Ketika menjelaskan tentang beberapa faktor yang menyebabkan seseorang sulit untuk mengakui kesalahannya dan sulit untuk merujuk kepada kebenaran, Syaikh Abdurrahman bin Yahya al-Mu'allimi al-Yamani rahimahullah (wafat 1386 hijriah) menyebutkan di antaranya:
أَنْ يَكُونَ قَدْ صَارَ لَهُ فِي الْبَاطِلِ جَاهٌ وَشُهْرَةٌ وَمَعِيشَةٌ، فَيَشُقُّ عَلَيْهِ أَنْ يَعْتَرِفَ بِأَنَّهُ بَاطِلٌ، فَتَذْهَبُ تِلْكَ الْفَوَائِدُ
"Apabila ia sudah terlanjur meraih kedudukan, popularitas, dan peNdapatan di dalam kesalahannya itu. Maka akan sulit baginya untuk mengakui bahwa dirinya salah, (karena khawatir) semua kepentingan tersebut akan hilang."
(Kitab: at-Tankil Bima Fi Ta'nib al-Kautsari min al-Abathil, jilid 2 halaman 295, cetakan Dar 'Alam al-Fawaid)
Ustadz zainul arifin