Bagaimana Mencari Keberkahan dari Al-Quran?
Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullah menjelaskan bahwa:
القرآن مبارك، وليس من التبرك المشروع به تعليقه على الأبدان أو في البيوت والسيارات على هيئة التمائم، وإنما تنال بركة القرآن بتلاوته وتدبره والعمل به والاسترقاء به
“Al-Quran itu diberkahi oleh Allah, namun bukan termasuk hal yang diperbolehkan oleh syariat yaitu tabarruk (mencari keberkahan) dari Al-Quran dengan menggantungkannya di badan, di rumah, atau di mobil dengan memperlakukannya seperti jimat.
Keberkahan Al-Quran itu diraih dengan membacanya, mentadaburinya, mengamalkannya, dan juga berobat dengannya.”
Beliau juga membawakan perkataan Ibnu Al-Haaj rahimahullah:
فتعظيم المصحف، قراءته، والعمل بما فيه، لا تقبيله ولاالقيام إليه كما يفعل بعضهم في هذا الزمان
“Mengagungkan mushaf Al-Quran itu dengan membaca dan mengamalkan isinya. Bukan dengan menciumnya, atau dengan berdiri (memberikan penghormatan) kepadanya sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang di zaman ini.” (Al-Madkhal li Ibn al-Haaj, 1/263)
Dan juga perkataan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:
والقرآن كله مبارك، لكنه بتلاوته وتفقد معانيه والعمل به، لا بأن يعلق على الجدران ويكون كالمتاحف
“Keseluruhan Al-Quran itu diberkahi. Akan tetapi (cara mendapatkan keberkahan darinya) adalah dengan membacanya, mempelajari (mengkaji) makna-maknanya, dan juga dengan mengamalkannya. Bukan dengan menggantungkannya (memajangnya) di dinding-dinding, sehingga menjadi seperti museum.” (Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, 4/2)
(Faedah dari Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili dalam Daurah Syar’iyyah ke-8 di Mahad Imam Bukhari Solo)
Ustadz muadz mukhadasin