Senin, 25 Maret 2024

Hukum Menjadikan Hilal Bulan dan Bintang Sebagai Simbol Islam

Hukum Menjadikan Hilal Bulan dan Bintang Sebagai Simbol Islam

اتخّاذ الهلال شعارا

السؤال 1528
Pertanyaan no.1528 :

ما الذي يرمز إليه شعار الهلال والنجمة لدى المسلمين؟ لقد بحثت في موقعك على الإنترنت وكذلك في المراجع الموجودة في المكتبة لديَ ولم أعثر على شيء سوى إشارة إلى علم الإمبراطورية العثمانية. شكراً لك على اهتمامك.

Apa maksud dari simbol hilal bulan dan simbol bintang yang digunakan umat islam? saya pribadi sudah berusaha mencari di web  internet anda, begitu pula sudah saya cari-cari di setiap kitab-kitab rujukan yang ada, akan tetapi saya belum juga mendapatkan jawaban akan masalah ini kecuali hanya simbol kekaisaran Utsmaniyah, terimakasih atas perhatiannya. 

الجواب
Jawab :

الحمد لله.

Segala puji hanya milik Allah 

إن اتخاذ الأهلة أو النجوم شعاراً للمسلمين لا أصل له في الشرع ، ولم يكن معروفاً في عهد النبي صلى الله عليه وسلم ولا عهد خلفائه الراشدين بل ولا في عهد بني أمية ، 

Sesungguhnya menjadikan hilal-hilal dan bintang-bintang sebagai simbol syi'ar umat islam adalah perbuatan yang tidak berasaskan sama sekali dari syariat dan tidak ada sumbernya dari syariat, tidak pula dikenal di zaman Nabi shallaallahu alaihi wa sallam, dan tidak pula di zaman para khalifah empat, bahkan sampai di zaman kekhalifahan Bani Umayyah pun tidak dikenal. 

وإنما حدث بعد ذلك واختلف بعض أصحاب التواريخ في أول حدوثه ، وفي أول من فعله فقيل الفرس ، وقيل الإغريق ثم انتقل إلى المسلمين في بعض الحوادث ، ( يُنظر التراتيب الإدارية للكتاني 1/320 ) ،

Kemudian penampakan ini terjadi setelah zaman-zaman mereka, dan mereka para ahli sejarah sendiri berbeda pendapat dalam masalah ini siapa yang pertama mengangkat simbol ini. 
Katanya pertama yang mengangkatnya adalah persia, dan katanya pertama yang mengangkatnya sebagai simbol adalah mereka orang-orang yunani kuno yg kemudian ajaran ini pindah ke umat islam di sebagian kejadian zaman. [Lihat kitab at-Tarotib al-Idariyyah karya al-Kattaniy 1/320]

 ويقال أن اتخاذ الهلال سببه هو أن المسلمين حين فتحوا بعض بلاد الغرب وفي كنائسهم يعلو فيها الصليب وضع المسلمون بدل الصليب هذا الهلال فانتشر لذلك ، وعلى كلٍّ فالشعارات والرايات لابد وأن تكون موافقة للشرع وحيث أنه ليس هناك دليل على مشروعيتها فالأحرى ترك ذلك

Dikatakan juga bahwa sesungguhnya asal muasal hilal dijadikan simbol dimulai ketika umat islam menaklukkan sebagian negeri-negeri barat, dan di saat itu mereka mendapati di atas gereja-gereja terdapat simbol salib. Maka umat islam menggantinya dengan hilal bulan, lantas kemudian tersebarlah perkara ini. 

Intinya seluruh syi'ar-syi'ar dan bendera-bendera harus sesuai dengan ajaran syariat islam dan selama tidak ada satupun dalil atas pensyariatannya maka lebih baik ditinggalkan. 

 ، وليس الهلال ولا النجمة شعاراً للمسلمين ، ولو اتخذه بعض المسلمين ، وأما من جهة - ما يعتقده المسلمون في القمر والنجوم فإنهم يعتقدون أنها من خلق الله عز وجل لا تنفع ولا تضر ولا تؤثر بذاتها في الأحداث الأرضية ، وإنما خلقها الله لفوائد البشر ، ومن ذلك قول الله عز وجل : ( يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ .. الآية (189) سورة البقرة . نقل ابن كثير رحمه الله في معنى قوله قل هي مواقيت للناس : يعلمون بها حل دينهم وعدة نسائهم ووقت حجهم .. جعلها الله مواقيت لصوم المسلمين وإفطارهم وعِدَّة نسائهم ومحل دَيْنهم . تفسير ابن كثير

Gambar hilal dan bintang hakekatnya bukanlah simbol kaum muslimin meskipun sebagian umat islam menjadikannya simbol. 
Adapun tinjauan dari sisi akidah umat islam terhadap bulan dan bintang-bintang, maka mereka semua meyakini bahwa bulan dan bintang termasuk dari makhluk-makhluk Allah yang tidak dapat memberikan manfaat ataupun madhorot serta tidak dapat memberikan pengaruh terhadap apa yg akan terjadi di bumi. 

Tujuan Allah menciptakan bulan dan bintang tak lain melainkan hanya untuk kebaikan dan manfaat manusia, diantaranya sebagaimana Firman Allah :

“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal-hilal bulan, Katakanlah: "Hilal bulan itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.. ” (Al-Baqarah):189 

Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna dari kata-kata “Katakanlah: "Hilal bulan itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia....” yakni : Dengan hilal-hilal tersebut para manusia jadi mengetahui kapan jatuh tempo membayar hutang, tempo masa iddah dan waktu haji mereka... Allah menjadikan hilal-hilal tersebut sebagai penentu waktu-waktu umat islam kapan berpuasa dan berbuka, kapan habisnya masa iddah, dan kapan jatuhnya tempo membayar hutang. [Tafsir Ibnu Katsir]

وقال القرطبي رحمه الله في تفسير الآية : تبيين لوجه الحكمة في زيادة القمر ونقصانه, وهو زوال الإشكال في الآجال والمعاملات والأَيْمان والحج والعُدَد والصوم والفطر ومدة الحمل والإجارات .. إلى غير ذلك من مصالح العباد.
ونظيره قوله الحق: "وجعلنا الليل والنهار آيتين فمحونا آية الليل وجعلنا آية النهار مبصرة لتبتغوا فضلا من ربكم ولتعلموا عدد السنين والحساب" [الإسراء: 12] .. وقوله : "هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدَّره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب" [يونس: 5] وإحصاء الأهلة أيسر من إحصاء الأيام . أنظر تفسير القرطبي .

Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan dalam tafsir ayatnya: Hikmah di balik naik turunnya bulan adalah untuk menghilangkan rasa keragu-raguan dalam hal kesepakatan tempo di dalam bertransaksi, persumpahan, dalam masa haji, perjumlahan, puasa, berbuka puasa, masa hamil, dan masa sewa-menyewa serta kepentingan hamba lainnya. 

Terdapat juga ayat yang sepadan yaitu firman Allah : “Dan Kami jadikan malam dan siang dua tanda, lalu Kami hapus tanda malam dan jadikan tanda siang itu tampak, agar kamu mencari karunia dari Robbmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungannya” {Al-Israa: 12}. 

Sebagaimana firman Allah lainnya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” {Yūnus :5}
Dan menghitung hilal lebih mudah daripada menghitung hari. 
[Lihat tafsir Al-Qurtubi.]

أمّا النّجوم فقد قال علماء الإسلام خَلَقَ ( الله ) هَذِهِ النُّجُومَ لِثَلاثٍ جَعَلَهَا زِينَةً لِلسَّمَاءِ وَرُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَعَلامَاتٍ يُهْتَدَى بِهَا ، صحيح البخاري كتاب بدء الخلق كما قال تعالى : ( وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ .. ) الآية 97 سورة الأنعام ، وقال تعالى : ( وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِير ) سورة تبارك آية 5 ، والله تعالى أعلم

Adapun Bintang-bintang, maka para ulama telah mengatakan bahwa bintang-bintang tersebut tidak diciptakan melainkan untuk tiga tujuan : Menghiasi langit, batu untuk melempari setan-setan, dan sebagai tanda-tanda petunjuk(arah kiblat, mata angin dll) 
Sebagaimana hal ini disebutkan di Sahih Bukhari bab “Awal penciptaan”, Allah Sang Maha kuasa berfirman : 
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut” {Al-'An`ām:97} dan juga Allah azza wa jalla berfirman : 
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
{al-Mulk : 5}

=============
Terjemah : Abu Musa al-Mizzy
Sumber : Web islamqa
https://islamqa.info/amp/ar/answers/1528