KUNCI KEMENANGAN UMAT ISLAM
Oleh: Al-Allamah Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu dengan Syarah/penjelasan Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu
✅ Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata: "Sesungguhnya kepemimpinan umat Islam dan kemuliaan serta kemenangan mereka akan terwujud dengan bertakwa kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya, menolong agama-Nya serta bersatunya mereka di atas tauhid dan ketaatan kepada Nya."
▶️ Inilah pandangan yang benar (tentang kunci kemenangan) yang wajib dipahami (oleh kaum muslimin). Kebanyakan dari kita sekarang (hanya) melihat ukuran kemenangan seperti pandangan musuh-musuh kita. Dan jika pandangan serta tolok ukur kita sama dengan pandangan serta tolok ukur musuh-musuh kita, maka ini adalah awal dari kehancuran.
Maksudnya bahwa tolok ukur kemenangan menurut umat Islam (yang sesungguhnya) itu berkaitan erat dengan berpegang teguhnya kaum muslimin dengan agama Allah (tauhid dan sunnah). Adapun jika hal ini diabaikan, maka pertolongan Allah untuk kaum muslimin akan tertinggal.
Faktor materi (senjata militer) itu perlu dalam kaca mata agama Islam. Namun itu pada tahapan kedua bukan yang pertama. Yang pertama adalah iman dan amal shalih.
Imam Bukhari meriwayatkan (dalam shahihnya bab amal shalih sebelum berperang) dari Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu beliau berkata: Sesungguhnya kalian berperang dengan amal perbuatan kalian.
Allah berfirman:
وَلَیَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن یَنصُرُهُ
"Sungguh Allah menolong orang yang menolong (agama)-Nya. (QS. Al-Hajj: 40)
Imam Al-Qurthubi rahimahullahu berkata: Inilah faktor kemenangan dan syaratnya. Dan ini tidak ada di dalam diri kita. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un atas musibah yang menimpa kita. Bahkan tidak tersisa dari Islam melainkan nama/tulisannya, karena banyaknya kerusakan (terutama syirik dan bid'ah) dan kezhaliman serta sedikitnya petunjuk, sehingga musuh menguasai timur dan barat, lautan dan daratan, fitnah merajalela, bencana dimana-mana. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kecuali Allah. (Tafsir Al-Qurthubi 3/256)
(Diringkas dari kitab Al-Udwan Al-Ghasyim 'Ala Ghaza Hasyim hal. 95- 99 oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu)