Ustadz ceramah di Indonesia, maka pakailah istilah yang dikenal masyarakat secara umum, sesuai kadar pengetahuan mereka.
'Ali -radhiyallahu 'anhu- mengatakan:
حدثوا الناس بما يعرفون، أتريدون أن يُكذَّب اللهُ ورسولهُ
"Bicaralah kepada masyarakat sesuai kadar pengetahuan mereka. Maukah kamu jika Allah dan Rasul-Nya didustakan (dengan sebab perkataanmu)?"
Orang kita sudah paham mana yang disebut irama, mana yang disebut musik, mana yang disebut penyair dan mana yang disebut pemusik. Orang kita juga tahu bedanya antara "penyair" dan "pemusik" dan berikut konotasi atau apa yang terbayang ketika disebut istilah tersebut.
Sudahilah mencari pembenaran dengan mengatakan, kalau di Arab tu begini, di Afrika tu begitu, dll. Ya sudah, silakan pakai istilah itu di sana, monggo. Kalau di sini, selain keliru, juga akan menimbulkan fitnah.
Mau berhenti bahas tapi kok selalu saja ada yang menambah pembelaan yang nggak pas. Mau memberi udzur, oke silakan. Tapi kalau membenarkan penerjemahan semacam itu, maaf, nggak nyambung.
Sampai saat ini pengertian dan konotasi "pemusik" di negeri ini masih belum berubah, masih seperti yang bisa Anda lihat dan saksikan, yang tidak pernah sedikitpun saya ridho sahabat Nabi yang mulia disifati dengannya.
Ustadz ristiyan ragil