Dalam penggalan surat yang dikirimkannya kepada Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu, Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata:
لَا يَمْنَعَنَّكَ قَضَاءٌ قَضَيْتَ فِيهِ الْيَوْمَ -- فَرَاجَعْتَ فِيهِ رَأْيَكَ، فَهُدِيتَ فِيهِ لِرُشْدِكَ -- أَنْ تُرَاجِعَ فِيهِ الْحَقَّ، فَإِنَّ الْحَقَّ قَدِيمٌ لَا يُبْطِلُهُ شَيْءٌ، وَمُرَاجَعَةُ الْحَقِّ خَيْرٌ مِنَ التَّمَادِي فِي الْبَاطِلِ.
“Janganlah sekali-kali keputusan yang engkau tetapkan hari ini menghalangimu untuk merujuk kepada kebenaran, jika memang ketika engkau periksa keputusan tersebut (ternyata salah) lalu engkau ditunjuki kepada yang benar. Karena kebenaran itu lebih dulu ada, tidak bisa dibatalkan oleh apa pun. Dan merujuk kepada kebenaran lebih baik daripada ngeyel di atas kebatilan.”
(Dibawakan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya I’lam al-Muwaqqi’in, jilid 2 halaman 158-159, tahqiq Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman, cetakan Dar Ibnul Jauzi KSA
Ustadz zainul arifin