Fawaid dari Kajian Syaikh Abdurrazzaq
Hadits tentang Cabang Keimanan
Alhamdulillah pagi ini bisa merasakan kelezatan bermajelis dengan ulama kota Madinah Syaikh Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr hafizhahullah.
Alhamdulillah, saya beruntung sekali karena saat itu beliau sedang menjelaskan faidah dari hadits Cabang Keimanan yang sangat masyhur.
Berikut faidah dari dars yang bisa kami catat, mudah²an bisa bermanfaat.
________
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله ﷺ قال: الإيمان بضع وسبعون أو بضع وستون شعبة، فأفضلها قول لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة من الإيمان، متفق عليه.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
''Iman itu tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian 60 cabang, cabang iman yang tertinggi adalah ucapan 'La ilaha illallah', dan cabang iman terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang dari iman.'' (HR. Al Bukhari-Muslim).
Hadits ini adalah hadits yang sangat penting dan banyak sekali faidahnya. Banyak ulama menulis penjelasan terhadap hadits ini. Ada yang jadi satu kitab, ada pula yang berjilid-jilid. Di antara faidah hadits ini adalah:
1. Iman memiliki cabang yang banyak.
Sebagian ulama menjelaskan bahwa ucapan Rasulullah 70 sekian atau 60 sekian maksudnya adalah untuk menunjukkan bahwa cabang keimanan itu banyak.
Sebagian lagi benar-benar menganggap bahwa cabang keimanan itu 60 dan 70 sekian cabang, seperti Al Baihaqi, Ibnu Katsir dan Ibnu Hibban. Ibnu Hibban punya kitab berjudul Washful iman wa Syuabuh. Namun sayang sekali kitab ini termasuk kitab yang mafqud, tidak ditemukan keberadaannya.
2. Amal termasuk keimanan.
Para salaf memasukkan amal dan i'tiqod ke dalam iman. Menyingkirkan gangguan dari jalan termasuk amalan. Rasa malu juga amalan hati. Maka amalan hati dan amalan anggota badan termasuk iman.
3. Jenis keimanan bertingkat-tingkat.
Ada bentuk keimanan yang tinggi, ada yang rendah. Di antaranya pun terdapat cabang², ada yang dekat dengan yang tinggi ada yang dekat dengan yang bawah.
Oleh karena itu ada sahabat bertanya tentang amalan yg terbaik di sisi Allah. Menunjukkan dia sadar bahwa amalan keimanan itu bertingkat².
Ini menjadikan kita untuk berlomba² untuk meraih keutamaan dengan mewujudkan iman yg tinggi. Sehingga bila berbenturan misalnya yg wajib dan nafilah, maka dahulukan yg wajib.
Sebagian ulama mengatakan,
من شغله الفرض عن النفل فهو معذور، ومن شغله النفل عن الفرض فهو مغرور
Barang siapa yang sibuk dengan yang wajib sehingga meninggalkan ibadah nafilah maka dia diberi udzur. Sebaliknya bila seseorang sibuk dengan yang sunnah sehingga melalaikan yang wajib, maka dia telah tertipu.
4. Iman itu bertambah dan berkurang. Setiap orang bisa menyadari ini. Kadang dia merasa bersemangat, kadang semangatnya mengendur.
Allah ta'ala berfirman,
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Al Anfal 2)
Umair bin wahb pernah mengatakan,
الإيمان يزيد وينقص، فقيل: وما زيادته ونقصانه؟! قال: إذا ذكرنا الله عز وجل وحمدناه وسبحناه فذلك زيادته، وإذا غفلنا وضيعنا ونسينا فذلك نقصانه
Iman itu bertambah dan berkurang. Ditanyakan kepada beliau, "Apa tambahan dan kekurangannya?"
Beliau menjawab, "Bila kita mengingat Allah azza wajalla, kits memuji dan bertasbih kepadaNya maka itulah tambahannya. Namun bila kita lalai, abai dan lupa, maka itu kekurangan iman.
Dari sini juga bisa kita simpulkan bahwa orang yang beriman bertingkat-tingkat sesuai kadar keimanananya.
Allah berfirman di dalam Al Quran..
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
5. Pentingnya tauhid di mana Nabi menyebutkan yg pertama adalah tauhid.
Dalam lailaha illallah nafyu am dan itsbatu khoos, maksudnya adalah dia tidak beribadah kepada apapun, kecuali hanya kepada Allah subhanahu wata'ala.
Ucapan lailaha illallah di sini bukan ucapan saja. Qoul di sini maknanya bukan saja ucapan lisan, tapi juga ucapan hati. Ucapan hati yang berupa aqidah dan keyakinan.
6. Keutamaan Lailahaillah, di mana Nabi menjadikannya sebagai cabang tertinggi.
Dalam hadits Ibnu Umar disebutkan,
الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله
Islam itu engkau bersaksi Lailaha illallah
Nabi juga bersabda,
أفضل الذكر لا اله الا الله
Sebaik-baik dzikir adalah Lailaha illallah
أفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي: لا إله إلا الله
Sebaik² yg diucapkan olehku dan para nabi sebelumku adalah Lailaha ilallah..
7. Pentinya mempelajari tauhid dan memperhatikannya dalam keseharian kita. Para ulama menyebutkan tauhid sebagai al fiqhu akbar, fiqh yang paling agung. Dan kita diperintahkan untuk bertafaqquh fiddiin..
من يرد الله به خيرا يفقه في الدين
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, Allah akan faqihkan dia dalam agama."
Aqidah tauhid harus tertancap dan terikat kuat dalam hati. Tidaklah aqidah disebut aqidah melainkan dia dia tertanam dengan kuat. Allah berfirman,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit..
8. Pentingnya berbuat ihsan kepada hamba Allah. Nabi menyebut termasuk cabang keimanan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini kebaikan bagi sesama.
Seseorang hendaknya mengupayakan kebaikan bagi saudaranya. Barangsiapa yang berbuat baik kepada saudaranya, Allah akan berbuat baik kepadanya.
Disebutkan di dalam hadits...
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَريقَاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً
"Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.
Dalam menyingkirkan gangguan di jalan, manusia terbagi menjadi 3 golongan.
1. Orang yang bukan menyingkirkan, tapi justru membuat gangguan di jalan
2. Orang yang membiarkan gangguan di jalan.
3. Orang yang tidak membiarkan adanya gangguan di jalan.
Kadang membiarkan gangguan bisa menyebabkan kematian. Kalau seperti ini hukumnya wajib.
Orang yang menyingkirkan gangguan dari jalan, Allah akan masukkan dia ke dalam surga.
Rasulullah bersabda,
مَرَّ رجلٌ بغُصْنِ شجرةٍ على ظَهْرِ طريقٍ ، فقال : والله لَأُنَحِّيَنَّ هذا عن المسلمينَ ، لا يُؤْذِيهِم ، فأُدْخِلَ الجنةَ
Seorang lelaki berjalan melewati sebuah dahan teronggok di tengah jalan, lalu dia berkata "Demi Allah aku akan singkirkan ini dari kaum muslimin sehingga tidak mengganggu mereka...". Maka laki-laki itu akan masuk ke dalam surga.
9. Jangan pernah menganggap suatu amalanan remeh.
Ada orang yang masuk surga karena memberi minum anjing, namun ada pula yang masuk neraka karena mengurung kucing dan membiarkannya kelaparan.
Nabi bersabda,
لا تَحقِرَنَّ مِنَ المَعْرُوف شَيْئًا، وَلَو أنْ تَلقَى أخَاكَ بوجهٍ طليقٍ رواه مسلم
Jangan sekali-kali engkau meremehkan kebaikan sedikit pun, walau bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang ceria.
10. Pentingnya keikhlasan dalam amalan. Karena amal iman akan teranggap di sisi Allah dengan ikhlas. Orang yang menyingkirkan gangguan dari jalan utk pujian manusia maka dia tidak akan dapat pahala.
11. Pentingnya rasa malu dalam hati seorang mukmin. Rasulullah bersabda,
الحياء خير كله
Rasa malu itu kebaikan, semuanya.
الحياء لا يأتي الا خير
Rasa malu itu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.
Rasa malu yang paling berhak untuk ditunaikan adalah rasa malu kepada Allah, malu bermaksiat kepadanya.
Rasulullah bersabda,
الاستحياء من الله حق الحياء
Rasa malu yang kepada Allah adalah rasa malu yang sesungguhnya.
12. Dorongan untuk mempelajari ilmu syar'i.
Di dalam hadits ini Rasulullah menjelaskan cabang iman kepada umatnya. Padanga terdapat isyarat untuk mempelajari agama.
13. Bahwa cabang keimanan ada yg terkait dengan hati, ada yg dengan lisan dan ada yang terkait dengan anggota badan. Oleh karena para ulama mendefiniskan iman sebagai
قول باللسان واعتقاد بالجنان، وعمل بالأركان.
Ucapan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan amalan dengan anggota badan.
Madinatun Nabi, 2/1/2024
WMB.
Umroh bareng Lan Tabur Solo
#umrohterpercaya
#lantabur