam, syaikh pun memberi izin saya untuk menginap semalam. Keesokan harinya pun saya pulang.
Syaikh Abdullah As-Sa'd sendiri meriwayatkan dari banyak ulama dan musnid besar, diantaranya :
1. Syaikh Hamud At-Tuwaijiri (w. 1993)
2. Syaikh Muhammad Yasin Al-Fadani (w. 1990)
3. Syaikh Abdullah Al-Ghumari (w. 1993)
4. Syaikh Isma'il Al-Anshari (w. 1997)
5. Syaikh Muhammad As-Somali (w. 2000)
Dll.
(Bisa merujuk pada tsabatnya, Tsabt Nazhm Al-Aqd bi Tartib Asanid As-Sa'd)
Sungguh betapa jarang orang yang bisa menggabungkan antara ilmu dan amal, sekaligus mengabungkan antara riwayat dan dirayat.