Selasa, 05 Mei 2020

Sepenggal kisah Khabbab Ibnu Al Arat

Sepenggal kisah Khbbab Ibnu Al Arat

Syaikh Shafiyyurahman al Mubarakfury rahimahullah menuturkan :

وَكَانَ خَبَّابُ بْنُ الْأَرَتِ مِمَّنْ سُبِيَ فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ فَاشْتَرَتْهُ أُمُّ أَنْمَار بِنْتُ سِبَاعٍ الْخُزَاعِيَّةُ  وَكَانَ حَدَّاداً  فَلَمَّا أَسْلَمَ عَذَبَتْهُ مَوْلَاتُهُ بِالنَّارِ كَانَتْ تَأْتِيْ بِالْحَدِيْدَةِ الْمُحَمَاةِ فَتَجْعَلُهَا عَلَى ظَهْرِهِ لِيَكْفُرَ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَكُنْ يَزِيْدُهُ ذَلِكَ إِلَّا إِيْمَاناً وَتَسْلِيْماً وَكَانَ الْمُشْرِكُوْنَ أَيْضاً يُعَذِّبُوْنَهُ فَيَلْوُوْنَ عُنُقَهُ وَيَجْذِبُوْنَ شَعْرَهُ  وَقَدْ أَلْقَوْهُ مِرَاراً عَلَى فَحْمِ النَّارِ ثُمَّ وَضَعُوْا عَلَى صَدْرِهِ حَجَراً ثَقِيْلاً حَتَّى لَا يَقُوْمُ.
 
Khabbab Ibn Al Arat radhiyallahu 'anhu termasuk tawanan dimasa Jahiliyyah, ia dibeli oleh Ummu Anmar bintu Siba' al Khuza'iyyah, Khobbab seorang yang berprofesi pandai besi. Ketika masuk islam, ia pun disisksa oleh majikannya dengan api. Pernah majikan perempuannya tersebut membawakan besi yang panas, lalu diletkannya di punggungnya agar ia mau kufur kepada Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Namun siksaan siksaan itu juatru menambah keimanan dan sikap pasrah. Orang orang musyrik juga ikut menyiksanya, mengikat lehernya, menarik rambutnya bahkan melemparkannya kedalam bara api berkali kali, kemudian mereka meletakan batu yang berat diatas dadanya, hingga ia tidak bisa berdiri” (Raudhatul Anwar, hal. 39) 

Khabbab radhiyallahu 'anhu pernah bercerita seraya mengenang kawan seperjuangannya, sahabat yang dicintainya, seorang yang asalnya bangswan, pemuda tampan kaya raya,  putra seorang konglomerat, namun saat masuk islam dan gugur sebagai syahid di medan Uhud tidak ada kain kafan yang sempurna untuk membungkus jasadnya yang mulia :

هَاجَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُرِيدُ وَجْهَ اللَّهِ فَوَقَعَ أَجْرُنَا عَلَى اللَّهِ فَمِنَّا مَنْ مَضَى لَمْ يَأْخُذْ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئًا مِنْهُمْ مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ قُتِلَ يَوْمَ أُحُدٍ وَتَرَكَ نَمِرَةً فَكُنَّا إِذَا غَطَّيْنَا بِهَا رَأْسَهُ بَدَتْ رِجْلَاهُ وَإِذَا غَطَّيْنَا رِجْلَيْهِ بَدَا رَأْسُهُ فَأَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُغَطِّيَ رَأْسَهُ وَنَجْعَلَ عَلَى رِجْلَيْهِ شَيْئًا مِنْ إِذْخِرٍ وَمِنَّا مَنْ أَيْنَعَتْ لَهُ ثَمَرَتُهُ فَهُوَ يَهْدِبُهَا

Kami telah berhijrah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan hanya mengharapkan ridla Allah, dan kami telah mendapatkan pahala di sisi Allah. Lalu diantara kami ada yang meninggal lebih dahulu sebelum menikmati pahalanya sedikitpun (di dunia ini), diantaranya adalah Mus'ab bin Umair, dia terbunuh di medan Perang Uhud dan dia hanya meninggalkan selembar kain, apabila kami gunakan untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut maka kakinya terbuka keluar dan bila kakinya yang hendak kami tutup kepalanyalah yang terbuka. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut sedangkan kakinya kami tutup dengan dedaunan idzhir. Dan diantara kami ada juga yang telah memetik hasil usahanya (didunia ini) ". (HR Bukhari : 155 dan 3897).

Khabbab radhiyallahu anhu yang pernah mengatakan bagaimana beratnya penderitaan :

شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ فَقُلْنَا أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو لَنَا فَقَالَ قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهَا فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ فَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَاللَّهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ

kami pernah mengeluhkan penderitaan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang ketika itu beliau beralaskan kain panjangnya di naungan ka'bah. Maka kami mengadu; 'Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa untuk kami? ' maka beliau bersabda; "Sungguh sebelum kalian ada orang yang diringkus kemudian digalikan lubang baginya dan ia ditimbun disana, lantas didatangkan gergaji dan diletakkan di kepalanya, sehingga kepalanya terbelah menjadi dua, dan ada yang disisir dengan sisir besi sehingga memisahkan tulang dan dagingnya namun semua siksaan itu tidak memalingkannya dari agamanya, demi Allah, perkara ini akan sempurna sehingga seorang pengendara bisa berjalan dari Shan'a hingga Hadramaut, dan ia tidak khawatir selain kepada Allah dan srigala yang akan menerkam kambingnya, namun kalian ini orang yang suka tergesa-gesa. (HR Bukhari : 3612)
Ust abu Ghozie as sundawie