Minggu, 26 Mei 2024

NASEHAT BADA SUBUHOLEH: UST. DR. SYAFIQ RIZA BASALAMAH hafizhahullahUstadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.AJumat, 16 Zulkaidah 1445 H/ 24 Mei 2024

NASEHAT BADA SUBUH
OLEH: UST. DR. SYAFIQ RIZA BASALAMAH 
hafizhahullah
Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A
Jumat, 16 Zulkaidah 1445 H/ 24 Mei 2024

1. Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan ruh dan kemudian menjadikannya bangun subuh dan yang lebih penting lagi membuatnya dapat berzikir setelahnya, yang mana seseorang tidak mengetahui dimanakah ruh tersebut saat tidur.
2. Jiwa manusia ini terkadang dibisiki dengan bisikan buruk oleh syetan dan bahkan oleh jiwa itu sendiri.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ

‏Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Contoh Nabi Adam ‘alaihissalam yang dibisiki oleh Syetan:

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ

‏Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

Disini Nabi Adam dibisiki dengan dunia; kekelan hidup dan kekuasaan  yang tidak pernah sirna.

3. Bagaimana cara untuk menjauhkan dari bisikan yang buruk? 

Cara menjauhkan bisikan buruk dari jiwa sehingga menjadi النفس المطئنة (Jiwa yang tenang) adalah dengan mensucikan jiwa tersebut.

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا

sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

4. Cara mensucikan jiwa adalah dengan berrdoa: 
a. Berdoa agar disucikan jiwa
- sebagaimana di dalam khotbat hajah yang selalu dibaca Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  dalam setiap kesempatan penting.
‎ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسِنا
Artinya: “Kami berlindung dengan Allah dari keburukan-keburukan jiwa-jiwa kami”.

‎اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَن زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا،
Artinya: “Ya Allah, berilanlah kepada jiwa kami ketakwaannya dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik pensuci jiwa, Engkaulah penolongnya dan penjaganya.”

Contoh jiwa yang disucikan Allah adalah saat salat ia merasa tenang dan rehat, akan tetapi kebanyakan kita istirahat dari salat bukan istirahat dengan salat.

- Diantara yang mengotori jiwa adalah berbuat dosa dan bahkan kecanduan dengan dosa, kalau tidak berbuat dosa maka seakan ada yang aneh di dalam jiwanya.

kemudian lanjutan doanya:

‎اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن عِلْمٍ لا يَنْفَعُ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan-Mu dari ipmu yang tidak bermanfaat.”

- Sebuah kekurangan adalah menuntut ilmu tetapi tidak diamalkan.
- Semakin lama duduk di majelis ilmu akan tetapi semakin tidak nampak bekas ilmu yang dituntutnya terutama saat berada di tengah masyarakat.
- Berapa banyak yang menuntut ilmu, kemudian ilmunya tidak bermanfaat, tandanya adalah tidak mengamalkannya.

‎وَمِنْ قَلْبٍ لا يَخْشَعُ
Artinya: “Aku berlindung dengan-Mu dari qalbu yang tidak khusyu’”.

- Sebagian orangtua akan kesal jika anaknya yang dipanggil tidak mengindahkannya, maka sebagian orang dengan Allah juga begitu, kadang hubungan seseorang dengan Allah SANGAT TIDAK KHUSYU’.

- Salat sebagian orang tidak khusyu’ tidak tunduk dengan sebenar-benarnya saat ruku, saat sujud.

‎وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ
Artinya: “Aku berlindung dengan-Mu dark jiwa yang tidak puas”

- Sebagian orang tidak pernah puas dengan harta; mendapatkan 1 milyar padahal cukup satu tahun misalkan tetapi menginginkan yang lain milyar yang kedua dan ketiga, serta seterusnya.
- Memang harta diindahkan dalam pandangan manusia, oelh karena itu berhati-hatilah, jangan tertipu dengan harta.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

‏Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

‎وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ لَهَا
Artinya: “Berlindung dari doa yang tidak dikabulkan”

- Doa ini diakhiri dengan lafaz doa yang indah yaitu, meminta perlindungan dari doa yang dikabulkan.
- Penyebab doa tidak dikabulkan adalah karena tidak terpenuhi syarat dan kewajiban, seperti: makan haram, memutuskan hubungan rahim.
- Seharusnya seorang muslim menghapal doa ini dan sering membacanya:

‎ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِنَ العَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَن زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن عِلْمٍ لا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ لَهَا

Lafaz Latin: ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI, WAL BUKHLI WAL HAROMI, WA ‘ADZAABIL QOBRI. ALLOHUMMA AATI NAFSII TAQWAAHAA, WA ZAKKIHAA ANTA KHOIRU MAN ZAKKAHAA, ANTA WALIYYUHAA WA MAWLAAHAA. ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ILMIN LAA YANFA’, WA MIN QOLBIN LAA YAKH-SYA’, WA MIN NAFSIN LAA TASYBA’, WA MIN DA’WATIN LAA YUSTAJAABU LAHAA’.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kekikiran, ketuaan—kepikunan–, dan siksa kubur. Ya Allah, datangkanlah pada jiwaku ini ketakwaannya dan bersihkanlah ia. Engkaulah sebaik-baik yang dapat membersihkannya, Engkaulah Pelindungnya dan Rabbnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2722]
Ditulis oleh adik kelasnya:

Ahmad Zainuddin Al Banjary
di Masjid Utsman Bin Affan Handil Bakti Barito Kuala Kalsel.