Senin, 01 Januari 2024

Penisbatan Kitab Radd ‘ala Jahmiyyah pada Imam Ahmad Merupakan Kepalsuan ?

Penisbatan Kitab Radd ‘ala Jahmiyyah pada Imam Ahmad Merupakan Kepalsuan ?

Oleh : Ustadz Muhammad Ode Wahyu Abu Usaid

Pengikut kelompok asya’irah mengklaim bahwa kitab yang dibuat oleh Imam Ahmad dalam rangka membantah kelompok jahmiyyah dan orang-orang zindiq yang berjudul ‘Ar-Raddu ‘ala Az-Zanadiqah wa Al-Jahmiyyah’ merupakan satu kepalsuan yang dinisbatkan kepadanya.

Mereka berhujjah dengan perkataan Imam Adz-Dzahabi rahimahullah :

وَلاَ كَالرَّدِّ عَلَى الجَهْمِيَّةِ المَوْضُوْعِ عَلَى أَبِي عَبْدِ اللهِ ، فَإِنَّ الرَّجُلَ كَانَ تَقيّاً وَرِعاً، لاَ يَتَفَوَّهُ بِمِثلِ ذَلِكَ.

“Dan tidak pula seperti kitab Ar-Raddu ‘ala Al-Jahmiyyah yang palsu atas nama Abu 'Abdillah (Imam Ahmad). Sebab, beliau adalah seorang yang bertakwa dan seorang yang wara’. Beliau tidak mengucapkan kalimat seperti itu.” 
(Siyar A’lam An-Nubala, jilid 11, hal. 287)

Seolah mendapat angin segar, para pengikut kelompok asya’irah kemudian menyebarkan klaim mereka bahwa kitab bantahan pada kelompok jahmiyyah itu adalah palsu. Wajar, mereka berharap kitab itu adalah satu kepalsuan atas nama Imam Ahmad rahimahullah. Sebab Imam Ahmad rahimahullah yang dikenal sebagai imam ahlussunnah membongkar kesesatan kelompok jahmiyyah yang juga diyakini oleh para kelompok Asy’ari.

Hujjah mereka dengan menggunakan perkataan Imam Adz-Dzahabi rahimahullah ini sangat lemah. Sebab, penisbatan kitab tersebut kepada Imam Ahmad rahimahullah berdasarkan sanad yang tersambung kepada beliau. Dan itu tertulis dalam kitab-kitab para ulama madzhab hambali.

Contohnya, apa yang ditulis olah Imam Abu Ya’la Al-Hambali rahimahullah dalam Thabaqat Hanabilah, ketika menyebutkan Khadhir bin Mutsanna Al-Kindi, beliau berkata :

نقل عن عبد اللَّه بْن إمامنا أَحْمَد رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أشياء منها الرد عَلَى الجهمية

“Beliau telah menukil dari 'Abdullah bin Imam Ahmad radhiyallahu ‘anhu beberapa hal, diantaranya adalah Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyyah.” 
(Thabaqat Al-Hanabilah, jilid 1, hal.47-48, Daar Al-Ma’rifah-Beirut)

Jika merujuk pada kitab Al-'Arsy yang ditulis Imam Adz-Dzahabi rahimahullah beliau telah mengakui bahwa kitab Radd ‘ala Al-Jahmiyah adalah karya Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah yang dikumpulkan dan diriwayatkan oleh anaknya. Ketika menjadikan perkataan Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah sebagai hujjah bahwa Allah 'Azza wajalla berada di atas 'Arsy secara hakikat, beliau berkata :

وقال الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله في كتاب الرد على الجهمية مما جمعه ورواه عبد الله  ابنه عنه

“Dan telah berkata Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dalam kitab Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyyah yang dikumpulkan dan diriwayatkan oleh anaknya yang bernama 'Abdullah darinya.” 
(Al-'Arsy, tahqiq Dr. Muhammad bin Khalifah At-Tamimi, jilid 2, hal. 1, Adhwaa As-Salaf-Riyadh, cet. 1, 1420 H)

Syaikh Dr. Muhammad bin Khalifah At-Tamimi hafizahahullah seorang ketua badan Riset Ilmiah Universitas Islam Madinah berkata : 
“Penisbatan kitab Al-'Arsy pada Imam Adz-Dzahabi rahimahullah sangatlah jelas, dan hal itu dapat dipastikan dengen beberapa kenyataan:

Pertama, dalam semua naskah manuskrip yang kami jadikan sebagai sandarannya semuanya menyebut secara tegas bahwa kitab tersebut ditulis oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullah.

Dua, penyebutan secara tegas dari sejumlah ahli sejarah dalam kitab-kitab mereka seperti Al-Minhal Ash-Shafi, Raunaq Al-Fazh karya Sabth bin Hajr rahimahullah, Syadzaratu Adz-Dzahab karya Ibnu ‘Imad rahimahullah, Kasyfu Azh-Zhunun karya Haji Khalifah rahimahullah, Hidayatu Al-Arifin karya Al-Baghdadi rahimahullah dan beberapa ulama sejarah lainnya.

Tiga, pernyataan secara tegas dari ulama yang menukil kitab tersebut dan mengambil faidah darinya dan yang menisbatkannya pada Imam Adz-Dzahabi rahimahullah, seperti yang dilakukan oleh Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dalam Ijtima’ Juyusy Al-Islamiyah dan Imam As-Safarini rahimahullah dalam Lawami’ Al-Anwar Al-Bahiyah.

Empat, periwayatan hadits dan atsar yang dilakukan oleh penulis bersambung dari guru-gurunya yang sangat terkenal ia mengambil dari mereka.

Lima, beberapa komentar yang sama dalam kitab Al-'Uluw dan kitab Arba'in fi Shifati Rabb Al-‘Alamin terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits yang menunjukkan sifat Fauqiyah Allah. Hal ini karena penulisnya sama. 
(Al-'Arsy, tahqiq Dr. Muhammad bin Khalifah At-Tamimi, jilid 1, hal. 348-349, Adhwaa As-Salaf-Riyadh, cet. 1, 1420 H)

Jadi, tidak tepat menolak penisbatan kitab Radd ‘ala Al-Jahmiyyah dengan menggunakan perkataan Imam Adz-Dzahabi rahimahullah di atas. Hal itu karena dua alasan :

Pertama, Imam Adz-Dzahabi rahimahullah tidak menjelaskan alasan yang berkaitan dengan data dan sanad periwayatan buku, justru malah cenderung pada alasan yang bersifat perasaan dan prasangka yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan isi dan sanad kitab. 

Kedua, beliau telah mengakui kitab itu dinisbatkan pada Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dalam kitab Al-'Arsy yang beliau tulis. Ini membatalkan apa yang beliau sebut pada kitab Siyar A’lam An-Nubala.

Para pengikut kelompok asy’ari juga berhujjah dengan lemahnya jalur sanad penisbatan kitab tersebut. Kata mereka, periwayatan kitab tersebut melalui jalur Khadir bin Mutsanna Al-Kindi rahimahullah yakni seorang yang majhul.

Menjawab pernyataan tersebut, Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :

أَحَدُهَا: أَنَّ الْخَضِرَ هَذَا قَدْ عَرَفَهُ الْخَلَّالُ وَرَوَى عَنْهُ كَمَا رَوَى كَلَامَ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَصْحَابِهِ وَأَصْحَابِ أَصْحَابِهِ وَلَا يَضُرُّ جَهَالَةُ غَيْرِهِ لَهُ. الثَّانِي: أَنَّ الْخَلَّالَ قَدْ قَالَ كَتَبْتُهُ مِنْ خَطِّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَحْمَدَ وَكَتَبَهُ عَبْدُ اللَّهِ مِنْ خَطِّ أَبِيهِ، وَالظَّاهِرُ أَنَّ الْخَلَّالَ إِنَّمَا رَوَاهُ عَنِ الْخَضِرِ لِأَنَّهُ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ مُتَّصِلَ السَّنَدِ عَلَى طَرِيقِ أَهْلِ النَّقْلِ وَضَمَّ ذَلِكَ إِلَى الْوِجَادَةِ، وَالْخَضِرُ كَانَ صَغِيرًا حِينَ سَمِعَهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ وَلَمْ يَكُنْ مِنَ الْمُعَمَّرِينَ الْمَشْهُورِينَ بِالْعِلْمِ وَلَا هُوَ مِنَ الشُّيُوخِ وَقَدْ رَوَى الْخَلَّالُ عَنْهُ غَيْرَ هَذَا فِي جَامِعِهِ

“Pertama, Khadhir rahimahullah adalah seorang yang telah dikenal oleh Al-Khallal rahimahullah dan beliau meriwayatkan darinya perkataan Imam Abu 'Abdillah Ahmad bin Hambal rahimahullah dan dari sahabat-sahabatnya serta dari sahabat dari sahabatnya. Sehingga, ketidaktahuan orang lain terhadap beliau tidak berpengaruh pada validitas riwayat itu, karena telah dikenal oleh Al-Khallal. Kedua, Al-Khallal rahimahullah telah berkata bahwa ia telah menulis kitab Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyyah itu berdasarkan apa yang telah ditulis oleh 'Abdullah bin Imam Ahmad  rahimahummallah dan 'Abdullah menulis kitab itu berdasarkan tulisan tangan dari bapaknya yaitu Imam Ahmad. Olehnya, Al-Khallal rahimahullah meriwayatkan dari Khadhir karena beliau menyukai agar sanadnya bersambung sebagaimana cara pada ahli naql (ahli hadits), yaitu dengan metode wijadah. Ketika mendengarkannya dari 'Abdullah, Khadhir masih kecil dan belum dikenal begitupula dengan ilmunya. Namun Al-Khallal rahimahullah (telah mengenalnya) dan beliau meriwayatkan dari beliau beberapa hal selain kitab Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyyah ini dalam Jami’nya.” 
(Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyah, hal. 148, Ibda’ Li Al-I’lam wa An-Nasyr-Kairo, cet. 2, 1441 H)

Yang menguatkan benarnya penisbatan kitab ini pada Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah adalah apa yang disebutkan oleh Al-Qadhi Abu Ya’la dalam Thabaqatnya, beliau berkata : 
“Aku membaca pada kitab Abu Ja’far Muhammad bin Ahmad bin Shalih bin Ahmad bin Muhammad bin Hambal; Telah menceritakan kepadaku pamanku yaitu Zuhair bin Shalih, ia berkata : 

“Ayahku, Shalih bin Ahmad telah membacakan kepadaku, kitab ini ditulis oleh ayahku (Imam Ahmad) dalam majelisnya (dalam nukilan Al-Hafizh Ibnu Qayyim tertulis “محبسه” yang bermakna dalam penjara) membantah orang-orang yang berhujjah dengan menggunakan zhahir Al-Qur’an dan meninggalkan apa yang ditafsirkan oleh Rasululullah  shallallahu ‘alaihi wasallam.” 
(Thabaqat Al-Hanabilah, jilid 1, hal. 65, Daar Al-Ma’rifah-Beirut)

Perkataan Imam Abu Ya’la rahimahullah ini juga dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah yang mempertegas penisbatan kitab Radd ‘ala Al-Jahmiyyah tersebut pada Imam Ahmad. (Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyah, hal. 149, Ibda’ li Al-I’lam wa An-Nasyr-Kairo, cet. 2, 1441 H)

Di kalangan ulama madzhab Hambali tidak ada yang menafikan kitab ini penisbatannya kepada Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah. Justru yang menafikannya adalah orang-orang yang berpemahaman sama dengan kelompok jahmiyyah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

الرَّدِّ عَلَى الزَّنَادِقَةِ وَالْجَهْمِيَّة فِيمَا شَكَّتْ فِيهِ مِنْ مُتَشَابِهِ الْقُرْآنِ وَتَأَوَّلَتْهُ عَلَى غَيْرِ تَأْوِيلِهِ " مِمَّا كَتَبَهُ فِي حَبْسِهِ - وَقَدْ ذَكَرَهُ الْخَلَّالُ فِي " كِتَابِ السُّنَّةِ " وَالْقَاضِي أَبُو يَعْلَى؛ وَأَبُو الْفَضْلِ التَّمِيمِيُّ؛ وَأَبُو الْوَفَاءِ ابْنُ عَقِيلٍ؛ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَصْحَابِ أَحْمَد وَلَمْ يَنْفِهِ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَنْهُ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ

“Kitab Radd ‘ala Al-Jahmiyyah yang ditulis oleh beliau ketika berada dalam penjara, telah disebutkan oleh Al-Khallal rahimahullah dalam kitabnya As-Sunnah, juga oleh Imam Al-Qadhi Abu Ya’la, Abu Al-Fadhl At-Tamimi, Abu Al-Wafa Ibnu ‘Aqil dan selain dari mereka dari kalangan ulama madzhab Hambali. Tidak ada seorangpun yang menafikan bahwa kitab itu adalah karya beliau, alhamdulillah.” 
(Majmu’at Al-Fatawa, Tahqiq Farid 'Abdul 'Aziz Al-Jundi dan Asyraf Jalaluddin Asy-Syarqawi, jilid 10, hal. 253, Daar Al-Hadits-Kairo, 1435 H)

Imam As-Safarini rahimahullah berkata :

وَقَدْ ذَكَرَ كِتَابَ الْإِمَامِ أَحْمَدَ هَذَا أَئِمَّةُ الْمَذْهَبِ، قَالَ الْخَلَّالُ: كَتَبْتُ هَذَا الْكِتَابَ مِنْ خَطِّ عَبْدِ اللَّهِ، وَكَتَبَهُ عَبْدُ اللَّهِ مِنْ خَطِّ أَبِيهِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. وَاحْتَجَّ الْقَاضِي أَبُو يَعْلَى فِي كِتَابِهِ " إِبْطَالِ التَّأْوِيلِ " بِمَا نَقَلَهُ مِنْهُ عَنِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ. وَذَكَرَ ابْنُ عَقِيلٍ فِي كِتَابِهِ بَعْضَ مَا فِيهِ عَنِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ، وَنَقَلَ مِنْهُ أَصْحَابُهُ قَدِيمًا وَحَدِيثًا، وَنَقَلَ مِنْهُ الْإِمَامُ الْحَافِظُ الْبَيْهَقِيُّ، وَعَزَاهُ إِلَى الْإِمَامِ أَحْمَدَ، وَصَحَّحَ هَذَا الْكِتَابَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ عَنِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ، وَاعْتَمَدَهُ الْإِمَامُ الْمُحَقِّقُ ابْنُ الْقَيِّمِ فِي جُلِّ تَآلِيفِهِ، وَصَحَّحَهُ فِي كِتَابِهِ " الْجُيُوشِ الْإِسْلَامِيَّةِ "، وَقَالَ: لَمْ يُسْمَعْ مِنْ أَحَدٍ مِنْ مُتَقَدِّمِي أَصْحَابِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ وَلَا مُتَأَخِّرِيهِمْ طَعْنٌ فِيهِ

“Para imam madzhab telah menyebutkan kitab Imam Ahmad. Imam Al-Khallal rahimahullah berkata, “Aku telah menulis kitab ini berdasarkan tulisan tangan 'Abdullah. Dan 'Abdullah rahimahullah menulisnya berdasarkan tulisan tangan Imam Ahmad radhiyallahu ‘anhu. Imam Abu Ya’la berhujjah dengannya dalam kitab Ibthaal At-Ta’wil berdasarkan apa yang ia nukil dari kitab itu dari Imam Ahmad rahimahullah. Ibnu Aqil juga menyebutkan sebagiannya dalam kitabnya dari Imam Ahmad rahimahullah lalu dinukil oleh ulama madzhab dari kalangan terdahulu hingga sekarang. Dinukil pula oleh Imam Al-Baihaqi rahimahullah lalu menisbatkannya pada Imam Ahmad. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga membenarkan kitab ini dari Imam Ahmad. Imam muhaqqiq Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjadikannya sebagai hujjah dalam kitabnya ‘Juyusy Al-Islamiyah” dan beliau berkata, “Belum pernah didengar seorangpun dari ulama madzhab Hambali kalangan awal dan kalangan belakangan yang mencela apa yang ada di dalamnya.” 
(Lawami’ Al-Anwar Al-Bahiyah, Tahqiq Khalid bin Muhammad bin Zhahir Al-Qahthani dan Ismail bin Ghishab Al-Adawi, jilid 1, hal. 281-282, Daar At-Tauhid li An-Nasyr-Riyadh, cet. 1, 1437 H) 

Tidak saja ulama madzhab Hambali yang mengakui kitab tersebut penisbatannya kepada Imam Ahmad rahimahullah, tapi juga ulama-ulama besar lintas madzhab yang memiliki perhatian besar dan ketelitian yang tinggi terhadap kitab-kitab ulama. Diantaranya adalah Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqalani rahimahullah dan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqalani rahimahullah berkata :

أَنَّهُ كَلَامُ اللَّهِ غَيْرُ مَخْلُوقٍ أَنَّهُ لَمْ يَزَلْ يَتَكَلَّمْ إِذَا شَاءَ نَصَّ عَلَى ذَلِكَ أَحْمَدُ فِي كِتَابِ الرَّدِّ عَلَى الْجَهْمِيَّةِ

“Sesungguhnya kalam Allah ''Azza wajalla bukanlah makhluk. Allah 'Azza wajalla senantiasa berkalam, jika ia berkehendak. Imam Ahmad rahimahullah telah menyebutkan hal ini dalam kitab Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyah.” 
(Fathu Al-Bari Syarh Shahih Bukhari, jilid 13, hal. 608, Daar As-Salam-Riyadh, cet. 1, 1421 H)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

اخْتَلَفَ الْمُفَسِّرُونَ فِي مِقْدَارِ هَذِهِ السِّتَّةِ الْأَيَّامِ عَلَى قَوْلَيْنِ.فَالْجُمْهُورُ عَلَى أَنَّهَا كَأَيَّامِنَا هَذِهِ.وَعَنِ ابْنِ عبَّاس، وَمُجَاهِدٍ وَالضَّحَّاكِ، وَكَعْبِ الْأَحْبَارِ: أَنَّ كُلَّ يَوْمٍ مِنْهَا كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ. رَوَاهُنَّ ابْنُ جَرِيرٍ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ، وَاخْتَارَ هَذَا الْقَوْلَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ فِي كِتَابِهِ الَّذِي ردَّ فِيهِ عَلَى الْجَهْمِيَّةِ

“Para ulama tafsir berbeda pendapat mengenai kadar 6 hari ini pada dua pendapat. Mayoritas ulama berpendapat bahwa hari-hari itu seperti hari-hari kita. Sedangkan pendapat dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu ‘anhu, Mujahid rahimahullah, Adh-Dhahhak rahimahullah, dan Ka’ab Al-Ahbar rahimahullah, bahwa setiap hari tersebut sama dengan seribu tahun dalam hitungan manusia. Ibnu Jarir rahimahullah dan Ibnu Abi Hatim rahimahullah meriwayatkannya, serta dipilih oleh Imam Ahmad rahimahullah sebagaimana beliau sebutkan dalam bukunya yang menjadi bantahan terhadap kelompok jahmiyyah.” 
(Al-Bidayah wa An-Nihayah, tahqiq Muhammad Samih 'Umar, jilid 1, hal. 18, Ibda’ li Al-I’lam wa An-Nasyr-Kairo, cet. 20, 1442 H)

Jadi, penisbatan kitab Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyyah adalah benar pada Imam Ahmad rahimahullah. Adapun orang-orang yang menyebarkan kepalsuan penisbatan itu besar kemungkinan adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang sama dengan kelompok jahmiyyah seperti kelompok Asya’irah mutaakhkhirin. 

Allahu a’lam