Kamis, 28 Mei 2020

TAKHRIJ HADITS DOA MASUK PASAR

TAKHRIJ HADITS DOA MASUK PASAR

Lafadz haditsnya sebagai berikut :
ﻣَﻦْ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺴُّﻮﻕَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳﻚُ ﻟَﻪُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَﻟَﻪُ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻳُﺤْﻴِﻰ ﻭَﻳُﻤِﻴﺖُ ﻭَﻫُﻮَ ﺣَﻰٌّ ﻻَ ﻳَﻤُﻮﺕُ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻰْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﺃَﻟْﻒَ ﺃَﻟْﻒِ ﺣَﺴَﻨَﺔٍ ﻭَﻣَﺤَﺎ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻟْﻒَ ﺃَﻟْﻒِ ﺳَﻴِّﺌَﺔٍ ﻭَﺭَﻓَﻊَ ﻟَﻪُ ﺃَﻟْﻒَ ﺃَﻟْﻒِ ﺩَﺭَﺟَﺔٍ
“Barangsiapa yang masuk pasar, lalu berdoa : “Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi, kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah pemilik kerajaan yang segala pujian, Yang menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia Maha Hidup tidak akan mati, di-Tangan-Nya segala kebaikan. Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu”. Allah Ta'ala akan membalasnya 1000-1000 (1 juta) kebaikan, dihapuskan kesalahan sebanyak 1 juta kesalahan dan diangkat derajatnya 1 juta derajat”.
============================
TAKHRIJ HADITS:

Hadits ini diriwayatkan melalui beberapa jalan yaitu :
1. Dari Amirul mukminin Umar bin Khothob Radhiyallahu Anhu. Haditsnya diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam “Sunannya” (no. 3756) , Imam Darimi dalam “Sunannya” (no. 2748) , Imam Al Hakim dalam “Al-Mustadrok” (no. 1930), Imam Abdu bin Humaid dalam “Al Musnad” (no. 2) , dari jalan Al Azhar bin Sinaan dari Muhammad bin Waasi’ dari Salim bin Abdullah bin Umar  dari Bapaknya Ibnu Umar dari Bapaknya Umar bin Khothob  dari Nabi Shalallahu alaihi wa salam.

Kemudian Imam Tirmidzi dalam “Sunannya” (no. 3757) , Imam Ibnu Majah dalam “Sunannya” (no. 2320) , Imam Ath-Thoyaalisiy menulis dalam “Musnadnya” (no. 11) dari jalan Hammad bin Zaid dari ‘Amr bin Dinar dari Salim dan seterusnya.

Kedudukan sanad :
Jalan pertama terdapat didalamnya perowi yang bernama Al Azhar bin Sinaan, Imam Ahmad menilainya Layyin, Imam Ibnu Madini menilai haditsnya sangat lemah jika meriwayatkan dari Muhammad bin Waasi (dalam masalah ini, ia meriwayatkan dari Ibnu Waasi’), kemudian yang menilainya lemah lagi adalah Imam As-Saji dan Imam Ibnu Syahiin. Penilaian agak positif diberikan oleh Imam Ibnu Ady, beliau berkata :
ﺃﺣﺎﺩﻳﺜﻪ ﺻﺎﻟﺤﺔ ﻟﻴﺴﺖ ﺑﺎﻟﻤﻨﻜﺮﺓ ﺟﺪﺍ ﻭ ﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻪ ﺑﺄﺱ
“Hadits-haditsnya baik, tidak mungkar sekali, aku berharap ia perowi yang tidak mengapa (untuk meriwayatkan haditsnya)”.

Sehingga barangkali kesimpulan yang khusnu Dzhon kepadanya, Azhar ini perowi yang bisa dijadikan penguat. Kemudian perowi diatasnya adalah para perowi tsiqoh.

Adapun jalan yang kedua didalamnya terdapat perowi yang bernama ‘Amr bin Diinar Aluu Zubair, para ulama mendoifkannya.

Namun Imam Al Hakim dalam “Al-Mustadrok” (no. 1931) menulis mutaba’ah untuk Azhar yaitu  dari Abdullah bin Wahhab, akhbaronii Umar bin Muhammad bin Zaid dari seorang laki-laki penduduk Bashroh dari Saalim dan seterusnya. 

Umar bin Muhammad seorang perowi tsiqoh, perowi Bukhori-Muslim. Hanya saja sanad ini Mubham karena ada perowi yang tidak disebutkan namanya, kalau yang dimaksud dengan penduduk Bashroh adalah Muhammad bin Waasi’, maka jelas sanad ini
Shahih, karena Ibnu Waasi’ adalah penduduk Bashroh, namun jika bukan dia, maka sanad ini masih majhul dan besar harapan hadits ini Hasan karena saling menguatkan wallahu a’lam.

2. Dari Shahabi Jaliil Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhumaa. Diriwayatkan oleh Imam Hakim dalam “Al Mustadrok” (no. 1933), dari jalan Masruuq bin Marzabaan dari Hafs bin Ghiyaats dari Hisyaam bin Hasaan dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar dari Nabi shalallahu alaihi wa salam.

Kedudukan sanad :
Masruuq dinilai shoduq oleh Al Hafidz dalam “At-Taqriib” sedangkan perowi lainnya adalah para perowi tsiqoh, perowi Bukhori-Muslim. Oleh karenanya setelah meriwayatkan hadits ini Imam Al Hakim berkata :
ﻫﺬﺍ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﺻﺤﻴﺢ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻁ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺮﺟﺎﻩ ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
“Sanad ini shahih atas syarat Bukhori-Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkan dalam kitabnya. Wallahu a’lam”.

Namun yang lebih mendekati sanadnya hasan saja, karena Masruuq hanya perowi shoduq. Wallahu a’lam.

3. Dari Shahabi jaliil Abdullah bin ‘Amr bin Ash Radhiyallahu Anhumaa. Ditakhrij oleh Imam Baghowi dalam “ Syarhus Sunah ” (2/458) dari jalan Humaid bin Zanjuwaih dari Utsman bin Sholih dari Ibnu Luhaiyah dari Abu Qobiil Huyai bin Hanii dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash  bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda :
ﻣَﻦْ ﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴُّﻮﻕِ ﻣُﺨْﻠِﺼًﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﻏَﻔْﻠَﺔِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ، ﻭَﺷُﻐْﻠِﻬِﻢْ ﺑِﻤَﺎ ﻫُﻢْ ﻓِﻴﻪِ ، ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﺃَﻟْﻒَ ﺃَﻟْﻒِ ﺣَﺴَﻨَﺔٍ ، ﻭَﻟَﻴَﻐْﻔِﺮَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻟَﻢْ ﺗَﺨْﻄُﺮْ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﻠْﺐِ ﺑَﺸَﺮٍ
“Barangsiapa yang berdzikir di pasar, ketika manusia lalai karena kesibukan mereka (dalam berdagang), Allah Ta'ala akan menuliskan baginya 1 juta kebaikan dan Allah Ta'ala akan mengampuninya pada hari kiamat dengan ampunan yang belum pernah terbetik dihati manusia”.

Kedudukan sanad :
Sanad ini memiliki minimal 2 cacat, yaitu Ibnu Luhaiyah seorang yang mukhtalith (setelah terbakar kitabnya) dan yang kedua Abu Qobiil tidak bertemu dengan sahabat Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu Anhu karena Abu Qobiil wafat pada tahun 145 H sedangkan Ibnu Amr’ Radhiyallahu Anhu wafat tahun 65 H, sehingga terpaut beberapa tahun masa hidup mereka berdua. Oleh sebab itu sanad ini lemah. Wallahu a’lam.

Kesimpulan akhirnya adalah hadits doa masuk pasar diatas minimalnya Hasan, sebagaimana penilaian Imam Al Albani di beberapa kitabnya. Sehingga layak dijadikan amalan. 

Semoga kita semuanya dapat mengamalkan hadits ini ketika pergi ke pasar dan mendapatkan jutaan kebaikan dari Rabb kita Yang Maha Pengasih lagi Pemurah. Amiin

www.nenotriyono.com