Rabu, 20 Maret 2024

SHALAT TARAWIH EMPAT RAKAAT SEKALI SALAM

https://t.me/aqidah_fiqh/771
#FAWAID_RAMADHAN

‼️ SHALAT TARAWIH EMPAT RAKAAT SEKALI SALAM
Oleh : Ahbib Sholih
➖➖➖➖➖➖

Menurut madzhab Syafi’i, apabila shalat tarawih tidak dikerjakan dengan dua rakaat, dua rakaat maka shalatnya tidak sah. Imam Nawawi berkata,  “Dan hendaklah shalat tarawih dikerjakan dengan dua rakaat, dua rakaat sebagaimana kebiasaan yang berlaku. Kalau ada yang melakukan shalat tarawih empat rakaat dengan satu salam, maka tidak sah. Ini disebutkan oleh al-Qodhi dalam Fatwa-nya.” (kitab al-Majmu’, 4/32) 

Demikianlah keterangan Imam Nawawi, peneliti dalam madzhab Syafi’i. Adapun apa yang beliau sebutkan dalam kitab Syarh Shahih Muslim, 6/20 -akan bolehnya shalat empat rakaat sekali salam dalam tarawih- maka itu adalah pendapat yang tidak mu’tamad dalam madzhab Syafi’i. Karena keterangan dari para ulama, bahwa kitab-kitab yang ditulis oleh Imam Nawawi memiliki urutan apabila ada perbedaan.  

Dalam kitab Tuhfah al-Muhtaj, disebutkan, “Kebanyakan kitab yang didahulukan (dari kitab-kitabnya Imam Nawawi) adalah kitab yang telah diteliti seperti kitab ‘at-Tahqiq’, kemudian kitab ‘al-Majmu’, kemudian kitab ‘at-Tanqiih’. Kemudian kitab yang diringkas, seperti kitab ‘ar-Roudhoh’, kemudian kitab ‘al-Minhaj’ (Minhaj ath-Thalibin), dan fatwa-fatwanya. Kemudian kitab ‘Syarh Shahih Muslim’, kemudian kitab ‘Tashhih at-Tanbiih’, .... dst.” (kitab Tuhfah al-Muhtaj, Ibnu Hajar al-Haitami, 1/39. Dinukil dari kitab al-Madkhal Ilaa Madzhab al-Imam asy-Syafi’i, Syaikh Fahd al-Hubaisyi, hlm. 81) 

Kesimpulannya adalah pendapat yang disampaikan dalam kitab al-Majmu’ lebih didahulukan daripada apa yang ada dalam kitab Syarh Shahih Muslim. 

°°°°°°°°°°°

Adapun hadits dari Aisyah Radhiallahu Anha dimana beliau berkata, “Beliau (melakukan shalat) tidak pernah lebih dari sebelas rakaat, baik pada bulan ramadlan atau selainnya. Beliau shalat empat rakaat dan jangan kamu tanya mengenai panjang dan baiknya (shalat beliau), kemudian beliau shalat empat rakaat dan jangan kamu tanya mengenai baik dan panjangnya (shalat beliau), kemudian beliau shalat tiga rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Maka, maksud hadits diatas adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melakukan 4 rakaat tetapi dengan cara salam setiap 2 rakaat. Setelah menyelesaikan 4 rakaat, maka beliau istirahat. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ibnu Baththal dalam kitab Syarah Shohih Bukhari, jilid 3 halaman 142,

“Dikatakan bahwa makna perkataan Aisyah ‘shalat 4 rakaat, 4 rakaat’ dalam hadits tersebut adalah : Nabi Shallallahu alaihi wasallam tidur (istirahat) setelah 4 rakaat, kemudian bangkit shalat lagi, kemudian tidur (istirahat lagi) setelah 4 rakaat, kemudian bangkit dan melaksanakan shalat witir.”  

Penafsiran yang serupa disampaikan oleh Syaikh al-Utsaimin dalam kitab asy-Syarhul Mumti’, 4/48, beliau berkata, “Berdasarkan hadits tersebut (hadits diatas) Nabi Shallallahu alaihi wasallam memisah shalat tarawih dengan 4 rakaat, 4 rakaat. Kemudian memulai lagi setelahnya. Dan dari sinilah, manusia melakukan shalat tarawih 4 rakaat, kemudian beristirahat, kemudian melanjutkan shalat 4 rakaat lagi, kemudian istirahat.”  

°°°°°°°°°°°

Tetapi menurut mayoritas ulama, shalat tarawih 4 rakaat 1 salam tetap dihukumi sah tetapi makruh, karena ia melakukan sesuatu yang menyelisihi sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Lihat keterangan di kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah alKuwaitiyyah, 27/144. Versi Maktabah Syamilah. 

Bahkan Imam Abu Hanifah menyatakan bahwa yang utama adalah shalat dengan 4 rakaat, 1 salam. Sebagaimana keterangan dalam kitab Umdatul Qori, Badruddin al-‘Aini [Beirut : Dar Ihya Turats, tanpa tahun], 7/204. Lihat juga kitab Shalat Tarawih, Syaikh al-Albani, halaman. 29 (versi Maktabah Syamilah). 

Disebutkan dalam kitab al-Mughni, ”Imam Abu Hanifah berkata : Jika kamu mau, kerjakanlah dengan 2 rakaat, jika kamu mau kerjakanlah dengan 4 rakaat, dan jika kamu mau maka kerjakanlah dengan 6 rakaat, atau 8 rakaat.” (kitab al-Mughni, 2/537. Versi Maktabah Syamilah) 

KESIMPULANNYA : Shalat tarawih apabila dikerjakan dengan 4 rakaat satu salam, menurut mayoritas ulama hal tersebut bukan cara yang utama dan shalatnya tetap dihukumi sah. akan tetapi, menurut Abu Hanifah cara tersebut lebih utama. Wallahu a'lam