Mantan ulama yg cerdas tapi mati atheis. - و العياذ بالله-
Abdullah al-Qasimi (1907-1996) adalah seorang yg karena kecerdasannya, kuat hafalannya dan semangatnya membela dakwah tauhid sempat dijuluki sebagai Ibnu Taimiyyah di zamannya. Karya tulis nya mendapatkan banyak pujian dari para ulama Arab Saudi. Salah satu gurunya bahkan mengatakan: "al-Qasimi telah membayar mahar surga dengan kitabnya".
Tapi soponyono, siapa sangka ia mengakhiri hidupnya sebagai seorang atheist. Quote-nya: "penjajahan otak manusia oleh Tuhan adalah bentuk terburuk dari penjajahan" menjadi mantra kaum atheist Arab sampai hari ini.
Seorang salafi menutup usianya sebagai atheist, what went wrong then? Kesombongan membanggakan kecerdasannya, narcissistic haus pujian adalah 2 hal utama yg menenggelamkannya.
Al-Qasimi dikenal sering melontarkan pertanyaan2 aneh yg tak lazim ditanyakan oleh seorang yg berilmu; entah untuk menguji orang yg ditanya atau ia merasa setiap hal harus memiliki penjelasan yg bisa diterima kecerdasannya itu. Ia pernah bertanya pada Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah: mengapa Shalat itu wajib? apa dasar alasan seseorang harus beragama? ....
Narcissistic personality al-Qasimi terlihat dari kebiasaaannya memasukkan puisi dan syair berisi pujian untuk dirinya sendiri di sampul kitab karyanya, sampai2 Syaikh as-Sa'di meskipun memuji karya tulisnya, juga berusaha menasehatinya agar alQasimi menghapus syair arogan dari kitabnya.
Pandangan al-Qasimi mulai menyimpang saat ia merasa cukup ilmu dan mulai berani membaca buku-buku filsafat. Dan ia makin tersesat dalam lautan filsafat saat bergaul erat dengan kelompok marxist liberal di Kairo yg berafiliasi dengan gerakan oposisi Yaman thn 50an. Ia juga mulai akrab dengan pemikiran liberal tokoh feminist Mesir, Huda Sya'rawi.
Makin nyungsep lagi setelah ia diusir dari Mesir pada thn 1954 dan melarikan diri ke Lebanon. Di Beirut, al-Qasimi dipuja-puji diperlakukan seperti orang penting yg memperjuangkan kebebasan, dimana ia bertemu wanitanya yg kebetulan juga feminist sekuler.
Puncaknya Abdullah al-Qasimi gencar mempromosikan liberalisme, atheisme di dunia Arab. Ia menulis banyak buku untuk membantah keberadaan dan mencela Allah. Ia mengkritik kenabian dan peran wahyu yg diterima Nabi ﷺ.
Beberapa ulama -salah satu adalah mantan sahabatnya, Syaikh Abdurrahman Ibn 'Aqil az-Zahiri- telah menasehati mengajak al-Qasimi untuk berdialog, namun ia begitu keras pada keyakinan atheis-nya. Keyakinan inilah yg ia bawa hingga ia menjemput ajal kematian yg melelahkan karena kanker di rumah sakit 'Ain Syams Kairo pada tahun 1996.
---
Pengingat diri:
Ojo adigang, adigung, adiguna
فَاِنَّ اللّٰهَ يُضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ
Ustadz abu sa'dy