Bismillah..
kisah Dahsyat dan mengharukan.
| ๐ ๐ฒ๐ป๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ ๐จ๐น๐ฎ๐บ๐ฎ ๐๐ฒ๐๐ฎ๐ฟ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐๐ถ๐ฎ๐๐ฎ ๐ญ๐ฎ๐ฌ ๐ |
Ada orang tua yang menghabiskan sebanyak 30.000 dinar hanya untuk biaya menuntut ilmu anaknya. Jika 1 dinar setara 4 juta rupiah saja maka 30.000 dinar sama dengan 120 miliyar. Wow… sebesar 120 miliyar dialokasikan hanya untuk biaya pendidikan 1 anak! Bagaimana mungkin terjadi? Begini ceritanya…
******
Kisah ini disarikan dari berbagai sumber kitab tarikh (sperti kitab Tarikh Dimasq nya Ibnu Asakir, Tarikh Baghdad nya Khatib Albaghdadi, dan yang lain) dengan sedikit tambahan tanpa merubah substansi.
******
“๐๐ข๐ฉ๐ข๐ช ๐ฎ๐ถ๐ด๐ถ๐ฉ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ถ ๐ช๐ฏ๐ช?!” Tiba-tiba seorang pemuda telah berdiri gagah menghadang laki-laki tua asing yang lancang memasuki rumahnya. Pemuda tersebut menatap tajam setelah membentaknya.
“๐๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ, ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ซ๐ข๐ฉ๐ข๐ต, ๐ซ๐ถ๐ด๐ต๐ณ๐ถ ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ถ๐ด๐ถ๐ฉ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ถ ๐ช๐ฏ๐ช!” jawab orang tua tersebut tidak kalah sengit.
Terjadilah perselisihan yang cukup serius antara orang tua asing dan pemuda penghuni rumah tersebut. Keduanya mengaku pemilik rumah yang sah dan menuduh yang lain sebagai penjahat yang lancang memasuki rumah orang lain.
Masyarakat mulai berkerumun mendengar keributan tersebut. Akhirnya ibu dari pemuda tersebut juga keluar dan berteriak setelah melihat wajah orang tua asing itu. “๐๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ถ... ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ๐ฎ๐ถ, ๐๐ข๐ณ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ฉ. ๐๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฌ๐ถ... ๐ฅ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ๐ฎ๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ถ๐ญ๐ถ ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ต๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ช๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ”.
Mendengar itu, orang tua tersebut tanpak terkejut kemudian menatap Lembut wajah anak muda di hadapannya. Tidak disangka janin yang ditinggal dalam kandungan istrinya dua puluh tujuh tahun yang silam telah menjadi pemuda yang besar dan gagah. Ada rasa haru dan bahagia bercampur aduk jadi satu.
Farrukh adalah suami dari perempuan penghuni rumah ini. Dua puluh tujuh tahun yang lalu dia meninggalkan istrinya yang sedang mengandung anaknya. Farrukh pergi ke Khurasan demi memenuhi panggilan perang untuk membela agama Islam. Bertahun-tahun dia tidak pulang dan tidak ada kabar. Hingga di saat semua orang melupakannya, dia datang kembali layaknya orang asing yang tidak dikenal. Meski sempat membuat ribut dan menimbulkan salah paham, namun akhirnya mengharukan dan membahagiakan.
Demi melihat kebahagiaan keluarganya yang kembali utuh, istri Farrukh mengajak suami dan anaknya masuk kembali ke dalam rumah dengan diliputi kebahagiaan baru. Kerumunan warga juga telah selesai dan mereka kembali ke rumah masing-masing.
Dalam sebuah kesempatan, Farrukh menanyakan uang 30.000 dinar yang dulu ia berikan kepada istrinya sebelum berangkat perang untuk dipakai seperlunya. Farrukh meminta istrinya agar mengeluarkan uang tersebut dan menggabungkan dengan uang yang baru ia bawa.
Mendengar hal tersebut, istrinya kaget dan gelisah. Bagaimana tidak, semua uang tersebut sudah ludes dipakai untuk biaya pendidikan anaknya. Tidak tersisa sedikitpun. “๐๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ถ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฌ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ต๐ถ? ๐๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช ๐ด๐ช๐ฌ๐ข๐ฑ๐ฏ๐บ๐ข ๐ซ๐ช๐ฌ๐ข ๐ช๐ข ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฉ๐ข๐ฃ๐ช๐ด? ๐๐ฆ๐ณ๐ค๐ข๐บ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ช๐ฌ๐ข ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช ๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฉ๐ข๐ฃ๐ช๐ด ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฃ๐ช๐ข๐บ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข?” Guman sang istri dalam hatinya.
“๐๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ฌ๐ถ๐ด๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฏ, ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ถ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ. ๐๐ฆ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฉ๐ถ๐ญ๐ถ ๐ฌ๐ฆ ๐ฎ๐ข๐ด๐ซ๐ช๐ฅ ๐๐ข๐ฃ๐ข๐ธ๐ช ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ข๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฉ๐ข๐ญ๐ข๐ต ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฎ๐ข๐ข๐ฉ. ๐๐ฏ๐ข๐ฌ๐ฎ๐ถ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ต๐ข๐ฅ๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต” Jawab istrinya untuk sedikit mengalihkan suaminya dari topik uang tersebut.
Sampai di masjid Nabawi Farrukh langsung menunaikan shalat berjama’ah. Betapa rindunya ia menunaikan shalat di masjid yang paling agung setelah masjidil haram ini. Maka ia sungguh-sungguh menikmati sampai selesai shalat dan memanjatkan semua do’a-doanya. Setelah merasa puas beribadah Farrukh bermaksud pulang. Namun ia mengurungkan niatnya. Ia melihat majelis ilmu yang dihadiri oleh banyak sekali ahli ilmu. Jauh didepan sana di atas kursi duduk seorang Syaikh yang tidak terlalu jelas wajahnya. Namun ia sangat yakin syaikh ini adalah ulama besar yang sangat disegani. Ia merasakan dan bisa melihat dari semua orang yang duduk dengan penuh ta’dzim di hapadan syaikh ini. Bahkan yang duduk di barisan terdepan bukan dari golongan orang biasa namun dari kalangan ulama besar seperti Imam Malik bin Anas, Hasan bin Zaid, dan para ulama-ulama besar madinah waktu itu.
Sesampai di rumah, Farrukh menceritakan apa yang ia lihat di masjid Nabawi. Dengan penuh takjub ia menceritakan kehebatan Syaikh yang ia dengarkan kajiannya di masjid nabawi tadi. Sang istri tersenyum mendengar cerita suaminya.
“๐๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฌ๐ถ... ๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐ด๐บ๐ข๐ช๐ฌ๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ญ๐ช๐ฎ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ข๐จ๐ถ๐ฎ๐ช ๐ช๐ต๐ถ?”Tanya istrinya yang masih tersenyum.. “๐๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ณ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช!”
Farrukh tersentak dan hampir tidak mempercayainya. Ia terdiam takjub. Tidak disangkanya syaikh yang ia simak kajiannya tadi adalah putranya sendiri. Tidak henti-hentinya ia membaca tasbih dan tahmid sebagai rasa syukur dan haru setelah mendengar penjelasan istrinya tersebut.
“๐๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฌ๐ถ.. ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ด๐ถ๐ฌ๐ข๐ช ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ 30.000 ๐ฅ๐ช๐ฏ๐ข๐ณ ๐ข๐ต๐ข๐ถ ๐ช๐ญ๐ฎ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ฅ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ข๐ฏ๐ถ๐จ๐ณ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ต๐ณ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ช๐ต๐ถ?” tanya istrinya kepada Farrukh.
“๐๐ฆ๐ฎ๐ช ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ... ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ด๐ถ๐ฌ๐ข๐ช ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ช๐ด๐ช๐ฏ๐บ๐ข!” jawab Farrukh dengan penuh bangga. “Ketahuilah suamiku, aku telah menghabiskan semua harta yang engkau amanatkan kepadaku untuk biaya pendidikan anakmu hingga menjadi seperti sekarang ini.”
“๐๐ฆ๐ฎ๐ช ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ข-๐ฏ๐บ๐ช๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ถ๐ต๐ช๐ต๐ช๐ฑ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ” Jawab Farrukh dengan bahagia.
******
Tahukah anda siapa pemuda tersebut yang menjadi anak dari Farrukh? Dialah Rabi’ah Arra’yi bin Abi Abdiirrahman Farrukh, Mufti dan ahli Fiqhnya kota Madinah, tabi’in, guru dari Imam Malik pendiri Madzhab Maliki.
Imam Rabi’ah menjadi ulama besar berkah ibunya yang totalitas dalam memfasilitasi anaknya belajar. Tidak tanggung-tanggung 120 miliyar dihabiskan untuk biaya anaknya menuntut ilmu hanya dalam waktu dua puluh tujuh tahun. Atau setara kurang lebih 370 juta setiap bulannya. Itupun jika dihitung sejak lahir.
Syaikhul Imam Sadiduddin as-Syairozi berkata sebagaiamana dikutip oleh Syaikh az-Zarnuji dalam kitabnya, Ta’lim al-Muta’allim dalam bab pentingnya mengagungkan Guru. “๐๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ญ๐ช๐ฎ, ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฑ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ญ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ฐ๐ณ๐ฎ๐ข๐ต๐ช ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ข๐ฉ๐ญ๐ช ๐ง๐ช๐ฌ๐ช๐ฉ (๐ข๐ฉ๐ญ๐ช ๐ช๐ญ๐ฎ๐ถ). ๐๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ช๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข (๐ฎ๐ฆ๐ด๐ฌ๐ช๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ช๐ฌ๐ช๐ต). ๐๐ช๐ฌ๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฏ๐บ๐ข๐ต๐ข ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ญ๐ช๐ฎ, ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ค๐ถ๐ค๐ถ๐ฏ๐บ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ญ๐ช๐ฎ.”
Orang dulu bisa menghabiskan 120 miliyar hanya untuk biaya belajar anaknya sampai selesai, lalu orang sekarang menuntut gurunya ikhlas hidup kekurangan tanpa memberikan bayaran yang layak. Sungguh menyedihkan!
๐๐ฏ๐๐น ๐๐ฎ๐ฟ๐ฎ๐ท ๐ ๐ผ๐ต๐ฎ๐บ๐บ๐ฎ๐ฑ ๐๐ฎ๐๐๐น๐ถ
๐ฆ๐ถ๐ฑ๐ผ๐ฎ๐ฟ๐ท๐ผ, ๐ญ๐ด ๐ ๐ฎ๐ฟ๐ฒ๐ ๐ฎ๐ฌ๐ฎ๐ฐ
Di upload oleh ustadz ihsan