Mengapa memilih Rukyah Hilal?
1. Krn Nabi dan Para Sahabat mengamalkannya.
2. Krn Nabi memerintahkannya dlm hadits-hadits Beliau. Bukan hanya satu riwayat tapi dlm banyak riwayat. Apakah kita akan menentang perintah Nabi?
3. Krn Para Sahabat mengamalkan rukyah sepeninggal Nabi. Dan sebaik-baik amaliyyah adalah amaliyyah Sahabat. Krn mereka adalah yg paling tahu terhadap maksud Nabi dan paling berilmu terhadap ajaran Nabinya.
4. Ktk Hilal tertutupi maka Nabi memerintahkan untuk menggenapkan bulan Sya'ban mjd 30 hari.
5. Ktk hilal tertutupi namun diperintahkan digenapkan bilangan mjd 30 hari, ini menunjukkan bhw yg menjadi SEBAB dlm ibadah puasa adalah rukyah bukan semata-mata keberadaan Hilal, pahami dgn baik. Artinya keberadaan wujudul hilal semata tdk bisa mjd sebab, harus melihat hilalnya.
6. Sebab merupakan hukum wadh'i yg Allah Ta'ala syari'atkan, sehingga manusia tidak boleh menetapkan hukum selain yg Allah Ta'ala telah tetapkan. Sebagai pendekatan, misal seorang yg melihat matahari belum terbenam dgn mata kepalanya sendiri, maka tidak boleh baginya buka puasa meskipun telah mendengar adzan. Adzan hanyalah penanda, bukan sebab utama. Sebagaimana metode hisab hanyalah wasilah bukan sebab.
7. Ditetapkannya ilmu hisab sebagai 'sebab' akan berkonsekwensi hanya segelintir orang yg tahu. Berbeda dgn rukyah yg jauh lebih mudah.
8. Kebiasaan syariat, sebuah ibadah yg dilakukan seluruh kaum muslimin maka sebabnya kemungkinan juga bisa diketahui oleh banyak kaum muslimin. Spt waktu sholat maghrib ktk matahari terbenam, meskipun tdk ada ilmu hisab di bumi ini manusia tetap bisa mengamalkan sholat maghrib krn sebabnya jelas. Begitu pula sholat-sholat yg lain. Dan demikianlah semestinya ibadah puasa.
9. Ilmu hisab sdh ada pd masa Nabi, dan Beliau tidak memakainya sebagai patokan utama. Maka hadits Nabi "Kami Ummat yg Ummi tdk menulis dan tdk menghitung" merupakan ikrar Beliau bhw itu memang pengokohan metode Rukyah. Bukan krn sebab yg masuk akal ktk sdh pintar maka pakai metode lain.
10. Ditetapkannya rukyah sebagai sebab merupakan perkara ta'abuddiyah, murni sebagai sebuah perintah Allah. Sebagaimana sebab sholat yg merupakan taabudiyyah.
11. Bukti bahwa sebabnya taabudiyyah adalah krn ibadah puasa dikaitkan dgn fenomena alam dimana hanya Allah Ta'ala yg mengaturnya.
12. Hisab hanyalah sebagai wasilah mengetahui sebab tersebut. Krn itu tdk mengapa ilmu hisab dipakai mjd wasilah dlm sholat dan puasa. Jika bertentangan dgn kenyataan alam, maka wasilah tersebutlah yg dikesampingkan. Bukan malah sebabnya yg dikesampingkan.
13. Mengharuskan adanya kalender global seluruh dunia telah jelas nyata berbeda dgn amaliyah Sabahat yg mengamalkan rukyah matha' masing-masing sebagaimana dlm hadits Kuraib.
14. Menggunakan kalender global berkonsekwensi akan hilangnya metode rukyah krn misalkan di Indonesia hilal berada minus dibawah garis ufukpun besoknya puasa hanya krn wujudul hilalnya Amerika atau negeri yg lain yg telah berada diatas garis ufuk nol koma.
15. Adanya metode lain selain Rukyah Hakiki Telah nyata-nyata membuat perbedaan yg mencolok di tengah kaum muslimin, bukan hanya berbeda negara tetapi berbeda RT bahkan satu rumahpun bisa berbeda. Ini bukti bahwa tidak mengikuti metode Nabi justru bukannya menyatukan malah membuat celah perbedaan semakin melebar. Tak usah muluk-muluk menyatukan kaum muslimin sedunia dgn satu kalender jika malah keputusan ormaslah yg justru bisa membuat beda satu rumah!. Dan itu tdk pernah terjadi di masa kaum Salaf tiga abad pertama ummat Islam.
-Abu Zayan-
Ustadz agung budiardi