📖 CATATAN SIDUTA KLATEN
(Mutiara-mutiara faidah dari kitab ATSARUDZ DZUNUB 'ALAL AFROD WASY SYU'UB karya Syaikh Masyhur Hasan aalu Salman)
#AKIBAT_BURUK PERBUATAN DOSA BAGI PENUNTUT ILMU
"Diantara hal yang mengagumkan dari Taqdir Allah dan kebijaksanaan-Nya serta kekuasaan-Nya adalah: Adanya orang yang bergelimang maksiat padahal dia termasuk orang dianugerahi ilmu yang cukup untuk menjauhi dosa dan pengetahuan akan akibat buruk kemaksiatan serta pemahaman akan jebakan-jebakan syaithan. Apalagi jika dia adalah penuntut ilmu sekaligus da'i yang menyeru manusia kepada Allah, yang dia mendapati ujian besar dalam berdakwah, dan manusia mendapat manfaat dari dakwahnya, bahkan para pelaku maksiat bertaubat melalui perantaranya, orang-orang kafir masuk islam karena sebab dakwahnya, dan dia juga berhasil mengembalikan orang yang sesat kembali ke jalan hidayah. Tapi dia sendiri malah tidak mampu untuk mencegah dirinya dari perbuatan dosa saat dalam keaadan sendiri.
Saya tidak sedang membahas dosa-dosa kecil yang semua orang tidak bisa sepenuhnya selamat darinya. Namun pembicaan kita adalah tentang perbuatan dosa yang dilakukan dengan sengaja dan terus menerus diulangi, yang demikian ini sungguh amat besar akibat buruknya. *Hukuman pertama bagi pelaku dosa seperti ini adalah: dicabutnya ilmu, dan rusaknya akal serta jatuhnya ia ke jurang kebodohan dan kelemahan akal, sehingga ilmu yang ada padanya hanya akan membuahkan kerugian baginya*."
📕 Atsarudz Dzunub 'alal Afrod wasy Syu'ub, hal: 170.
"Demikianlah hukuman bagi pemikul ilmu yang fasiq, Allah akan menancapkan kefasikan ke dalam hatinya hingga dia lupa dengan kelezatan ilmu dan keindahannya serta dibuat lupa dari tujuan utama dari menuntut ilmu yaitu keselamatan di akhirat. Sehingga dia pun terperosok ke dalam jurang fitnah dan kemaksiatan hingga ilmunya disalah gunakan untuk mencari kesenangan dunia dan kerendahan syahwat.
Diantara pelajaran besar yang dikisahkan dalam al-Qur'an berupa kisah tentang orang yang diberi anugerah ilmu namun ia campakkan ke belakang dan dia memilih untuk cenderung kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ▪ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan bacakanlah kepada mereka kisah tentang orang-orang yang Kami anugerahkan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat tersebut sehingga ia diikuti oleh syaithan dan ia pun menjadi sesat. Jika Kami menghendaki tentu akan Kami angkat dia dengan ayat-ayat Kami, tapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya, permisalan baginya seperti anjing yang menjulurkan lidah, sama saja bagimu untuk memanggilnya atau membiarkannya ia tetap seperi itu. Demikianlah permisalan bagi orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat Kami, maka ceritakanlan kisah-kisah itu agar mereka mau berfikir" (QS. Al-A'raf: 175-176)
Perhatikanlah! Betapa buruk keadaannya, dia dulunya berilmu kemudian sekarang diliputi oleh kehinaan, tertutup baginya jalan ketaatan dan keutamaan, dia cenderung kepada dunia disebabkan menyengaja melepaskan dirinya dari ilmu yang bermanfaat dan lebih memilih kegelapan dari pada hidayah, hingga akhirnya ia diserupakan dengan anjing. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
Arti melepaskan diri pada ayat di atas adalah menyengaja tidak mengamalkan ilmunya."
📕 Atsarudz Dzunub 'alal Afrod wasy Syu'ub, hal: 176-177.
✍🏻 سلسلة الدروس في التوحيد
Ust Amir Al kadiry