Di antara sebab keberkahan makanan
———————————————————-
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :
“Di antara sebab keberkahan, seorang tidak menimbang makanan di rumah, yakni misalnya ia datang dengan sekantong beras utk di rumah, ia tidak menimbangnya; karena jIka ditimbang dicabut darinya keberkahan. Ia ambil setiap hari yg dibutuhkan tanpa menimbangnya dan melihatnya (takarannya). Demikianlah Sunnah Nabi yg datang”. (Bulughul Maram, Syarah Kitab Shalat)
Ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha,
كان عِندي شَطْرُ شَعيرٍ، فأكلْتُ منه حتَّى طال علَيَّ، فكِلْتُه ففَنِيَ
Dulu padaku ada setengah gandum, aku menghabiskannya dalam waktu cukup lama. Lalu aku menimbangnya dan ternyata cepat habis.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini utk keperluan yg akan dimasak di rumah atau yang akan diinfakkan. Adapun untuk jual beli, mengeluarkan zakat dan semisalnya maka keberkahan adalah dengan menimbangnya sebagaimana hadits Nabi shallallahu alaihi wa salam,
كِيلُوا طَعامَكمْ فإنَّ البَرَكةَ في الطعامِ الْمَكِيلِ
“Timbanglah makanan kalian; karena keberkahan ada pada makanan yg ditimbang”. (Shahihul Jami’, 4599)
Dalam riwayat Bukhari,
كِيلُوا طَعامَكُمْ يُبارَكْ لَكُمْ
“Timbanglah makanan kalian, maka akan diberkahi utk kalian”.
Dengan demikian kedua hadits yang nampaknya bertentangan dapat dikompromikan. Wallahualam a’lam.
—————————-
Lihat : https://dorar.net/hadith/sharh/70676
[R@R031223]