Jumat, 17 Mei 2024

MUSIBAH TERWAKILKAN DENGAN APA YANG DIUCAPKAN

*MUSIBAH TERWAKILKAN DENGAN APA YANG DIUCAPKAN*

Faidah Ilmu dari Ustadz Fariq Gasim Anuz, hafizhahullah

🌱🌱🌱🌱

Seringkali apa yang kita ucapkan itu menjadi kenyataan. Jika kita mengucapkan yang baik maka in sya Allah kebaikan yang datang kepada kita. Sebaliknya jika keburukan yang diucapkan oleh seseorang, maka keburukan akan menimpanya.

Ada kata hikmah yang disampaikan oleh para Ulama turun temurun yaitu, 

إن البلاء موكل بالمنطق 

*_Innal Balaa'a Muwakkalun Bil Mantiq_*

"Sesungguhnya musibah itu terwakilkan dengan apa yang diucapkan." 

Apa makna hikmah di atas? 

Dr. Nayif Al 'Ajmi salah seorang dosen dan imam Masjid dari Kuwait menyampaikan bahwa hikmah di atas mengandung tiga pengertian:

*Pertama,* Jangan berbicara yang berakibat datangnya musibah menimpamu. Diamlah! Diam itu selamat.

*Kedua,* Orang-orang yang pesimis dan putus asa dalam hidup, seringkali mereka berkata yang negatif. Di antara mereka ada yang berkata saya tidak mungkin lulus dalam ujian, atau rumah tangga saya tidak akan langgeng, atau saya tidak akan sembuh dari sakitku. Apa yang diucapkannya seringkali menjadi kenyataan.

*Ketiga,* Orang yang suka merendahkan, memperolok-olok atau mencela orang lain, maka sering kali akan terjadi menimpa dirinya. 

Ungkapan hikmah di atas tidak shahih disandarkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah memuat ucapan tersebut sebagai hadits yang maudhu' (palsu). Tapi ungkapan tersebut benar secara makna. 

Ungkapan hikmah di atas bukan merupakan kaidah yang pasti kebenarannya seratus persen. Tapi apa yang kita ucapkan seringkali terjadi menjadi kenyataan. 

🌱🌱🌱 

Allah berfirman menceritakan ucapan Asiah istri Fir'aun,

وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

"Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata (hati) bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari."
(Surat Al Qashash 9) 

Ucapan Asiah menjadi kenyataan bahwa Nabi Musa Alaihis Salam menjadi penyejuk hatinya. Asiah beriman kepada Nabi Musa Alaihis Salam. Allah memasukkan Asiah ke JannahNya. Ada pun menurut riwayat, Fir'aun menolak dan tidak mengharapkan Musa menjadi penyejuk hatinya. Kenyataannya Fir'aun mati dalam kekafiran.

🌱🌱🌱

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,  
bahwasanya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjenguk seorang Arab Badui, (Ibnu Abbas berkata, "Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam apabila menemui orang sakit yang dibesuknya) sambil berdoa, 'Laa Ba'sa 'Alaika, Thahurun Insya Allah.'" (Tidak mengapa atas apa yang terjadi pada dirimu, karena sakit itu menjadi (pelebur dosa) jika Allah menghendaki). 

Ibnu Abbas berkata, "Arab Badui itu berkata, '(Sakit itu pelebur (dosa)i? Tidak demikian), tetapi ini panas yang menyembur menimpa orang yang sudah tua, dia akan mendatangi kubur!' 

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallatn menjawab, 'Ya, demikianlah keadaanmu'.”

(H.R. Bukhari, Kitab Al Manaqib, Bab Alamatun-Nubuwwah fil Islam)

Dalam riwayat lain yang tidak diriwayatkan oleh Bukhari ada tambahan bahwa besoknya orang itu wafat. 

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak mendoakan orang yang dijenguknya agar wafat. Beliau hanya mengomentari bahwa bagimu seperti apa yang kamu ucapkan.

🌱🌱🌱 

Muhammad bin Sirin rahimahullah (wafat tahun 110 H) ditanya ketika mengalami kebangkrutan,

"Kerugianmu sangat besar?"

Beliau berkata, "Ini disebabkan dosa yang telah saya tunggu" hukumannya selama empat puluh tahun."

Mereka bertanya kepadanya, "Dosa apakah itu?"

Beliau menjawab, "Saya pernah menghina seseorang dan berkata kepadanya, “Hai orang yang bangkrut!”

🌱🌱🌱

Imam Khatib Al Baghdadi menyebutkan dalam kitab "Tarikh Baghdad" sebagaimana dinukil oleh Fahd Asy Syuwairikh dalam tulisannya mengisahkan kisah yang menarik dan berkesan. 

Al-Kisa'i salah seorang ulama Qiraat dan ahli bahasa Arab (wafat thn 189 H) bersama Al Yazidi salah seorang ulama Qira'at dan ahli bahasa Arab juga mengunjungi Khalifah Abbasiyyah Harun Al Rasyid.

Tibalah shalat maghrib, Al-Kisa'i diminta untuk menjadi imam shalat. Beliau membaca Surat Al Kafirun setelah Al Fatihah. Beliau ragu dan tersendat dalam bacaannya. Beliau dibenarkan bacaannya oleh makmum.

Ketika selesai shalat, Al-Yazidi berkata kepada Al Kisai di hadapan jamaah shalat maghrib,
"Seorang qari dan imam dari Kufah salah membaca Surat Al-Kafirun?? !!" 

Tibalah shalat Isya, Al Yazidi diminta maju ke depan untuk menjadi imam. Saat Al Yazidi membaca surat Al Fatihah, beliau salah dan lupa. Beliau diingatkan oleh makmum. Setelah selesai shalat Isya, Al Kisai berkata kepada Al Yazidi, 

*"Jagalah lisanmu, jangan berkata-kata, maka kamu akan ditimpa musibah. Sesungguhnya musibah itu terwakilkan dengan apa yang diucapkan."*

🌱🌱🌱 

Kesimpulannya kita harus berhati-hati dalam berbicara. Termasuk adab berbicara dengan kata-kata yang santun dan memilih kata-kata yang terbaik. 

Ketika seseorang dalam keadaan tidak nyaman jiwanya, atau dalam keadaan sempit atau sakit, seyogyanya ia menghindari kata-kata yang negatif, ia tidak berkata yang pesimis. Ia selalu berkata yang optimis dan berprasangka baik kepada Allah. 

Allah akan memberikan kepada hambaNya sesuai prasangkaan kita kepadaNya. 

Ya Allah, hambaMu bertaubat atas ucapan-ucapan hamba selama ini yang tidak diridhaiMu...

اللهم إني أعوذ بك من شر لساني......

_Allahumma innii a'udzubika min syarri lisaanii..._

Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari keburukan lisanku....

اللهم اهدِ قلبي وسدد لساني....

_Allahummahdi qalbii wa saddid lisaanii..._

Ya Allah berilah hatiku hidayah dan luruskanlah lisanku....

🌱🌱🌱🌱

22 Syawal 1445 H
---------------------------
1 Mei 2024 M
https://www.facebook.com/share/YaV1RjjndW8sFQVL/?mibextid=oFDknk