Selasa, 19 Maret 2024

kaedah fiqih dinyatakan bahwa "Tidak boleh ada pengingkaran atas orang yang meninggalkan/tidak melakukan yang afdhol"

Santai aja kali, kalau kita betul-betul belajar fiqih ramadhan, maka kita akan dapati bahwa MUSAFIR diantara yg diberikan keringanan tidak berpuasa. 

Jadi secara asal, memang ia boleh tidak puasa secara mutlak, mau ia mampu atau tidak.

Yang jadi perbincangan para ulama adalah tentang mana yg lebih afdhol puasa atau tidak.

Sedangkan dalam kaedah fiqih dinyatakan bahwa "Tidak boleh ada pengingkaran atas orang yang meninggalkan/tidak melakukan yang afdhol"

Fahamilah kaedah diatas, agar dada kita luas nan legowo.


Sahabat Anas bin Malik berkata:

سَافَرْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي رَمَضَانَ فَلَمْ يَعِبْ الصَّائِمُ عَلَى الْمُفْطِرِ وَلَا الْمُفْطِرُ عَلَى الصَّائِمِ

Kami pernah bersafar bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan, yang berpuasa di antara kami tidak mencela yang tidak berpuasa dan yang tidak berpuasa juga tidak mencela yang berpuasa.