TINGKAT KEAKURATAN MIMPI TERGANTUNG TINGKAT KEJUJURAN ORANG YANG MIMPI TERSEBUT
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا
"Yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur ucapannya." (HR. Muslim).
Prof. DR. Khâlid as-Sabt hafizhahullah menjelaskan makna hadits diatas :
"Tingkatan kebenaran mimpi tergantung tingkat kejujuran orangnya, oleh karena itu para ulama mengatakan :
✓ para Nabi mimpinya itu benar secara pasti, karena setan tidak bisa mempermainkannya.
✓ mimpinya orang sholih yang istiqomah secara umum itu benar. Kadang mungkin ada kekeliruan, kadang mungkin ada gangguan setan, namun umumnya mimpinya itu jujur dan benar.
✓ orang yang fasik lagi fajir, umumnya mimpinya dari setan, dari permainan setan kepada mereka.
✓ adapun orang kafir, maka para ulama mengatakan, jarang sekali mimpinya benar, namun bisa saja mimpinya benar, seperti kisah raja dalam sirah Nabi Yusuf alaihis salaam :
إِنِّي أَرَى سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ
"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus." (QS. Yusuf : 43).
Raja tersebut tidak bertauhid, namun mimpinya dalam hal ini benar, akan tetapi (kebenaran mimpi orang kafir) jarang terjadi. Wallahu a'lam."
www.nenotriyono.com