Perhatian Kepada Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)
Pada dars malam ini sebelum Shalat Isya, Syaikh Prof. Dr. Husain al-‘Awaisyah حفظه الله menekankan pentingnya Tazkiyatun Nafs. Nasehat ini beliau sampaikan diujung pembahasan ayat terakhir Surat Al-Fatihah, khususnya maksud dari shirath (الصراط).
Berbicara shirath maka kelak manusia mendapatkan cahaya sesuai kadar amalannya.
- Diantara manusia ada yang mendapatkan cahaya sebesar gunung yang berada disisinya
- Diantara mereka ada yang mendapatkan cahaya lebih besar dari gunung
- Diantara mereka ada yang mendapatkan cahaya sebesar pohon kurma yang berada di sebelah kanannya
- Diantara mereka ada yang mendapatkan cahaya lebih kecil dari pohon kurma yang berada di sebelah kanannya
- Dan sampai yang terakhir ada yang mendapatkan cahaya pada jempol kakinya, terkadang menyala dan terkadang padam. Jika menyala dia berjalan dan jika padam dia hanya bisa berdiri tidak bisa melanjutkan perjalanannya di atas shirath.
Kemudian dikatakan kepada manusia, “Berjalanlah sesuai kadar cahaya kalian !”
- Diantara mereka ada yang melewatinya secepat kilat, secepat kedipan mata
- Diantara mereka ada yang melewatinya secepat bintang yang jatuh
- Diantara mereka ada yang melewatinya secepat angin
- Diantara mereka ada yang melewatinya seperti burung
- Diantara mereka ada yang melewatinya seperti kuda yang berlari
- Diantara mereka ada yang melewatinya seperti seseorang yang berlari-lari kecil
- Diantara mereka ada yang melewatinya seperti seseorang yang sedang berjalan
Hendaknya seseorang mengingat dan menghadirkan di dalam hatinya bahwa dia akan berjalan di atas shirath (jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam), dan kondisinya tidak keluar dari yang disebutkan. Ketika ini tertanam pada seorang mukmin, maka dia akan takut membiarkan dirinya terjatuh ke dalam maksiat, ke dalam ghibah, namimah dan tentunya takut terjatuh ke dalam kesyirikan dan kebid’ahan. Masalahnya kita kurang dalam tazkiyatun nafs.
Inilah Islam, agama rahmah, agama thuma’ninah (ketenangan), agama yang ada kenikmatan dalam tangisan saat munajat kepada Allah. Bersungguh-sungguhlah untuk melakukan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) !
Akhukum Noviyardi Amarullah
Jakarta, 13-6-1445 H / 26-12-2023