*ULAMA DAN AL-QUR'AN DI BULAN RAMADHAN*
Kita mungkin sudah pernah mendengar ungkapan,
كان خالد بن الوليد يمسك بالمصحف ويقول باكيا:
Dahulu Khalid bin Al-Walid ketika menggenggam Al-Qur'an, sembari menangis beliau berujar,
شغلنا عنك الجهاد
Kami terlalaikan darimu lantaran jihad
ما أجمله من عذر!
Duhai, betapa bagusnya alasan beliau!
أما نحن الان فنمسك المصحف ونقول:
Adapun kita saat ini di zaman ini, memegang Al-Qur'an dan mengatakan,
شغلنا عنك الجهاز
Kita terlalaikan darimu lantaran jihaz (Gadget)
ما أقبح من عذر!
Duh, alangkah jeleknya alasan ini !
BEGINILAH PARA ULAMA BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR'AN
Al-'Allamah Ibnu 'Utsaimin Rahimahullah berkata,
وكان بعض أهل العلم في رمضان وهو في وقت تلاوة القرآن يجعل معه دفترًا خاصًا ، كلما قرأ شيئًا واستوقفته آية من كتاب الله فيها معانٍ كثيرة أو ما أشبه ذلك قيَّدها بالدفتر ، فلا يخرج رمضان إلا وقد حصل خيرًا كثيرًا من معاني القرآن الكريم .
Sejumlah ulama saat bulan Ramadhan, di kala mereka membaca Al-Qur'an, mereka membawa suatu catatan khusus. Setiap kali mereka membaca ada sejumlah ayat yang memiliki multimakna atau yang semisal, maka mereka pun berhenti membacanya, lalu mencatatnya di dalam catatan tadi. Ketika Ramadhan berlalu, mereka pun memperoleh kebaikan yang berlimpah dari makna-makna ayat di dalam Al-Qur’an Al-Karim.
ولقد رأيتُ كُتيبًا صغيرًا للشيخ عبدالرحمن السعدي -
رحمه الله -
Saya pernah melihat sebuah buku kecil milik Syaikh 'Abdurrahman As-Sa'di Rahimahullah.
يقول : إنه كتبه في رمضان وهو يقرأ القرآن ، تمر به آية فيقف عندها، ويتدبرها ، ويكتب عليها فوائد لا تجدها في أي تفسير .
Syaikh As-Sa'di menyampaikan bahwa beliau menulis buku tersebut di bulan Ramadhan saat sedang membaca Al-Qur'an. Setiap berlalu suatu ayat, beliau pun berhenti sejenak, berusaha meresapi maknanya, lalu menuliskan faidah-faidahnya yang tidak ada di dalam buku tafsir.
فلهذا ابن القيم رحمه الله - حَثَّ على تدبر القرآن لمن أراد الهدى.
Karena itulah, Ibnul Qoyyim Rahimahullah mendorong untuk mentadabburi (merenungkan) Al-Qur’an bagi siapa saja yang menginginkan petunjuk.
وشيخه ابن تيمية رحمه الله - قال من تدبر القرآن طالبًا للهُدى منه تبين له طريق الحق.
Guru beliau, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah pernah mengatakan, "Barangsiapa _mentadabburi_ Al-Qur’an dalam rangka mencari petunjuk, niscaya akan menjadi jelas dan terang jalan kebenaran baginya."
فاشترط شيخ الإسلام
رحمه الله - شرطين : التدبر ، وطلب الهدى ، لأنه ربما تدبر ، ولم يقصد طلب الهدى ، ولكن يريد معرفة معاني القرآن فقط ،ماتريد أن تَهْدِي به وتجعله نبراسًا لك تسير عليه ،
Di sini, Syaikhul Islam memberikan dua syarat, yaitu,
1️⃣ Tadabbur (merenungkan Al-Qur’an), dan
2⃣ Mencari petunjuk.
Karena, apabila dia hanya merenungkan saja namun tidak bertujuan mencari petunjuk, hanya ingin tahu makna-makna ayat di dalam Al-Qur’an saja, ini tidak ubahnya seperti orang yang tidak mau berpetunjuk dengan Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai pelita jalannya.
فإذا تدبرته، وأنت تريد الهدى منه ، وتريد أن تجعل القرآن نبراسًا لك تسير عليه ، تبين لك طريق الحق.
Namun, jika anda mentadabburinya sekaligus bertujuan mencari petunjuk, Anda ingin menjadikan Al-Qur’an sebagai pelita jalan Anda, maka akan terang bagi Anda jalan kebenaran.
[ 📚 Syarh Al-Kafiyah asy-Syafiyah fil Intishari Lil Firqatin Najiyah (I/503-4) ]
👤 @abinyasalma
🌍 WAG Masjid Al-Ikhlas Cengkareng